23. He's Not A Slave Or A Toy

344 77 51
                                    


• Strange Place •

Seunghun berjalan di depan sedang Jinyoung dan Yonghee berjalan beriringan di belakang Seunghun. Ketiganya sudah memegang nampan makan siang masing-masing.

Kali ini Seunghun tidak akan memprotes dan mengajak Jinyoung untuk duduk lebih dekat dengan meja prasmanan. Ia langsung memimpin menuju meja-meja yang jarang berpenghuni, meja-meja yang senang di gunakan oleh Jinyoung dan dia juga akan berakhir di meja yang sama. Terutama sekarang, ia tidak hanya makan siang berdua, melainkan bersama Yonghee. Yang Seunghun bisa pastikan, hampir seluruh warga sekolah sudah hapal dengan sosok Yonghee -meski Yonghee pasti di ingat bukan sebagai 'Cha Yonghee'.

Seunghun duduk tepat di depan Yonghee, ia membiarkan Yonghee duduk di kursi yang membelakangi dinding belakang yang menjadi saksi kekejaman Younghoon waktu itu. Di susul Jinyoung yang duduk di samping Yonghee, tepat berhadapan dengan kursi kosong di sebelah Seunghun.

Seunghun mengulum senyum, mengerti kenapa Jinyoung memilih duduk disana. Sekarang, mereka berhasil membuat Yonghee tidak melihat dinding dingin di belakang sana dan menutupi Yonghee dari pandangan-pandangan mata yang seperti meminta di tusuk dengan garpu, karena mata-mata mereka tak ada hentinya mengarah pada Seunghun, Jinyoung dan Yonghee.

Seunghun menatap Yonghee dan Jinyoung yang duduk di seberangnya secara bergantian, "yuk, di makan kawan-kawanku," Seunghun memperlihatkan tawa renyahnya dengan kedua tangan yang disatukannya di depan dada.

"Sok banget lo, 'kawan-kawanku'? Hilih," sungut Jinyoung.

"Ya daripada kita kaku-kaku amat. Kita kan bukan kanebo kering."

Yonghee hanya mendengarkan celotehan dari kedua orang yang berada di depan serta sampingnya tanpa berani menatap.

"Lo nggak laper banget atau nggak selera makan?" suara Seunghun.

Yonghee menatapi makanan di nampannya, hanya berisi sedikit nasi dan semangkuk sup. Ia sadar, bahwa pertanyaan tadi untuknya, tidak mungkin pertanyaan itu di tujukan untuk Jinyoung yang mengambil paket makan yang lengkap.
Yonghee menaikkan pandangannya, "aku biasa makan segini. Kalo terlalu banyak, perutku bermasalah."

Seunghun mengkerutkan dahinya lucu, "lagian porsi lengkapnya nggak banyak banget. Jadi seporsi kami ini banyak banget? Astaga, perut kami yang aneh atau perutmu yang nggak normal?"

"Sudah, sudah. Masalah porsi makan aja jadi debat lo, Hun. Mending makan, dengan tenang. Biar Yonghee juga makan." Jinyoung menghentikan perdebatan Seunghun yang sebenarnya tidak perlu terlalu di ributkan.

Seunghun hanya mengangguk-angguk acuh, menyetujui apa yang Jinyoung katakan dan mulai melahap makan siangnya.

Yonghee pun memulai makannya, namun dengan tangan yang bergetar. Padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan perasaan takutnya yang membuat tubuhnya bergetar seperti sekarang. Ia baru menyuap sesuap nasi, tapi perkataan anak-anak disana semakin terdengar di telinganya.

Cemoohan panjang yang saling bersahutan dengan suara berbisik yang bahkan sampai ke telinga Yonghee. Perkataan kasar dan jahat anak-anak disana membuat Yonghee semakin sulit menelan sesuap nasi yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.

Apa sebenarnya salah dirinya? Apa sebegitu tidak sudikah dia hanya untuk makan siang di kantin ini? Yang bahkan, baru kali ini lagi ia masuk ke dalam ruangan yang sangat di gemari anak-anak itu dan baru kali ini juga sesuap nasi bisa masuk ke dalam mulutnya -meski terasa sangat sulit mengunyah dan mencoba mengecap rasanya.

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang