• Strange Place ••••
Seunghun ikut berkutat di dapur bersama ibunya yang sudah keluar dari rumah sakit sejak sekitar empat hari yang lalu. Dia tidak berkutat penuh seperti ibunya yang menyiapkan beberapa macam lauk untuk sarapan, tugas Seunghun hanyalah memasukkan camilan-camilan yang sudah selesai dibuat ibunya ke dalam toples-toples kecil.
Bukan tanpa alasan keduanya sibuk menyiapkan berbagai hal, hari ini bertepatan hari minggu dan menjadi hari terakhir sebelum besok Seunghun masuk sekolah kembali setelah izin selama seminggu. Sebenarnya sang ibu sudah memintanya masuk sejak ibunya bisa pulang ke rumah, hanya saja alasan Seunghun akhirnya membuat ibu dua orang putra itu berakhir terkekeh geli.
Alasannya sederhana, karena sudah meminta izin pada pihak sekolah, mengapa dia harus merelakan izin yang sudah ia kantongi? Lagipula ayahnya juga yang menghubungi sekolah dan meminta izin, toh, ayahnya juga tidak mempermasalahkan saat Seunghun memenuhi izin seminggu yang sudah ia dapatkan.
Hari ini bukan hanya hari untuk dirinya bersama ibu, melainkan ada tamu-tamunya yang akan hadir dan mungkin akan segera sampai sebentar lagi.
Tidak lama setelah toples terakhir ia penuhi dengan kue kering, tebakan Seunghun rupanya benar, bel rumahnya berbunyi.
Sehingga Seunghun segera berlari ke arah depan, meninggalkan ibunya yang masih sibuk dengan beberapa lauk yang masih harus disiapkan.
“Silahkan masuk. Ayo, jangan sungkan. Anggap rumah sendiri, ya,” sambutnya dengan tawa ceria yang begitu lebar.
Tamu-tamunya menghambur masuk ke dalam rumah. Totalnya tiga orang. Seunghun mengernyit menyadari itu. Ia bertanya dan disambut dengan tolehan ketiga orang yang berada di depannya.
“Kok cuma tiga? Satunya mana? Katanya yang datang empat orang, apa gue salah baca pesan lo?”
Jinyoung yang menyahut Seunghun, karena dirinyalah yang membuat janji kunjungan ke rumah Seunghun hari ini, “satunya tadi sudah ikut, terus di tengah jalan minta turun. Katanya ada keperluan mendesak, nggak tau deh keperluan apa. Anaknya cuman nyengir-nyengir nggak jelas.”
“Eh? Kenapa deh? Kok tiba-tiba?”
“Temennya si Hyunsuk nih. Aneh-aneh aja minta turun langsung gitu. Untung yang antar ayah, jadi nggak dipusingin,” Jinyoung menyikut lengan Hyunsuk pelan, menyadari itu, Hyunsuk membuka suaranya meski ia masih begitu canggung dengan anak berambut hijau didepannya, “maaf, ya. Harap maklum. Memang ajaib anaknya.”
Seunghun hanya tertawa mendengar pengakuan lucu tersebut. Cukup lucu dan cukup aneh menurut Seunghun. Padahal satu orang anak itu sudah berada di dalam mobil yang sama dengan ketiga anak di depannya, tapi di pertengahan jalan meminta turun tanpa alasan yang jelas.
Matanya kini mengarah pada satu orang anak lainnya yang hanya diam. Kesan wajahnya yang selalu datar itu tidak begitu dipusingkan Seunghun, ekspresi anak satu itu memang selalu saja seperti itu tiap kali ia melihatnya saat bertandang ke kelas Jinyoung.
“Nggak nyangka gue, kalo lo ternyata peduli juga sama Yonghee.”
Byounggon mengangkat alis, merasa Seunghun bicara padanya, dia hanya merespon dengan anggukan, bingung juga harus merespon apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Strange Place || CIX
Fiksi PenggemarReturn to the beginning To the days of innocence - Yonghee Rated : 15+ Warn : Karena mengandung kekerasan, banyak kata-kata kasar, dan lainnya yang berpotensi membuat tidak nyaman dan trigger. Harap kebijakan dari para pembaca. Terima kasih 🙏