⚠️WARNING⚠️
This chapter contains about harsh words, abusive people, insecure thoughts, mental illness and other content that is uncomfortable. If you feel uncomfortable and you can feel triggered, please skip this chapter. Thanks for your attention, stay health and enjoy for reading.⚠️2k+ words⚠️
🌱🌱🌱
• Strange Place •
•••
Eunseo membekap mulutnya dengan kencang sembari ia mencuri pandang ke dalam ruangan dimana Yongheenya berada.
Sebenarnya ia ingin melampiaskan amarahnya pada Eunwoo. Ia sudah bersabar selama hampir dua minggu ini sepulangnya ia dari rumah sakit, ia bersabar untuk tidak menjenguk putranya. Dan sekarang — tidak, pagi tadi lebih tepatnya, suaminya itu tiba-tiba memberitahunya bahwa putra mereka akan dipindah ke ruang perawatan biasa pada hari ini.
Kesal, tentu saja.
Ia ibunya, mama Yonghee, dan ia sudah menerima untuk tidak mengunjungi putra mereka yang ia tahu; masih koma dan berada di ruang intensif. Tapi jika ia dihadapkan pada berita mendadak seperti ini, hatinya mencelos jatuh yang tidak dapat terdefinisikan yang lebih cenderung kearah bahagia, sebenarnya.
Ya, ia akui ia bahagia. Karena Yonghee dipindahkan ke ruang perawatan itu artinya kondisi putra mereka membaik. Walaupun rasa kecewa sempat menerpa lantaran Eunwoo hanya memberitahunya langsung mengenai ini, yang selama dua minggu ke belakang suaminya tidak pernah dengan gamblang memberitahunya mengenai kondisi Yonghee meski ia terus bertanya.
Tidak apa. Yang penting, Yongheenya telah sadar.
“Bagaimana bisa kamu cuma kasih tau aku tentang ini, Woo? Sedangkan aku selalu tanya tentang Yonghee sebelum ini kamu nggak pernah mau jawab aku,” ucapnya lirih, disela tangisnya yang menyeruak dalam dekapan mulutnya.
“Ini lebih baik. Dokter Nana bahkan suruh aku nggak kasih kamu kabar apapun mengenai Yonghee, makanya aku diam aja selama kamu pulang dan nggak jelaskan apapun — karena sebenarnya, aku masih takut juga dengan kondisi Yonghee. Sekarang aku justru kasih tau kamu. Karena kamu mamanya. Mau bagaimanapun juga, kamu memang berhak tau, apalagi kabar ini bukan kabar yang menyedihkan. Jadi menurutku kamu nggak bakal kenapa-napa."
Eunseo tidak bisa menjawab apapun yang dikatakan Eunwoo, terlebih alasan mengapa dirinya tidak diberikan wewenang untuk melihat putranya sendiri adalah permintaan dari dokternya.
Mungkin dokter wanita itu masih cukup ragu untuk benar-benar melepaskannya melihat Yonghee selepas ia mendapat perawatan. Namun sekarang, suaminya melanggar permintaan itu dan memberikannya akses untuk melihat putra mereka.
Memang, yang Eunseo lakukan sepertinya hanya bisa melihatnya dari jauh, tidak untuk mendekati putranya.
“Jangan temui Yonghee dulu. Kamu salah satu penyebab anak kita berakhir seperti ini. Beri dia waktu.”
Ternyata benar, ia hanya bisa menatapi putranya dari jauh.
Perkataan suaminya memang cukup dingin dengan ekspresi datar tanpa menatapnya. Tapi dia sadar diri untuk tidak keluar dari batas yang sudah diberitahukan dan dia mengerti mengapa hal itu harus ia lakukan.
Semuanya demi Yonghee mereka.
Tidak ada hal yang lebih penting sekarang selain keadaan Yonghee mereka.
Eunseo mengerti, sangat mengerti.
Mereka harus menjaga Yonghee lebih ketat agar tidak terjadi hal buruk lagi seperti sebelumnya. Ini adalah akhir dari rasa sakit putra mereka, tujuannya sekarang adalah untuk kebahagiaan Yonghee. Bukan lagi untuk memenuhi standar hidup yang pernah ia terapkan pada Yonghee yang begitu menyakitkan hanya demi memenuhi ekspektasi yang sebenarnya — tidak pernah ada kata puas di dalamnya.
Ia sudah membuang monster menakutkan yang ada pada dirinya yang selama bertahun-tahun ia pelihara dan gunakan karena tekanan yang ia terima. Dirinya sudah menata apa-apa yang seharusnya ia lakukan dan yang tidak. Jadi, ia tidak akan memprotes untuk meminta hal yang lebih, jika memang yang diminta suaminya merupakan demi kepentingan Yonghee.
Tanpa ingin melewatkan kesempatan untuk melihat Yonghee, Eunseo benar-benar memperhatikan tiap gerak-gerik para petugas medis di dalam sana yang sedang melepas beberapa alat di tubuh Yonghee yang sudah tidak diperlukan lagi dan disiapkan memindah putranya itu ke kamar rawat biasa.
Diam-diam, Eunseo memerhatikan wajah Yonghee yang sebenarnya tidak begitu jelas ia lihat — hanya saja, kedua kelopak mata itu nampak membuka tutup dengan pelan di sana.
Yongheenya, memberikannya satu langkah untuk menebus kesalahan yang sudah ia perbuat.
-----------🌱
Haahh.. rasanya lebih melegakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Strange Place || CIX
أدب الهواةReturn to the beginning To the days of innocence - Yonghee Rated : 15+ Warn : Karena mengandung kekerasan, banyak kata-kata kasar, dan lainnya yang berpotensi membuat tidak nyaman dan trigger. Harap kebijakan dari para pembaca. Terima kasih 🙏