⚠️WARNING⚠️
This chapter contains about harsh words, violence, abusive parents, suicidal thoughts, mental illness and other content that is uncomfortable. If you feel uncomfortable and you can feel triggered, please skip this chapter. Thanks for your attention, stay health and enjoy for reading.🌱🌱🌱
• Strange Place •
•••
Hyunsuk kembali, memilih mempercayai kepercayaan yang sedikit bersisa di hatinya.
Ia sebenarnya sudah cukup jauh berjalan tanpa mendapat kepastian sedikitpun dari papinya yang - paling tidak - dapat membalas pesan terakhir darinya atau sekedar membacanya. Namun dengan berbelas kasih pada dirinya sendiri, Hyunsuk melangkah kembali menuju halte di depan sekolahnya.
Setidaknya ia masih percaya dan ia rasa seharusnya papinya patut untuk memenuhi janji dengan tidak mempertaruhkan kepercayaan terakhir yang ia berikan.
Hyunsuk duduk lagi, tepat di halte yang tidak selang setengah jam ia tinggalkan. Duduk sembari mengacak rangkaian rubik yang sudah tersusun dengan rapi menjadi terhambur agar ia dapat memainkannya - sekali lagi - sambil menunggu papinya.
Mata Hyunsuk mulai sayu, mendayu terbuai udara yang semakin malam. Sambil terus menyusun, mengotak-atik, membenarkan kotak-kotak rubik yang lumayan berantakan, ia terus meneguhkan dirinya sendiri.
Perasaan takut sedikit mengganggu walau tidak sepenuhnya, namun tetap saja, ia cukup gentar masih berada di luar rumah pada jam sekarang untuk ukuran anak sekolah. Terlebih, kawasan sekolahnya yang tidak terlalu ramai.
Entah untuk ke berapa kalinya, Hyunsuk mengambil nafas panjang dan mendesah keras-keras. Jika di hitung-hitung selang dari sore hingga sekarang, mungkin saja sudah ratusan kali ia mengambil nafas dan mendesah. Semua karena satu orang yang masih kekeuh di tunggunya, satu laki-laki yang mencoba mengadu kepercayaan, papinya.
Deru mesin bus kembali menghampiri. Sayangnya, bus tersebut nampak percuma untuk singgah —karena tidak ada seorangpun yang naik kali ini.
Kepala Hyunsuk menoleh, ia masih jelas mengharapkan seseorang yang ditunggunya menjadi nyata sebentar lagi, tidak membuatnya menunggu lagi dan mengambil kepercayaan terakhir miliknya.
Selepas bus terlewat yang terasa melangkah kecewa, rubik milik Hyunsuk hanya butuh saling dibenarkan sedikit lagi. Tinggal memutar dan menyatukan tiap potongan warna agar tertata dengan sempurna. Sesederhana itu untuk membalikkan keadaan kacau si rubik menjadi keadaan yang seutuhnya baik.
Hyunsuk mulai berandai lagi. Jika semua keadaan di dunia dapat ia balikkan ke keadaan yang baik sesederhana rubik di tangannya, ia yakin kepercayaan tidak akan ada yang terbuang dengan sia-sia.
Tangan Hyunsuk meletakkan rubik yang telah ia selesaikan ke samping dirinya, menyalakan ponselnya dimana waktu dengan begitu jelas menunjukkan pukul 10.20 malam. Jelas sudah terlalu lama dari waktu yang dijanjikan.
Mestinya ia memang tidak berjalan kembali ke halte dan memilih pulang ke apartemen maminya yang kini tengah kosong, karena wanitanya itu masih bekerja di kantor sampai waktu yang tidak bisa di prediksikan.
Pada akhirnya, Hyunsuk menyerah untuk kedua kalinya. Membawa serta kepercayaan terakhir yang telah runtuh dan meyakini papinya kini yang tidak akan bisa berubah kembali.
Hyunsuk menyadari, dirinya juga bisa merubah kekacauan hidupnya, karena hidupnya seperti rubik yang bisa ia benarkan dimana dirinya yang memiliki kendali sepenuhnya akan hidupnya sendiri.
Ia melepaskannya, melepaskan papinya. Setidaknya, ia masih memiliki mami yang tidak pernah berubah padanya sampai saat ini, masih memiliki kehidupan pertemanan yang baik dengan Guanlin dan masih memiliki kehidupan yang layak ia perjuangkan untuk kurun waktu yang lama.
Hyunsuk berdiri, melangkah kearah yang berlawanan dengan arah yang ia jalani sebelumnya, melangkah ke arah yang akan membawanya pada seseorang yang ia miliki.
Meninggalkan rubik yang tersusun rapi di atas kursi halte, seolah penanda, bahwa ia juga bisa kembali pada keadaan yang baik layaknya rubik. Setidaknya, ia mencoba memperbaikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Strange Place || CIX
Fiksi PenggemarReturn to the beginning To the days of innocence - Yonghee Rated : 15+ Warn : Karena mengandung kekerasan, banyak kata-kata kasar, dan lainnya yang berpotensi membuat tidak nyaman dan trigger. Harap kebijakan dari para pembaca. Terima kasih 🙏