02. Drink Machine

849 139 12
                                    

• Strange Place •




Hyunsuk membuka pintu ruang konseling lalu menutup kembali pintu ruangan itu. Ia berbalik memunggungi pintu ruangan yang hampir setiap minggu ia masuki dan entah kenapa, ia selalu di panggil di saat jam istirahat pertama –tepatnya saat jam makan siang, yang membuat Hyunsuk mau tidak mau menahan rasa laparnya dahulu sebelum melenggang pergi ke kantin sekolah.

Nafasnya berhembus kasar. Ia mulai bosan terus-terusan kembali ke ruangan itu.

Ruang konseling berada di bagian kiri gedung sekolah namun masih berada di ruang lingkup sekolah, hanya saja letaknya jauh di ujung bagian kiri gedung sekolah, meski ruang konseling berada di dalam gedung yang sama.

Hanya beberapa anak yang sering keluar masuk ruang konseling, termasuk dirinya. Dan alasannya pun selalu sama, karena Hyunsuk sering membolos jam pelajaran.

Di ujung koridor ruang konseling, ada sebuah mesin minuman dingin yang jarang di jamah oleh penghuni sekolah, bahkan hampir tidak ada yang mendatangi mesin minuman itu. Saat pertama kali Hyunsuk masuk ruang konseling, ia pikir mesin minuman itu hanya di peruntukkan untuk guru-guru konseling karena letaknya yang berada di ujung koridor ruang konseling. Namun sepertinya tidak.

Ia mengingat kembali saat dirinya pertama kali di panggil ke ruang konseling dan saat itu interogasi guru konseling yang cukup lama, Hyunsuk yang merasa haus, menghampiri mesin minuman tersebut. Ia berjalan santai menuju mesin minuman, mencari beberapa koin di kantung celananya untuk membeli minuman dan memilih minuman yang di rasa cukup menyegarkan untuk tenggorokannya.

Hyunsuk membuka kaleng minumannya dan meminum isinya sambil berdiri dengan tangan kirinya yang berkacak pinggang. Ketika ia ingin duduk di kursi yang berada di sudut koridor, tepatnya di samping mesin minuman, Hyunsuk terkejut dan hampir menyemburkan minuman di mulutnya. Untungya, ia masih bisa mengontrol mulutnya yang hampir menyemburkan minumannya keluar. Matanya membulat.

Ia terkejut melihat seseorang tengah meringkuk terlelap di kursi paling ujung dengan kepala bersandar pada sisi tubuh mesin minuman. Karena letak kursinya yang berada di sudut, sedang mesin minumannya berada tepat di samping kursi panjang tersebut, membuat siapapun yang duduk tepat disisi mesin minuman pasti tidak akan terlihat jika tidak terlalu memperhatikan -apalagi jika tubuh meringkuk di atas kursi sambil memeluk lutut seperti murid laki-laki yang di lihat Hyunsuk sekarang.

Hyunsuk menahan mulutnya dengan tangan sedang tangan lainnya masih menggenggam kaleng minumannya.

Kepalanya menengok ke sekitar, suasana di bagian koridor ruang konseling sepi, tak ada seorang pun, karena sekarang memang masih jam istirahat pertama. Di hembuskan nafasnya perlahan setelah membiarkan tangannya terlepas dari mulutnya.

Hyunsuk penasaran, kenapa seorang murid laki-laki bisa dengan santainya tertidur di sini. Memang, tempatnya sepi dan tertutup. Hyunsuk juga sempat berpikiran bahwa kursi di samping mesin minuman ini memang menjadi tempat yang pas untuk tidur. Tapi nyatanya, ada murid yang lebih dulu mempunyai pikiran seperti dirinya dan dengan posisi tidur yang menurut Hyunsuk kurang.. nyaman.

Jika itu Hyunsuk, ia memilih untuk menidurkan seluruh tubuhnya di lima kursi yang berjajar rapat tersebut sehingga seluruh kursi akan penuh dengan tubuhnya seorang, ketimbang harus menggunakan satu kursi, menaikan kedua kaki, memeluk kedua lutut lalu menyandarkan kepala ke tubuh mesin minuman. Tidak, itu sangat tidak nyaman, Hyunsuk tidak akan bisa tertidur jika seperti itu.

Murid laki-laki itu tertidur dengan nafas yang teratur, namun dengan beberapa bekas membiru di wajahnya, alis Hyunsuk terangkat saat memperhatikan wajahnya.

Hyunsuk menundukan sedikit tubuhnya untuk melihat lebih jelas nama yang terpasang di dada seragamnya yang masih bisa di lihat Hyunsuk meski anak itu memeluk lututnya sendiri. Tertulis, Cha Yonghee. Yonghee? Siapa Yonghee? Kelas mana? Hyunsuk merasa bahwa di kelasnya tidak ada yang bernama seperti itu. Atau Hyunsuk yang terlalu tidak peduli sehingga tidak tau bahwa anak itu mungkin berasal dari kelas yang sama dengannya? Entahlah, Hyunsuk malas memikirkannya.

Setelah kejadian itu, Hyunsuk selalu membeli minuman dari mesin minuman itu setiap kali ia keluar dari ruang konseling dan tiap itu pula, ia akan menemukan Yonghee tengah tertidur menyandarkan kepalanya pada tubuh mesin minuman dan dengan posisi yang sama serta kondisi yang selalu sama -wajah yang di penuhi beberapa bekas membiru dan terkadang bekas luka bahkan sampai darah yang mengering di sudut bibirnya.

Hyunsuk selalu yakin, anak itu pasti habis berkelahi sebelum akhirnya jatuh tertidur disana. Atau dia di risak?

Hyunsuk mencoba acuh akan hal itu.

Sama seperti sebelumnya, seperti saat ini, Hyunsuk membeli minuman dari mesin minuman tersebut dan masih menemui Yonghee yang tertidur disana.

Setiap membeli minuman di mesin tersebut, Hyunsuk akan memilih duduk di kursi yang berada di sisi lainnya, tepat berhadapan dengan kursi yang di duduki Yonghee. Meski sampai saat ini juga, Hyunsuk tidak tau dari mana asal kelas Yonghee.

Hyunsuk sendiri tidak peduli dan juga tidak mau tau, yang ia tau, anak bernama Yonghee selalu tertidur di tempat yang sama dengan posisi yang sama dan dengan kondisi wajah yang tidak baik tiap kali menemukan Yonghee tengah tertidur di kursi samping mesin minuman dingin di ujung koridor ruang konseling.

-----------🌱

[✓] Strange Place || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang