27. Aneh

1.2K 106 3
                                    

_______

Aneh

Kata itulah yang menguasai pikiran Keysha saat ini, di hari terakhir mereka di puncak, Caca selalu menghindarinya, tidak berbicara apapun padanya bahkan bertatap mukapun enggan.

Keysha tidak menduga jika Caca akan sekesal itu padanya, sejak kejadian itu, Caca tidak pernah lagi berteguran dengannya.

Apa dia benar-benar marah? Keysha tidak tahu, apa yang membuat Caca bisa semarah itu padanya, beberapa kali Keysha mengajaknya berbicara bebarapa kali juga Caca menghindarinya.

Dan lagi, cowok dengan bandana di lengan kirinya dan jaket Hoodie yang selalu menutupi seragam nya akhir-akhir ini juga menghilang.

Sejak semalam hingga detik ini, Keysha tidak melihat wajah Gilang lagi, ntah apa yang terjadi Keysha tidak tahu.

Keysha bukannya peduli, hanya saja dia merasa sedikit aneh, bisanya Gilang selalu menghampirinya walupun hanya untuk menanyakan keadaannya dan melihat wajahnya.

Setelah membereskan semua alat perkemahan dan membersihkan sampah di area perkemahan seluruh murid langsung di kumpulkan.

16:32

Begitulah yang Keysha lihat saat dia melirik jam tangannya, matahari pun sudah beranjak turun dari tahtanya.

Dengan bantal leher Doraemon yang ada di tangannya, Keysha mendengarkan panitia yang sedang memberikan sedikit informasi dan salam penutup untuk mengakhiri acara singkat mereka.

Anya dan Dila berada di sampingnya tengah sibuk berbisik bisik sedangkan Caca, dia berada jauh di depannya bersama dengan lola.

Sedangkan Gilang, sejak tadi dia tidak melihat Gilang, mungkin berada di barisan paling belakang bersama anak laki-laki lain dari kelasnya.

"Terimakasih untuk seluruh siswa siswi SMA Nusantara yang sudah mengikuti acara ini hingga akhir, semoga dengan kegiatan kita yang singkat ini, banyak pelajaran yang dapat kita ambil, saya selaku kepala panitia persama sekaligus ketua OSIS SMA Nusantara mengucapkan terimakasih banyak serta meminta maaf seandainya ada salah kata atau salah perbuatan dalam menjalankan tugas, saya akhiri wassalamuallaikum Wr. Wb."

Setelah penyampaian kata penutup dari ketua OSIS SMA Nusantara selesai, semua murid di arahkan untuk menaiki bus yang sama seperti saat mereka berangkat.

Keysha duduk bersama Dila di bangku yang sama dan Caca bersama Anya yang juga di bangku yang sama seperti saat mereka berangkat.

Keysha menyapu pandangannya ke seluruh penjuru bus, dan terkejut saat menemukan Gilang yang duduk bersama Ibnu di belakang.

Untungnya Gilang tidak melihatnya, ia tengah asyik berbicara dengan Ibnu serta Toro yang sesekali menyembulkan kepalanya dari balik kursi milik Ibnu.

Keysha menghela nafas lalu kembali duduk dengan benar, sebenarnya Gilang kenapa? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Keysha.

Dila yang melihat Keysha sejak tadi tampak gelisa mengernyit bingung dan memilih untuk bertanya langsung.

"Key? Kenapa? Lo nggak enak badan?" Tanya Dila khawatir.

Keysha menggeleng lalu memasang kedua headsetnya di kedua daun telinganya, Dila mengangguk, dia mengerti jika sudah seperti itu, artinya Keysha tidak ingin diganggu.

Bus mulai berjalan perlahan, Keysha mengalihkan pandangannya ke luar jendela, sedikit demi sedikit bus menjauh dari area perkemahan mereka.

Senyum kecil terbit di bibir tipis Keysha, mengingat kembali berbagai macam kegiatan yang mereka lakukan di sana, satu hal yang Keysha dapatkan bahwa Tuhan menciptakan banyak tempat indah dan nyaman untuk dinikmati selain kamarnya.

Sejak dulu keysha sangat malas jika di ajak pergi berlibur atau sekedang jalan-jalan, yang pernah Keysha datangi hanyalah mall dan toko buku, itupun teman-temannya atau Kelvin yang memaksanya pergi.

Keysha terkejut kala tetes demi tetes hujan menabrak jendela bus, dia menatap ke arah langit yang sudah didominasi awan hitam itu.

Hujan semakin deras, dingin mulai menjalar di sekujur tubuhnya, untungnya Keysha mengenakan sweater Hoodie tebalnya, jadi bisa sedikit melindungi tubuhnya.

Lama menatap rintikan air hujan, Keysha memilih memejamkan matanya, memilih tidur berharap waktu bisa berjalan seribu kali lebih cepat.

***

"Tumben nggak duduk sama pujaan hati?" Tanya ibnu dengan nada menyindir.

Gilang mengernyit, pura-pura tidak tahu"siapa?" Tanyanya.

Ibnu mendengus "sok-sok gak tahu lagi, emang ada berapa pujaan hati Lo di sekolah ini?"

Gilang mengedikan bahunya, sekarang dia sedang malas membahas tentang hal semacam itu"lagi malas gue bahas yang gituan"

"Lah kenapa?" Ibnu terkekeh, Gilang berdecak malas yang membuat Ibnu menghentikan tawanya lalu menepuk-nepuk pundak Gilang.

"Cerita lah" kali ini Ibnu berujar dengan nada seriusnya, Ibnu memang tidak cukup berteman dekat dengan Gilang, Ibnu juga bukan tipe orang yang terlalu peduli pada urusan orang tapi Ibnu juga tidak suka melihat seseorang yang sudah dia anggap sebagai temannya menunjukan wajah lesu 'banyak masalah' di hadapannya. 

Gilang menatap Ibnu sebentar lalu menghela nafas panjang, ia melipat kedua tangannya di depan dada lalu menatap fokus ke arah bangku seseorang yang tak jauh di depannya.

"Menurut Lo kalau cowok sama cewek ngomong serius dan cuma ada mereka berdua, kira-kira lagi ngomongin apaan?"

Ibnu terdiam sebentar lalu terbahak yang membuat Gilang dan juga  siswa-siswi yang berada di dalam bus memandang Ibnu kesal, Ibnu refleks menutup menghentikan tawanya sembari memohon maaf"eh sorry..."

Setelah semuanya kembali tenang, Ibnu beralih menatap Gilang sembari menahan tawanya "Lo serius, galau cuma gara-gara itu?" Tanya ibnu tidak percaya.

Gilang berdecak" bacot Lo, tadi aja Lo suruh gue cerita!"

Ibnu terkekeh, sebenarnya ingin tertawa keras kalau saja dia tidak ingat sedang berada di mana.

"Sorry-sorry, maksud gue nggak gitu, cuma gue kaget aja sama pertanyaan Lo barusan" Gilang hanya mendengus yang membuat Ibnu tak mampu menahan kekehannya.

"Gini ya..menurut gue kalau cewek sama cowok udah ngomong serius dan cuma antara mereka berdua aja, kemungkinan yang mereka bicarakan banyak sih" Ibnu menjeda kalimatnya.

Gilang menatap Ibnu, menunggu Ibnu melanjutkan perkataannya.

"Contohnya...ya, masa depan mereka berdua kali atau rencana pernikahan atau yang lebih parah rencana bulan madu? Woi!"

Gilang memukul kepala Ibnu sadis yang membuat Ibnu meringis kesakitan"ngapa Lo geplak palak gue njir" protes Ibnu.

"Benerin otak Lo yang rusak" ucap Gilang sarkas.

"Otak Lo kali yang rusak, udah di kasih saran bukannya terimakasih" kesal Ibnu.

"Saran apaan? Yang ada gue tambah gerah!"

"Terserah deh salah Mulu gue!"

Gilang berdecak sedangkan Ibnu mendengus kesal, setelahnya tak ada lagi yang berniat membuka suara sebelum akhirnya terdengar suara rintikan hujan yang semakin lama semakin banyak menabrak jendela bus yang transparan.

"Eh Lang...dingin gini enaknya ngopi bareng doi" ucap Ibnu ngaur.

"Bacot!"

***

Hai gaisee....

Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita saya, jangan lupa tinggalkan jejak 😊😊

typo bertebaran, karna tidak ada revisi sebelum di publish, harap maklum🙏

MAGER [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang