39. Game and Accusation

318 77 42
                                    

WARNING : This chapter contains about harsh words, violence, abusive parents, suicidal thoughts, mental illness and other content that is uncomfortable. If you feel uncomfortable and you can feel triggered, please skip this chapter. Thanks for your attention, stay health and enjoy for reading.

🌱🌱🌱

🎵 Seventeen - Hug

• Strange Place •




Seperti yang ia pikirkan saat terkunci di kamarnya dan tidak dapat pergi ke sekolah kemarin mengenai Younghoon tepat sasaran. Padahal ia pergi ke sekolah di waktu yang sangat pagi ketimbang hari-hari lainnya agar dapat menghindari Younghoon di pagi hari, nyatanya ia tidak akan bisa menghindar bagaimanapun caranya.

Tungkainya bahkan belum menginjak masuk ke gedung sekolah, namun tubuhnya sudah di tarik paksa. Pergi menjauh dari gedung utama sekolah menuju gudang belakang –tempat biasa Younghoon menumpahkan segala amarah padanya.

Yang menjemputnya adalah Yeosang, menyeretnya dengan mencengkram sangat kuat kerah baju seragam Yonghee sampai ia merasa kewalahan untuk sekedar bernafas. Yonghee ditarik dengan kasar dengan langkah lebar-lebar, tanpa peduli ia terseret dengan langkah terseok-seok bahkan hampir jatuh ke tanah beberapa kali.

Yeosang melempar tubuh Yonghee. Tubuh itu tepat jatuh di hadapan Younghoon, tepat di depan kaki Younghoon dengan posisi seakan hendak mencium ke tanah di depan anak laki-laki yang menatapnya dingin itu.

Yonghee sedikit bernafas lega karena demamnya – entah karena demam atau keberuntungan semata – mamanya tidak memberikan hukuman apapun padanya terkait keabsenannya di jadwal les ataupun di pelajaran Pak Dongho. Sehingga hari ini ia memang sudah menyiapkan mental dan tubuhnya untuk menghadapi apapun yang dilakukan Younghoon padanya.

Siapa yang tidak akan marah, jika buku tugas yang seharusnya dikumpulkan kemarin gagal karena 'budak' yang terkunci di dalam kamarnya sendiri?

Tentu Younghoon marah. Tidak, mungkin ia sudah murka dan benar-benar muak dengan Yonghee.

Mungkin kali ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Yonghee. Hari agar semuanya berakhir?

Langkah pertama, Younghoon menginjak-injakkan kakinya ke atas kepala Yonghee yang masih tertelungkup di depan kakinya. Langkah kedua, menggesek-gesekkan kakinya di atas kepala Yonghee seolah sedang mematikan puntung rokok di sana. Dan langkah terakhir, menarik kakinya ke belakang lalu menendangkan kakinya ke wajah Yonghee sekeras yang ia bisa.

Yonghee tersungkur ke belakang, kepalanya pening seketika sampai pandangannya memburam. Kepalanya seperti ditumbuk oleh kayu yang begitu kokoh sampai wajahnya terasa ngilu.

Tentunya, ini pasti baru permulaan. Younghoon baru sekedar bermain-main padanya. Dan mungkin saja, ada beberapa ronde permainan kecil selanjutnya sebelum akhirnya masuk dalam babak perisakan yang sebenarnya.

Kaki Younghoon mengarah pada tubuh Yonghee yang tersungkur menatap langit, kakinya ia pijakan di atas dada anak laki-laki berambut kelam yang dengan beraninya tidak datang ke sekolah dan menyerahkan buku tugas miliknya.

Younghoon benar-benar dibuat geram. Kakinya semakin ia tekan di dada Yonghee sampai membuat anak itu meringis dan menggenggam tungkai Younghoon. Sayangnya, Younghoon tidak peduli dengan ringisan yang keluar dari mulut Yonghee, ia tidak peduli bagaimana sakitnya dada anak itu, yang ia pedulikan sekarang hanyalah bagaimana melampiaskan semua kemarahannya sampai ia merasa puas.

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang