⚠️WARNING⚠️
This chapter contains the effects of violence, abusive parents, suicidal thoughts, mental illness and other content that is uncomfortable. If you feel uncomfortable and you can feel triggered, please skip this chapter. Thanks for your attention, stay health and enjoy for reading.⚠️ 3k+ words ⚠️
🌱🌱🌱
• Strange Place •
•••
Langit masih terlihat gelap karena waktu yang baru saja melewati jam tengah malam dan hal itu menguntungkan Eunwoo yang tengah mengemudi dengan kecepatan tinggi. Wajahnya panik, pakaiannya belum di ganti, dan rautnya benar-benar frustasi. Matanya terus melirik jam analog yang bertengger di dasbor mobilnya, berharap sebisa mungkin mengikis waktu setipis yang ia bisa.
Jalanan lengang pada tengah malam hari ini bersama kecepatan mobilnya yang melebihi batas maksimal penggunaan sesuai peraturan lalu lintas yang ada, membuat Eunwoo sampai di rumah sakit hanya dalam waktu beberapa menit saja dari bandara.
Nafasnya terengah-engah dan dia sudah tidak peduli lagi bagaimana serampangannya ia memarkirkan mobilnya. Yang ia pikirkan hanya satu saat ini, Yonghee.
Saat ia baru saja mendarat, kemudian mengaktifkan ponselnya, sebuah panggilan masuk. Nomor yang ia beri nama salah satu petugas medis rumah sakit yang bertugas untuk merawat Yonghee membuat panggilan dan langsung membuat kakinya melemas, nyaris kehilangan kendali diri jika saja rekannya tidak menyadarkannya untuk tidak panik dan memintanya langsung pergi ke rumah sakit.
Kondisi Yonghee menurun. Dan para dokter meminta persetujuannya untuk melakukan tindakan sesuai prosedur yang langsung diiyakan tanpa perlu pikir panjang dari Eunwoo. Semua terasa kabur dibenaknya, panik merayap di segala sisi tubuhnya seolah menggantung secara permanen.
Ia bahkan masih tersengal-sengal saat sudah hampir berhasil menginjakkan kakinya di depan ruang PICU dimana Yonghee berada, tapi seorang perawat yang sudah paham padanya mencegat langkahnya ketika melewati konter perawat dan mengatakan bahwa Yonghee telah masuk ke ruang operasi mengikuti prosedur yang ada.
Eunwoo lemas. Kakinya seakan tidak bisa menyangga beban tubuhnya sampai ia hampir limbung di depan perawat tersebut jika saja tidak ada dinding yang dapat menopangnya.
Pikirannya kacau. Meski ia memejamkan matanya begitu kuat, tetap saja, nyatanya ia sekarang berada di situasi yang sulit untuk diterimanya. Apalagi sekarang? Kenapa putranya harus mengalami hal buruk lainnya?
Otaknya sama sekali tidak bisa mencerna kata demi kata yang dikatakan oleh perawat laki-laki didepannya. Semuanya terasa berdenging ditelinganya. Dan jujur, ia tidak paham dengan beberapa istilah-istilah medis yang tengah dijelaskan laki-laki muda dihadapannya. Seluruh tubuhnya terasa tremor.
Eunwoo mencoba mengambil napas saat ia hanya bisa menangkap inti dari semua yang dikatakan perawat tersebut adalah Yongheenya mengalami pendarahan lain di daerah otak.
Itu jelas buruk.
Performa tubuh yang tidak menunjukkan apa-apa sampai hampir satu bulan ini, rasanya tidak begitu mengejutkan jika masih ada hal lain yang sangat gawat pasti akan terjadi. Tapi Eunwoo tetap saja tidak percaya akan kenyataannya.
Entah apa itu, entah prosedur operasi apa yang sedang dijelaskan Eunwoo tidak paham sama sekali. Yang jelas, itu semua buruk, keadaan gawat, dan Yongheenya berada dalam bahaya.
Untungnya, sang perawat paham dengan gerak-gerik Eunwoo yang sudah tidak fokus pada apa yang ia ucapkan. Tanpa melanjutkan penjelasan, perawat tersebut menawarkan untuk mengantar Eunwoo ke ruang operasi dimana Yonghee ditangani.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Strange Place || CIX
FanfictionReturn to the beginning To the days of innocence - Yonghee Rated : 15+ Warn : Karena mengandung kekerasan, banyak kata-kata kasar, dan lainnya yang berpotensi membuat tidak nyaman dan trigger. Harap kebijakan dari para pembaca. Terima kasih 🙏