24. Can I Give Up?

350 80 33
                                    


• Strange Place •




Sudah lebih dari dua minggu, tapi Younghoon tidak juga muncul di sekolah.

Ada rasa khawatir sebenarnya di benak Yonghee, karena Younghoon tak pernah absen sampai selama itu selama ia selalu bersekolah di tempat yang sama sejak menengah pertama.

Sebenarnya perasaan yang Yonghee rasa lebih ke perasaan cemas yang bercampur dengan rasa takut -takut-takut saat Younghoon kembali sekolah dan kembali merisaknya.

Dan sudah tiga hari ini, Yonghee selalu di ajak makan siang bersama Jinyoung dan Seunghun. Meski ia sendiri harus mati-matian menahan cemoohan dan makian yang di terimanya, di tambah rasa pusing dan mualnya semakin menjadi tiap kali mendengar kata-kata kasar yang ia terima.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, anak-anak di sekolahnya terus melontarkan perkataan kasar mereka tentang Yonghee.

Sepanjang perjalanan menuju kantin, makan dan sepanjang perjalanan menuju kelas setelah makan siang. Kata-kata itu tak ada hentinya masuk pendengaran Yonghee, mengganggunya dan terus mengiris hatinya. Membuat kepalanya semakin pusing dan perutnya semakin terguncang di tambah nafasnya yang terasa tak teratur.

Jinyoung dan Seunghun yang bersamanya, sesekali akan menegur anak-anak itu namun setiap kali teguran itu di layangkan, Yonghee akan meminta mereka untuk tidak melakukannya dan berkata bahwa ia baik-baik saja dan sudah terbiasa.

Jinyoung bahkan sempat berteriak pada Yonghee, berkata pada Yonghee bahwa Yonghee tidak seharusnya mendiamkan omongan tidak baik yang ditujukan padanya. Dan mengatakan pada Yonghee bahwa apa yang ia dan Seunghun lakukan pada anak-anak lain itu tidak hanya untuk membela Yonghee namun juga untuk meluruskan persepsi mereka yang salah mengenai Yonghee.

Jinyoung dan Seunghun pun tak bisa berbuat banyak karena Yonghee yang terus-menerus menahan mereka untuk tidak membalas perkataan anak-anak sepanjang mereka bertiga melewatinya.

Belum sampai beberapa meter mereka bertiga keluar dari kantin, bahkan tangga menuju lantai dua masih beberapa langkah di depan mereka, Yonghee yang berjalan di belakang jinyoung dan Seunghun merasa kepalanya ingin pecah.

Rasa sakitnya luar biasa.

Perutnya seperti berputar dan terasa seperti di guncang dengan sangat hebat sampai ia merasa akan memuntahkan makan siang yang susah payah ia telan.

Wajah Yonghee sudah berkeringat, tangannya mencengkram ujung kardigan nya sekuat yang ia bisa. Sampai langkahnya yang mulai tertatih, di hentikannya perlahan.

Bisikan-bisikan penuh perkataan yang tak mengenakan tentang dirinya terus masuk ke dalam telinganya. Tatapan tajam dari anak-anak yang berada di sekitarnya seolah menusuk, menembus seluruh tubuh Yonghee berkali-kali. Dunianya seolah berputar hebat.

Langkah Yonghee akhirnya terhenti. Ia meringis, menahan seluruh rasa pening yang menyerang.

Jinyoung yang merasa tidak ada seorangpun di belakangnya, menghentikan langkahnya di ikuti Seunghun yang di beri tepukan pada pundaknya oleh Jinyoung. Keduanya menoleh, Yonghee sudah tak berada di belakang mereka, melainkan berdiri terdiam beberapa meter di belakang mereka.

Keduanya yang panik langsung menghampiri Yonghee.

Kondisi Yonghee terlihat sangat buruk. Wajahnya memucat, keringat bercucuran memenuhi wajahnya, tubuhnya gemetar dan kedua tangannya menutup brutal kedua telinganya.

Jika Yonghee pikirkan, perkataan kasar yang ia terima dari anak-anak lain berkali-kali lipat lebih menyakitkan ketimbang perisakan yang dilakukan Younghoon. Kata-kata yang begitu menyakitkan yang tanpa henti ditujukan untuk dirinya benar-benar memukul sampai ke ulu hati. Seluruh tubuhnya terasa hancur bukan main.

Dan perisakan anak-anak itu terjadi ketika ia bersama Jinyoung dan Seunghun. Ketika ia hanya sendiri, perkataan itu tak terlontar begitu gamangnya. Namun, ketika ia hanya bersama Jinyoung dan Seunghun, mengapa perkataan anak-anak semakin menjadi? Apakah karena tidak ada Younghoon? Yonghee tidak mengerti.

Rasanya kepalanya di hantam ribuan batu dan perkataan kasar terus terngiang di telinganya, berputar seolah di atur untuk terus mengulang sepanjang waktu dengan volume yang di keraskan. Wajah-wajah mereka yang seperti melihat jijik dan hina padanya terbayang penuh di ingatan Yonghee.

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang