20. Frame

350 77 29
                                    


• Strange Place •

Jinyoung berlari menuruni tangga rumahnya dengan tergesa menuju ke halaman belakang rumahnya.

Seunghee dan Hyunjin yang melihat tingkah Jinyoung hanya memerhatikan putra sulung keluarga Hwang itu sambil memakan popcorn buatan Seunghee di ruang keluarga.

“Kakak kenapa, buna?” tanya Hyunjin mengunyah popcorn di mulutnya, mengarah pada kaca bening pembatas rumah dimana Jinyoung yang sudah berdiri di halaman belakang rumah mereka dengan nafas memburu.

“Nggak tau dek, kakakmu ngeliatin rumah tetangga kita. Kayaknya sekarang kakakmu yang jadi penasaran sama tetangga kita,” sahut Seunghee, dengan gerakan sama seperti yang di lakukan Hyunjin.

Nafas Jinyoung masih memburu, ia sekarang berdiri di halaman belakang rumahnya, tepat di teras kayu. Matanya memandang kearah sebrangnya, ke teras rumah tetangga yang kini sudah Jinyoung ketahui siapa si tetangga yang tak pernah menampakkan batang hidungnya dan membuat adiknya penasaran pada sosok yang pernah di lihat adiknya itu.

Tak masuk akal sebenarnya saat Jinyoung mengetahui identitas tetangganya dan masih merasa bahwa itu mustahil. Bagaimana bisa?

Kemudian anak laki-laki itu muncul, berdiri canggung di seberang Jinyoung tanpa menatapnya.

Karena ketidakpercayaan Jinyoung, makanya Jinyoung memintanya untuk turun ke belakang rumah dan bertatap langsung padanya. Jika perlu, Jinyoung ingin anak tersebut datang ke rumahnya, memastikan bahwa ia tak salah lihat dengan sosok di hadapannya.

Jinyoung terpekur untuk beberapa saat, sebenarnya dia tidak begitu peduli dengan anak itu dan tidak ingin terlalu ikut campur -ketika ia mengingat perkataan Seunghun saat makan siang waktu itu.

“Lo beneran Yonghee? Cha Yonghee? Anak yang di risak Younghoon?” tanya Jinyoung -dengan nada yang cukup frustasi.

Anak laki-laki itu masih menunduk, ia mulai merutuki dirinya lagi. Menyumpah pada dirinya lagi. Bagaimana bisa ia kedapatan dengan orang lain? Bahkan Jinyoung bukan hanya orang lain, melainkan satu sekolah dan bahkan satu kelas dengannya. Dia sudah berusaha semampunya selama ini agar tak bertemu dengan anak-anak satu sekolahnya dan satu kelasnya. Tapi kenapa nasib membawanya malah bertetangga dengan anak satu kelasnya?

“Jadi lo.. lo yang di liat adek gue di seberang kamarnya?”

Tapi demi Tuhan, ini bukanlah kemauan Yonghee. Ia tau bahwa ia akan membuat orang lain tak nyaman. Ia tau bahwa orang lain akan memandang rendah dirinya. Ia tau dan sadar itu. Meski ia tak paham kenapa dirinya menjadi seperti itu di pandangan orang lain.

Yonghee masih menunduk dan terus menunduk sambil berdiri dengan tubuh yang bergetar. Ia merasa bersalah, ia merasa sepertinya Jinyoung pun merasa tak nyaman saat mengetahui mereka bertetangga. Kemudian Yonghee bersuara dengan sangat pelan ,”maaf, maafkan aku. Aku nggak akan mengganggumu atau keluargamu. Aku akan menutup semua pintu dan jendela rumahku, agar kamu nggak terganggu. Maafkan aku. Aku benar-benar nggak tau, maafkan aku.”

Pandangan Jinyoung menurun, tak setegang saat ia bertanya dengan begitu terkejutnya. Memandang tubuh Yonghee yang bergetar, terus menunduk tanpa menatapnya dan meremat ujung baju kausnya. Yonghee -anak itu terlihat sangat ketakutan.

Jinyoung menghembuskan nafasnya pelan, menyilangkan kedua tangannya di depan dada, “lo kenapa deh? Gue cuman nanya aja kok. Lo nggak perlu takut kaya gitu. Lagian lo nggak mengganggu sama sekali,” katanya dengan suara melembut.

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang