61. Suggestion

240 63 29
                                    


• Strange Place •

•••

“Saya sudah membuat janji sebelumnya.”

“Baik, tuan. Silahkan menunggu sebentar, tuan Yun sedang menerima panggilan penting di ruangannya.”

Eunwoo melangkah mundur, menempati sedikit tempat di atas sofa yang ada di depan meja sekertaris yang mempersilahkannya menunggu tadi.

Pandangannya mengedar ke penjuru ruangan, sekedar untuk memecah kebosanannya dalam hal menunggu.

Sampai suara wanita yang memintanya menunggu sebelumnya, bersuara padanya setelah terdengar bunyi telepon dan wanita tersebut menerimanya, “tuan Cha, anda bisa masuk ke ruangan tuan Yun.”

Setelah masuk, ia langsung disambut oleh laki-laki yang memang ingin ia temui. Eunwoo tersenyum sopan, seraya mengikuti arahan tangan laki-laki tersebut yang mempersilahkannya untuk duduk.

Mereka duduk berseberangan, tak lama sekertaris yang berada di depan ruangan tadi masuk dan menyodorkan secangkir teh hangat ke atas meja di depan masing-masing kedua lelaki tersebut. Lalu pergi keluar kembali, menyisakan keduanya bersama secangkir teh hangat yang mengepulkan asap diantara keduanya.

Alih-alih berbasa-basi pada Eunwoo, lelaki yang lebih tua dengan nama lengkap Yun Sungyu tersebut menyesap teh hangat miliknya dan berkata, “putra anda melakukan percobaan bunuh dirinya di luar sekolah. Otomatis, hal itu membuat pihak sekolah tidak ada sangkut pautnya.”

Dahi Eunwoo mengernyit heran, ia bahkan belum bersuara menyampaikan tujuan kedatangannya, namun laki-laki di depannya sudah mengatakan demikian.

Eunwoo membuang nafas sejenak, menenangkan dirinya, “maaf, tuan. Saya sudah bisa menebak bahwa pihak sekolah akan berkata demikian, bahkan saat saya mencoba membuat janji temu dengan anda kemarin dan mengatakan bahwa saya adalah orang tua dari Cha Yonghee, pihak sekolah terus-terusan mencari alasan untuk menolak kedatangan saya. Sampai akhirnya saya langsung membuat janji temu dengan anda daripada melalui pihak administrasi. Saya sungguh berterima kasih, anda berkenan bertemu dengan saya. Tapi, maaf— saya tidak bertujuan untuk membahas perihal tersebut dengan anda, tuan Yun.”

Kini giliran Sungyu yang mengernyit, bahkan sebelah alisnya pun terangkat, “lalu, apa yang anda inginkan? Bertemu dengan saya?”

“Saya membutuhkan anda, untuk bisa menghubungi ketua yayasan secara langsung.”

“Maksud anda, tuan Kim?” tanya Sungyu, lebih terdengar memastikan apakah ia tidak salah dengar. Dahinya kembali berkerut dalam.

Eunwoo mengangguk mantap, “ya, bersama dengan putranya. Saya yakin, anda akan membantu saya untuk bertemu dengan keduanya karena hanya anda yang bisa menghubunginya. Saya ingin bertemu mereka hari ini.”

Tawa sarkas terdengar keluar dari Sungyu, kepalanya menggeleng heran dengan gerakan mengejek tak percaya pada keyakinan yang ditekankan oleh Eunwoo, “bagaimana mungkin anda bisa begitu yakin bahwa saya akan membantu anda untuk bisa bertemu dengan keduanya. Saya rasa, bukan hanya putra anda yang mengalami gangguan kejiwaan. Anda pun juga mengalaminya.”

Kedua tangan Eunwoo mengepal, tubuhnya sedikit bergetar menahan emosi yang menguar karena perkataan tersebut yang merujuk pada putranya— secara langsung, mengatai putranya mengidap gangguan jiwa.

Eunwoo mencoba menahan sebisa mungkin agar tidak lepas kendali, “bisakah pembicaraan ini kembali ke topik awal? Tujuan kedatangan saya?”

Sungyu sedikit tertawa tidak percaya, kepalanya mengangguk-angguk, “baiklah, kenapa saya bisa membuat anda menemui pak Kim dan putranya secara langsung? Lagipula, kenapa putranya juga harus bertemu dengan anda?”

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang