FIANNA'S POV
"YATO!!!" Jeritku sebelum kutarik dia untuk berlari menuju jalan keluar hutan. Titan itu setinggi 10 meter, berperut tambun dan bundar, serta berwajah konyol. Dia menatap kami dengan kelaparan sebelum kembali menerkam kami.
"MUSTAHIL!! MEREKA SEHARUSNYA SUDAH PUNAH!!!" Jerit Yato tak percaya. Kenyataan bahwa titan itu ada diluar areanya lebih membuatku bingung. Ini London! Bukan Jerman!!
Gelegar tapak kakinya membuatku gemetar saat berlari kencang. Membuatku sadar kami sudah tidak berada dihutan, melainkan sebuah pemukiman yang dikelilingi dinding yang besar sekali. "Ti-tidak.... tidak mungkin" bisikku tak percaya.
"GRROAAAR!!!"
"FIAN!! LARI LEBIH CEPAT!!" Yato berganti memimpin jalan dan menyeretku karena kurasa aku melamun. Yeah, itu salah satu kelebihanku. Melamun sambil berlari.
Kupandangi sekitarku dengan nyalang. Bukan hanya kami yang dikejar disini. Ada sekelompok manusia dewasa dan anak kecil yang menangis meraung-raung lantaran takut. Pemukiman desa yang hancur ada disepanjang jarak pandangku. Titan yang tadi pun masih mengejar kami tapi kali ini, kawanan titan lain sudah tiba dihadapan. "Sial!!"
"Oh tidak!!" Pekik seorang ibu yang mendekap anaknya yang masih balita. Ketakutan menyebar dengan cepat disekeliling kami. Asap hitam membumbung tinggi dimana-mana. Menandakan kehancuran yang tak terelakkan.
Disaat mulut besar titan itu menganga lebar, kugunakan kesempatan itu untuk menyambar panah dari pinggang dan membidik mata makhluk itu. "LARI!!!" Jeritku.
Aku tak heran jika mereka semua menurutinya. Yato kembali menarikku untuk berlari menuju arah gelombang manusia pergi. Lebih tepatnya, kesebuah gerbang batu tinggi dan disesaki manusia. Mereka akan menjadi sasaran empuk makhluk karnivor itu. Apa disini tak ada satu manusiapun yang melawan mereka?
"Apa kita menyelinap diantara mereka untuk naik perahu saja?" Bisik Yato resah saat melihat kesesakan ini.
"JRAAASH!!!" Suara daging terkoyak terdengar dekat dari pusat manusia ini. Kemudian aku melihat manusia berseragam aneh yang melesat bagai peluru diangkasa dan menebasi tengkuk titan. Kenapa selalu ditengkuk?
"Fian, kau lihat itu?!" Yato menunjuk bangkai titan yang mulai menguap, "tengkuk... tengkuk adalah kelemahannya!!"
"Lantas kenapa?" Bisikku frustasi. Yato menarik dua belati semi panjangnya dan menatap serius dua titan kecil yang berlari dengan konyol.
"Ayo kita habisi!"
"Kau gila!? Kita tak bisa melompat setinggi itu!!" Jeritku. Satu-satunya yang menahan keinginan bertarungku adalah keterbatasan gerak yang tak memungkinkanku mencapai leher titan.
"Kau lihat bangunan itu?" Yato menunjuk menara yang memiliki lonceng, "kita bisa melompat keatas titan dan mengoyak tengkuknya dengan ini." Diangkatnya dua senjata yang ia pegang.
"Dan bagaimana kita turun?"
"Titan itu pasti jatuh, Fian. Tinggal menunggu dia kehilangan keseimbangan." Kupikirkan pro dan kontra dari tindakan nekad Yato yang mau tak mau kuturuti. Kuanggukkan kepalaku lalu menguncir rambut. Hanya saja, poniku tetap akan kugerai. "Tugasmu adalah membutakan titan itu sementara aku akan memberi tanda agar kita melompat."
Kusambar satu panahku dan mulai berlari dibelakang Yato. Anak itu tampak berani meski baru pertama kali dihadapkan dengan situasi ini. Aku nyaris tersandung kakiku saking terburu-burunya demi mendengar dentuman kaki besar makhluk buas itu. "Ayo lebih cepat!!"
Angin meniup wajahku dan sinar matahari yang hendak kembali keperaduannya menyilaukan mataku. "Fian, dalam hitungan ketiga, tembak mata titan itu." Jari telunjuknya mengarah kesepasang mata titan yang sedang menjilati darah jasad malang yang kakinya telah menghilang. "Satu... dua... tiga!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)
FanfictionFianna Hyacinth Ackerman, adalah keturunan murni klan Ackerman. Gadis bermata ungu muda serta gemar memakai pita yang berwarna sama dengan matanya itu, adalah cucu dari Levi Ackerman, Sang prajurit terkuat dimasa lalu saat titan masih meneror pulau...