⚠️WARNING⚠️
This chapter contains about harsh words, violence, abusive parents, suicidal thoughts, mental illness and other content that is uncomfortable. If you feel uncomfortable and you can feel triggered, please skip this chapter. Thanks for your attention, stay health and enjoy for reading.⚠️2k words⚠️
🌱🌱🌱
• Strange Place •
•••
Pintu ruang kesehatan di geser terbuka, menampakkan sosok Yonghee di ambangnya dengan pandangan kosong.
Anak perempuan yang sedang berjaga yang sedang duduk di kursi meja penjaga ruang kesehatan menatapnya terkejut. Wajahnya semakin menyiratkan kebingungan kala melihat pergelangan tangan Yonghee yang tengah di tekan oleh tangan lainnya.Yonghee berjalan mendekat, “apa petugas kesehatannya ada?”
Si anak perempuan itu meniti wajah Yonghee dengan alis terangkat, wajah Yonghee yang terlihat pucat dengan butiran keringat yang turun dari pelipisnya serta memar di beberapa bagian menarik atensi anak perempuan itu, lalu menurunkan pandangannya pada tangan Yonghee, “tangan lo yang luka?”
“Iya.”
“Sini turunin, gue liat dulu. Soalnya gue cuman gantiin teman gue yang lagi ke toilet, tapi gue bisa kok kalo cuman ngobatin luka kecil,” jelasnya, seraya menerima tangan Yonghee.
Ketika tangan Yonghee berada di hadapan anak perempuan itu, dahinya mengernyit lantaran melihat darah yang keluar di sela-sela jari tangan kanan Yonghee yang menahan luka di pergelangan tangan kirinya. Jadi ia menatap wajah Yonghee kembali, “luka lo parah?”
Tapi Yonghee tidak menjawab, tidak juga membalas tatapan si anak perempuan. Sehingga anak perempuan yang merasa terabaikan itu menarik pelan tangan kanan Yonghee yang sedang menutup luka dan menjadi terdiam setelahnya. Tampak jelas ia terkejut melihat sayatan menganga yang hampir sepanjang pergelangan tangan.
“Obatin sendiri!”
Yonghee menoleh ke asal seruan. Titah yang bukan di serukan oleh anak perempuan di depannya cukup mengejutkan. Seorang anak perempuan lain dengan nafas terengah dan tatapan tak suka tengah berdiri di samping meja penjaga.
“Obatin sendiri! Di sana, di nakas ranjang ujung ada kotak P3K. Sampai sana, obatin sendiri luka lo dan tutup tirainya. Gue nggak mau ya liat orang kaya lo ganggu mata gue. Cepat sana!”
Anak perempuan sebelumnya yang sedari tadi hanya duduk terdiam akhirnya berdiri, menatap anak perempuan yang baru saja masuk ke ruang kesehatan tersebut, “Yiren, tangannya luka parah. Kita panggil Bu Chaeyeon. Nggak bakal bisa kalau di obatin sendiri. Perlu di jahit, jadi—”
“Diam lo, Heejin?! Kalo lo mau peduli sama dia, lebih baik nggak usah bantu dia. Dari pada lo kena masalah sama Younghoon. Walaupun gue pacarnya Younghoon, gue nggak bakal bisa bela lo.”
Yonghee menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Perdebatan di depannya hanya membuat dirinya muak. Jadi ia memilih pergi kearah ranjang terujung sesuai yang dikatakan Yiren, ketimbang ia harus mendengar perdebatan tak penting tersebut.
Ia juga sudah biasa melakukan apapun sendiri, bukan? Ya sudah, tidak apa.
Sepeninggal Yonghee, Yiren dan Heejin tak bersuara. Keduanya hanya membiarkan Yonghee. Tak lama, keduanya langsung pergi keluar ruang kesehatan, ini terdengar dari suara pintu yang di geser kemudian menjadi hening.
![](https://img.wattpad.com/cover/209821596-288-k335719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Strange Place || CIX
Fiksi PenggemarReturn to the beginning To the days of innocence - Yonghee Rated : 15+ Warn : Karena mengandung kekerasan, banyak kata-kata kasar, dan lainnya yang berpotensi membuat tidak nyaman dan trigger. Harap kebijakan dari para pembaca. Terima kasih 🙏