WARNING:This chapter contains about harsh words, violence, suicidal thoughts, mental illness and other content that is uncomfortable. If you feel uncomfortable and you can feel triggered, please skip this chapter. Thanks for your attention, stay health and enjoy for reading.
🌱🌱🌱
• Strange Place •
•
•
•
Yonghee memutuskan untuk mengikuti perkataan Byounggon. Tapi tidak sepenuhnya. Dia hanya mengikuti perkataan tinggalkan les bodohmu dan disinilah dia sekarang, terduduk di salah satu taman di sebuah areal perumahan yang tidak Yonghee ketahui dimana dia sekarang.
Yonghee tidak mengetahui tempat tersebut karena ia hanya terus berjalan tanpa arah sepulangnya dari sekolah. Membolos les pada pada hari ini dan terus mengikuti langkah kakinya dengan pikiran yang penuh dan terasa abu di waktu yang bersamaan. Sampai tanpa sadar, ia mungkin sudah berjalan jauh dan sampailah dia di taman bermain yang tidak terlalu besar dengan cahaya lampu seadanya yang bertengger di salah satu tiang listrik tepat di sudut taman.
Kakinya mengarah pada sebuah kursi taman panjang bermaterialkan kayu yang berada tepat di depan permainan seluncuran berwarna-warni. Yonghee mendudukkan dirinya di sana dan barulah ia merasa lelah. Sudah sejauh apa sebenarnya ia berjalan?
Kemudian ia melihat jam di pergelangan tangannya, jam baru menunjukkan pukul 8 lewat beberapa menit. Lalu tangannya memukul-mukul dadanya. Ia tidak tau kenapa, rasa lelah yang baru di sadarinya bertambah dengan rasa sesak yang tiba-tiba di dadanya, sehingga tangannya memukul-mukul dadanya dengan cukup kuat.
Rasanya sangat sesak dan seperti di tekan. Yonghee sampai kewalahan untuk bernafas karenanya.
Sialnya, seakan ia tidak di beri hari yang baik sama sekali hari ini, tubuhnya sekarang terlempar ke samping, tersungkur langsung ke tanah karena sebuah terjangan tiba-tiba tepat di dadanya.
Yonghee belum sempat berpikir tentang tendangan di dadanya, kaki yang sudah pasti menendangnya itu sekarang menginjak dadanya dengan sangat kuat. Ia menahan sakit yang sudah tak karuan, di tambah seseorang yang melakukan hal itu padanya masih tidak terlihat jelas di mata Yonghee.
Yonghee hanya bisa meringis, mengatur nafasnya sebaik mungkin sambil menggenggam kaki yang berpijak di dadanya dengan kedua tangan, berharap kaki tersebut dapat terangkat dan menjauh dari dirinya.
Lalu tubuhnya di tarik berdiri secara paksa dan dengan cepat, sebuah tinjuan menyapa rahang Yonghee. Membuat anak laki-laki itu terhuyung dan kembali jatuh ke tanah.
Kejadian tersebut terlalu cepat sampai membuatnya tidak bisa melihat ke orang yang memukulinya secara membabi-buta.
“Seneng ya lo, gue nggak masuk hampir 3 minggu! An**ing, bang**t memang lo!”
Younghoon?
Yonghee menoleh perlahan, tubuhnya kembali gemetar sambil menumpu tubuhnya dengan kedua tangan.
Benar, itu Younghoon.
Lalu Yonghee beralih pada ketiga orang lainnya yang berdiri tak jauh di belakang Younghoon. Ada seorang anak laki-laki dan dua anak perempuan di sana. Meski pencahayaan taman begitu redup, namun ekspresi sarkas mereka terlihat jelas bagi Yonghee.
Apa lagi sekarang?
Rahangnya berdenyut dan dadanya sakit karena terjangan tadi. Dan kemungkinan-kemungkinan buruk berkeliaran di kepalanya.
Yonghee menyeka cairan yang mengalir keluar dari sudut bibirnya dan menatap tangan kardigan yang ia gunakan. Sudah bisa di pastikan, yang ia seka adalah darah yang mengalir karena tinjuan Younghoon ke rahangnya.
Yonghee melihat lagi kearah tiga orang yang berada di belakang Younghoon, disana terdapat Mingy dan dua lainnya adalah kekasih Younghoon dan Mingy –Yiren, kekasih Younghoon dan Mia, kekasih Mingy. Kemudian beralih menatap Younghoon yang menatapnya kelewat dingin sambil melesakkan kedua tangan ke dalam saku celana.
“Lo nggak lupa kan tugas gue? Dua hari lagi deadline-nya. Kalo sampe tugas gue belum selesai. Habis lo di tangan gue,” Younghoon berjongkok di hadapan Yonghee yang sempat menatapnya sebelumnya.
“Hoon, udah yuk. Makin malam nih,” suara Yiren menginterupsi kekasihnya.
“Awas lo, habis lo di tangan gue kalo sampe lupa. Dasar bajingan,” Younghoon mendorong kepala Yonghee yang tak berani menatapnya dengan jari telunjuknya, barulah ia berdiri dan melangkah pergi bersama kekasih dan temannya.
Menaiki sepeda motor sport berwarna merah yang terparkir di pinggir taman di ikuti Yiren yang menaiki kursi belakang, begitupun dengan Mingy dan Mia yang juga sudah siap pergi di atas motor sport berwarnarna hijau. Younghoon bahkan masih sempat menatap penuh kebencian kearah Yonghee sebelum mereka pergi meninggalkan taman.
Yonghee mencoba berdiri, lalu membersihkan baju dan celananya yang kotor, juga membenarkan tasnya yang tersampir sembarangan di punggungnya kemudian duduk kembali di kursi yang menjadi berjarak dari tempatnya terhempas.
Lekukan di bibirnya muncul, ia tertawa sinis. Betapa lucu hidupnya hari ini dan lebih lucu lagi saat Younghoon yang sudah dua minggu lebih –atau, hampir tiga minggu tidak masuk sekolah, tiba-tiba muncul di hadapannya dan menagih tugas miliknya yang di titipkan anak itu pada Mingy beberapa waktu lalu.
Di tatapnya tangan kardigannya, terdapat bercak darah yang tak terlalu jelas karena bercampur warna biru gelap kardigannya, yang ia gunakan untuk menyeka mulut. Tangannya berinisiatif menyentuh bibirnya yang masih berkedut nyeri, sepertinya sobek, karena Yonghee meringis saat tangannya bahkan baru meraba ujung bibirnya. Saat tangannya melakukan hal yang sama pada rahangnya, respon yang sama ia berikan.
Yonghee juga ingat, tugas milik Younghoon bahkan tak di sentuhnya barang sedikitpun. Tak ada terpikir olehnya untuk menyelesaikan tugas yang bukan kewajibannya itu namun di paksa menjadi kewajibannya. Tugas di buku itu juga tidak main-main jumlahnya yang ia sendiri juga tidak tau kenapa Younghoon memiliki tugas yang banyak seperti itu dan buku tersebut juga tidak di gunakan dalam pembelajaran di sekolah, entah siapa yang memberi Younghoon tugas itu atau tugas itu hanya permainan Younghoon belaka untuk mempermainkan Yonghee?
Yonghee tidak mengerti dan tidak mau tau. Dirinya juga belum memutuskan, apakah ia akan mengerjakan tugas itu atau membiarkannya saja meski sudah mendapat ancaman yang tidak main-main oleh Younghoon?
Di tatapnya lagi jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, sekarang sudah hampir jam 9 malam kurang beberapa menit. Artinya, les fisika pak Daniel, les kimia pak Jonghyun dan les matematika pak Yuta yang masing-masing selama satu jam itu sudah terlewatkan. Sekarang, jika ia ingin pergi les, ia hanya bisa mengejar les piano pak Seongwu, namun ia memang sudah urung untuk melakukan semua jadwal lesnya pada hari ini.
Biarlah jika pak Seongwu menelpon mamanya, ia tidak peduli. Lagipula, ia pasti mendapatkan hukuman juga akibat pak Dongho –guru matematika di sekolahnya, dan Yonghee bisa memastikan bahwa guru matematikanya itu sudah menelepon sang mama.
Sekarang, Yonghee hanya perlu menghabiskan waktunya dengan percuma hari ini dengan kepalanya yang penuh.
Namun tiba-tiba, ponselnya berdering. Tertera nomor ponsel yang baru saja ia pikirkan. Tanpa menunggu lama, Yonghee menekan tombol hijau di layar ponselnya dan menaruhnya di telinga kirinya.
“Halo, ma?”
“Kak, papamu pulang..”Tanpa pikir panjang dan tanpa mengingat kondisinya, Yonghee berlari sekencang yang dapat ia lakukan. Ia berlari ke pinggir taman, tapi tak ada satupun cahaya di kejauhan dari kedua sisi jalan yang menandakan tidak ada sebuah kendaraan pun yang lewat. Ia terpaksa berlari kembali, berlari secepatnya, mencari keramaian yang memungkinkan bagi kendaraan umum lewat dan bisa membawanya pulang ke rumah.
Ia tidak boleh terlambat, tidak boleh sedikitpun. Ia harus bisa sampai rumah sebelum papanya datang. Ia harus bergerak lebih cepat, sesuai arahan sang mama di panggilan ponselnya yang masih tersambung.
-----------🌱
Mulai chapter ini akan di berikan warning ketika chapter mengandung unsur yang harus di beri warning 🙇♀️
Mohon maaf, seharusnya chapter-chapter sebelumnya juga perlu di beri warning, tapi saya baru ingat untuk memberi warning sekarang. Mohon maaf 🤧
Just enjoy reading this book 🙆
Thank you 🙇♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Strange Place || CIX
Fiksi PenggemarReturn to the beginning To the days of innocence - Yonghee Rated : 15+ Warn : Karena mengandung kekerasan, banyak kata-kata kasar, dan lainnya yang berpotensi membuat tidak nyaman dan trigger. Harap kebijakan dari para pembaca. Terima kasih 🙏