72. Sorry?

266 57 25
                                    

• Strange Place •

•••

Kelas cukup ricuh pagi ini lantaran si ketua kelas baru saja diumumkan sebagai pemenang kejuaraan sains tingkat nasional dan akan maju ke tingkat internasional, sementara bahasa Korea hanya berhasil menyabet tempat kedua dan untuk matematika hanya menenggak pil pahit tanpa membawa pulang apapun. Hasil pada sains memang seperti yang diharapkan, bahasa Korea pun justru mengalami peningkatan, hanya saja pada matematika mendapatkan hasil yang jauh dari perkiraan.

Bagaimana tidak? Siswa peserta kejuaraan matematika diubah sebulan sebelumnya tanpa persiapan yang matang. Ini diakibatkan oleh peserta yang seharusnya mengikuti kejuaraan tersebut terpaksa harus mundur.

Peserta yang terpaksa harus mundur itu adalah Cha Yonghee. Yang seharusnya mengikutinya adalah Yonghee, karena anak itulah yang benar-benar mengusahakan yang terbaik demi menembus tingkat nasional, hanya saja, perjuangannya harus berhenti tanpa bisa diteruskan.

Jinyoung menggeram diam-diam. Semua ini tentu salah Younghoon.

Entah apa sebenarnya yang dilakukan anak itu terakhir kali pada Yonghee. Yang jelas, Jinyoung masih tidak mengerti separah apa yang anak itu lakukan pada Yonghee dan tentu ia masih sangat kesal.

Dan yang lebih parahnya lagi, Yonghee sama sekali tidak pernah diapresiasi lantaran dirinya adalah sosok yang dirisak Younghoon. Tidak ada ucapan selamat untuknya layaknya yang diterima Bomin, yang sama-sama membawa kemenangan pada tingkat kejuaraan yang sama hingga kini menang kembali. Tidak ada senyuman sekedar untuk membalas perjuangannya di kejuaraan tersebut bahkan dari para guru. Tidak ada juga persiapan manusiawi yang dilakukan oleh sekolah untuk Yonghee sebelum mengikuti kejuaraan. Tidak ada. Yonghee bahkan seringkali belajar matematika disekolah dua kali lipat melebihi kedua perwakilan lain dan itu ia lakukan sendirian.

Jinyoung pikir, bagaimana nasib les tambahan Yonghee ketika itu? Ia ingat, Yonghee pernah mengatakan ia mempunyai les tambahan lain sepulang sekolah sampai mengharuskan dirinya pulang sangat larut hampir setiap hari.

Mengingatnya saja Jinyoung lelah.
Dan anak-anak itu, cukup menggerutu lantaran matematika yang kalah untuk kali ini.

Mereka juga sempat menyayangkan hal tersebut dan juga berharap seharusnya Yonghee lah yang maju sehingga matematika berhasil masuk ke tingkat internasional juga.

Jinyoung mencibir dalam hati sambil bertopang dagu dan sambil memperhatikan mereka. Mereka sendiri juga merisak Yonghee tanpa mereka sadari, dan baru sadar bahwa Yonghee juga hanyalah anak biasa yang seharusnya mereka akui keberadaannya.

Omong kosong.

Bicara pada tembok saja sana.

Byounggon sendiri yang juga sudah berada di kelas sedikit merasa risih. Apa yang ia pikirkan juga tidak jauh berbeda dengan Jinyoung. Anak itu merutuk dan memaki di dalam kepalanya perihal kelakuan anak-anak kelasnya terhadap Yonghee.

Jinyoung dan Byounggon pasti akan menggerutu terus di dalam kepala mereka jika saja guru pelajaran pertama tidak masuk dan menghentikan keributan kelasnya.

Setelah kelas dibuka dengan ucapan pagi oleh Pak Donghyun selaku guru ekonomi di jam pertama sekaligus wali kelas mereka, guru laki-laki itu menambahkan perkataannya lagi, “ada berita baik untuk kalian. Teman kalian, Cha Yonghee, sudah sadar dari komanya dari sekitar seminggu yang lalu—“

Jinyoung dan Byounggon hanya mengangguk, mereka jauh lebih dulu tau dan bahkan sudah datang menemui Yonghee. Dan anak-anak lain sedikit ribut mengenai perkara ini.

“—Tapi, orang tuanya memutuskan agar Yonghee berhenti dari sekolah untuk fokus pada pengobatan dan penyembuhannya yang memakan waktu cukup lama.”

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang