08. Clear and Heartwarming Side

482 95 21
                                    

• Strange Place •

Yonghee perlahan membuka kedua matanya. Dia hanya mendengar deru nafasnya di ruangan senyap yang tidak ia ketahui dimana ia sekarang.

Tubuhnya terasa kaku karena rasa sakit yang teramat sangat. Ia ingin sekali bergerak, tapi masih terasa sulit.

Derap langkah kaki kemudian terdengar menyusul suara decitan pintu yang terbuka lalu tertutup. Yonghee tak bisa mengangkat kepalanya untuk melihat langkah kaki siapa itu.

Seseorang mendekat kearahnya -si  pemilik langkah kaki yang membuat Yonghee ingin mengangkat kepala tadi. Ternyata itu dia. Seseorang yang menolongnya, seseorang yang menyelamatkan nyawanya. Byounggon.

Laki-laki bermantel hitam itu sudah berada dalam jangkauan penglihatannya. Wajahnya terlihat sedikit gusar saat menatapnya. Terkejut mungkin, ketika melihat Yonghee sudah membuka mata dan menghembuskan nafas lega setelahnya.

“Syukur lo udah sadar!” katanya.

Yonghee tak bisa menjawab, otaknya masih belum sepenuhnya normal untuk memberikan respon pada Byounggon sehingga yang bisa ia lakukan hanya menatapnya.

Lalu tangan Byounggon terangkat ke atas, memperlihatkan sepasang sandal slip on berwarna hitam beraksen tiga garis putih, “Gue beliin lo ini. Cuman nemu sendal doang di minimarket. Sorry.. sepatu lo kayanya ketinggalan. Gue baru sadar pas masuk ke sini, cuman ada sepatu kiri lo.”

“Ohiya, kaos kaki lo gue buang. Basah, terus penuh darah. Kaki kanan lo ke injek paku soalnya.”

Yonghee masih terus menatapnya, memerhatikan dengan sabar semua yang ingin di katakan Byounggon.

“Lo.. udah nggak papa kan?” tanyanya ragu.

Selain tubuhnya yang terasa mati rasa, pikiran Yonghee juga penuh dengan pikiran lainnya. Ia memikirkan jadwal yang seharusnya tak terabaikan karena situasi buruknya sekarang.

Yonghee mencoba menganggukkan kepalanya susah payah, agar Byounggon bisa mengurangi rasa khawatirnya yang terlihat jelas di mata Yonghee.

Namun, pikirannya seketika kalut ketika matanya tak sengaja melihat jam dinding yang terpasang di atas lemari yang berada di sebrang tempat ia terbaring. Jam sudah menunjukkan hampir 10 malam. Jadwal berantakan yang ia pikirkan tadi menjadi kenyataan.

Yonghee langsung terduduk, membuat Byounggon yang masih berdiri di samping brankarnya ikut terkejut melihat yang di lakukan anak laki-laki itu.

“Eh? Kenapa lo?”

Dia sudah tak memperdulikan lagi rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia seolah buta akan rasa sakit yang menggerogoti seluruh tubuhnya. Matanya membulat menatap jam dinding. Dia sudah benar-benar terlambat, bahkan sangat terlambat.

Nafasnya memburu dengan masker oksigen yang masih terpasang menutupi hidung dan mulutnya, menengok kesana kemari mencari sesuatu yang membuat Byounggon semakin bingung.

Byounggon mengguncang lengannya pelan, “Heh? Lo kenapa? Nyari apa?”

“T-tas.. tas?” tanya Yonghee panik namun dengan suara yang hampir tak terdengar, teredam oleh masker oksigen yang masih terpasang.

Byounggon menunduk dari berdirinya, mengangkat benda dari kain yang masih basah yang tergeletak dekat kakinya ke atas brankar Yonghee. Tas yang Yonghee cari.

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang