05. Window

505 104 5
                                    


• Strange Place •




Di tengah pelajaran Pak Sungwoon, hujan mulai turun.

Sekarang masih jam pelajaran ketiga dan masih ada jam istirahat kedua serta jam pelajaran keempat, barulah jam pulang sekolah akan tiba.

Yonghee menghembuskan nafasnya pelan. Ekspresinya begitu kacau dengan berbagai pikiran di kepalanya lalu dahinya berkerut cemas. Ini baru jam pelajaran ketiga, kenapa harus hujan di saat seperti ini? Dia cemas, sangat cemas.

Jam istirahat kedua adalah waktu untuk Yonghee mengambil bungkusan rokok untuk geng Younghoon di semak yang berada di gerbang belakang sekolah. Itu adalah jadwalnya, setiap hari –selain bersekolah dengan jadwal semestinya.

Jika Younghoon bisa langsung membiarkannya pergi setelah membawakan bungkusan rokok milik mereka, Yonghee tidak akan menjadi secemas ini. Masalahnya, mereka selalu membuat kesalahan-kesalahan yang dituduhkan pada Yonghee agar mereka memiliki alasan mengapa Yonghee harus menerima perlakuan buruk dari mereka.

Sebenarnya dia lelah.

Ia tidak tau pasti apa yang melandasi Younghoon serta teman-temannya itu merisaknya.

Mungkin karena Yonghee lemah? Mungkin karena Yonghee terlihat begitu menyedihkan?

Entahlah, Yonghee tak bisa menebaknya sampai sekarang dan sering kali ia berfikir bahwa ia memang pantas mendapatkan perlakuan buruk seperti itu.

Tapi sebenarnya pun ia merasa bersyukur. Karena pelampiasan rasa sakitnya di berikan geng Younghoon padanya secara gratis, tanpa harus membuat dirinya menyakiti tubuhnya sendiri.

Karena hujan dan memikirkan segala kemungkinan yang terjadi jika kali ini ia melanggar jadwal ‘budak’ nya, Yonghee menjadi tidak fokus memerhatikan penjelasan dari Pak Sungwoon. Ia sibuk mencemaskan dirinya.
Yonghee menatap jam yang melingkar di tangan kirinya, hanya tersisa setengah jam lagi untuk istirahat kedua.

“Jadi, pada dasarnya…”

Yonghee mencoba kembali fokus memerhatikan Pak Sungwoon, mencoba menepis segala kemungkinannya dan mencoba menerima apapun yang akan terjadi pada dirinya nanti. Bukankah sudah biasa dirinya mendapatkan kekerasaan dari geng itu? Tapi kenapa dia selalu takut setengah mati seperti ini setiap jadwal per ‘budak’ kannya akan datang.

Meski seperti apapun ia mencoba menghindarinya, dia tidak akan bisa lepas dari jeratan itu bukan? Kecuali dia pergi selamanya dari dunia ini, mungkin saat itu, barulah Younghoon bisa menyudahi apa yang ia lakukan pada Yonghee.

Berulang kali mencoba fokus pada Pak Sungwoon akhirnya kalah dari fikirannya sendiri.

Yonghee menghembuskan nafasnya pelan. Memutar kepalanya kearah jendela yang berada tepat di sampingnya.

Hujan turun dengan deras sampai bulir-bulir airnya memercik ke kaca jendela. Beberapa di antaranya jatuh perlahan, membentuk tetesan di kaca. Membuat dunia seakan menangis di penglihatan Yonghee.

Bukan hanya dunia, dirinya pun merasa ia juga menangis yang sama derasnya seperti hujan saat ini. Hanya saja, tangisan itu takut terlepas dari dirinya. Tangisan yang di pagar kuat oleh dirinya sendiri agar tak runtuh di saat yang tidak tepat.


-----------🌱

-----------🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat hari kamis 😊
just enjoy for reading this story 😊
Thank you 😊

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang