⚠️WARNING⚠️
This chapter contains about harsh words, violence, abusive parents, suicidal thoughts, mental illness and other content that is uncomfortable. If you feel uncomfortable and you can feel triggered, please skip this chapter. Thanks for your attention, stay health and enjoy for reading.⚠️ 2k words ⚠️
🌱🌱🌱
• Strange Place •
•••
Juli, 2015
Sudah hampir 4 bulan Yongmi meninggalkan kami dan selama itu pula, mama harus menjalani perawatan. Dan kepergian Yongmi, juga menjadi awal perlakuan mama terhadapku terbongkar. Semua yang ku alami, semua yang ku terima dan apa yang terjadi sebenarnya akhirnya ku ceritakan meski tak sepenuhnya.
Papa, tante Yuri, dan om Doyoung mengetahui bahwa mama sering kali menghukumku dengan 'tongkat kasih sayang’, juga selalu mengunciku di kamar ketika di rumah, dan tidak pernah mengantar ataupun menjemputku. Aku tidak mengatakan secara gamblang bahwa mama membedakan perlakuannya terhadap ku dan Yongmi, aku tidak menceritakan tentang Yongmi pada mereka, juga tentang sikap keluarga papa yang memojokkan mama sampai sikap mama padaku menjadi seperti itu.
Awalnya aku sangat takut untuk menceritakan hal-hal itu, tapi, dengan sangat sabar dan lembut papa membujuk dan mengatakan padaku bahwa semuanya baik-baik saja jika aku mengatakannya. Jadilah aku menceritakan kisahku pada mereka, meski beberapa draft cerita masih ku kunci rapat di sebuah ruangan yang tidak perlu mereka ketahui.
September, 2015
Dan ini adalah kejadian luar biasa yang benar-benar mengoyak diriku.
Hanya tinggal sebulan dari jadwal ulangan semester, membuat semua siswa sangat sibuk termasuk diriku. Sehingga aku sering kali pulang sangat larut dan meninggalkan mama yang sudah pulang dari perawatannya. Papa juga tidak tega terus-menerus melihat mama yang di rawat, aku juga sama tidak teganya dengan papa.
Jadi, saat papa bingung untuk membawa pulang mama atau membiarkan mama tetap dirawat, aku menguatkan papa, mengatakan pada papa jika dokter mengijinkan mama pulang maka aku akan menjaga mama dengan sangat baik.
Sampai akhirnya dokter Nana menyetujuinya, dokter Nana mengatakan bahwa kondisi mama sebenarnya sudah cukup stabil meski masih harus terus diawasi oleh pihak dokter.
Tepat di malam Chuseok, aku pulang lebih larut dari hari-hari sebelumnya karena ada beberapa les yang di tukar di hari itu. Sesampainya di rumah, seperti biasanya ketika aku pulang, keadaan akan gelap tanpa satupun lampu di dalam rumah yang menyala.
Aku berniat masuk ke dalam kamar, tapi pintu kamar di sebelah kamarku terbuka lebar. Kamar itu adalah kamar Yongmi, dengan segala barang adikku yang masih tersusun rapi di sana. Seharusnya pintu itu tidak terbuka, terlebih —mama?
Aku melempar asal tasku ke dalam kamar lalu berlari ke arah kamar Yongmi. Pemandangan pertama yang ku lihat; kamar Yongmi berantakan. Banyak mainan dan baju-bajunya terhambur di seluruh area kamar. Pelakunya? Sedang duduk bersandar pada pinggiran ranjang Yongmi dengan keadaan yang tak kalah kacaunya dengan keadaan kamar Yongmi.
Ku beranikan kakiku melangkah masuk lebih dalam, walau aku sebenarnya sedikit takut. Aku takut mama mengamuk seperti tempo hari, aku bahkan tidak kuasa menahan kekuatan mama saat itu. Jadi aku takut, mama akan mengamuk.
Aku tidak berani mendekati mama lebih jauh, jadi aku hanya berdiam diri cukup jauh darinya.
Lalu mama melambaikan tangannya padaku, memintaku mendekatinya. Jadi ku turuti. Aku berjalan pelan mendekati mama dan mulai ikut duduk bersimpuh di depannya dengan tubuh yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Strange Place || CIX
FanfictionReturn to the beginning To the days of innocence - Yonghee Rated : 15+ Warn : Karena mengandung kekerasan, banyak kata-kata kasar, dan lainnya yang berpotensi membuat tidak nyaman dan trigger. Harap kebijakan dari para pembaca. Terima kasih 🙏