Masa Lalu Fianna 1

849 109 12
                                    

AUTHOR' S POV

"Saya kepikiran satu cara yang bisa membuat kalian bisa cepat mengerti." Celetuk Yato setibanya mereka di ruangan Erwin. Dia memang meminta agar bercerita diruangan sang komandan. "Apa komandan sudah melakukan apa yang saya minta tadi?"

"Ya, takkan ada yang datang kemari selama kau bercerita." Yato mengangguk, lantas menunjuk tiga kursi yang sudah ia letakkan sejak awal ketibaannya.

"Silahkan duduk disana." Setelah ketiga vetaran itu duduk, Ryo muncul seiring bunyi 'plop' halus terdengar. Sontak membuat Erwin, Hanji, dan Levi kaget bukan main.

"Hai, manusia." Sapa Ryo riang.

Levi nyaris menyambar belati di atas meja ketika Yato menghentikannya. "Kapten, tenang saja. Dia takkan menyakiti kalian. Saya tahu dia aneh, tapi percayalah, dia teman kami."

Hanji mengangkat tangannya, seperti seorang murid yang antusias untuk bertanya pada guru. "Kau tak perlu mengangkat tangan seperti itu, nona."

"U-uh, maaf soal itu. Aku hanya ingin bertanya satu hal."

"Apa?"

"Kau ini memang kelinci, atau sejenis makhluk mutasi? Karena... kau tahu, badanmu memiliki struktural manusia normal, sementara telingamu..." Hanji ragu-ragu diujung kalimat karena cemas. Dia takut pertanyaannya ini akan menyinggung si makhluk magis itu.

"Tidak, aku bukan makhluk mutasi atau apapun yang terbesit dikepalamu ketika melihatku." Telinga panjang Ryo bergerak-gerak gelisah ketika bertanya, "apa kalian suka makan kelinci?"

Erwin dan Hanji memilih untuk menggeleng, pura-pura benci memakan kelinci demi perasaan Ryo. Tapi Levi tak sebaik rekan-rekannya. Dia malah ingin meledek Ryo. "Aku makan daging kelinci dua hari yang lalu."

Iris merah Ryo membulat dan sedikit berkilat. "Kau tahu, cebol? Cucu-mu itu tak sekasar dirimu saat menjawab pertanyaanku."

"Cucu?!" Pekik Hanji kaget, sementara Erwin nyaris memekik seperti rekan wanitanya itu. Levi? Oh, pria itu lebih parah.

"Jaga ucapanmu, Kelinci Sialan! Itu omong kosong! Kami memang satu klan, tapi bukan berarti aku punya hubungan darah seperti itu!" Levi menatap Yato dengan tajam. "Itu benar kan, Winston?!"

Sayang sekali, Yato memberikan jawaban yang tak ingin ia dengar. "Ryo benar, Kapten. Fian adalah keturunan anda, dari generasi ke-21 lebih tepatnya."

"Tunggu sebentar. Generasi ke-21? Bagaimana bisa Levi sudah punya penerus sebanyak itu sementara dia masih hidup?" Tanya Erwin, dia lebih bisa mengontrol ketenagannya dibanding Hanji---yang menekap mulutnya akibat syok.

"Saya sudah bilang sebelumnya, kalau kamu berdua berasal dari garis waktu yang berbeda dari sekarang." Yato menggerakkan jarinya, seakan sedang menggerakan jarum jam. "Lebih tepatnya, masa depan."

"M-masa depan?!"

"Benar, Ketua. Zaman dimana teknologi mengalami kemajuan yang hebat dan modern sekali. Kalian ingat sekarang tahun berapa?"

Hanji ragu sejenak, tapi dia menjawab, "sekarang tahun 805."

Yato mengangguk, "Itu berdasarkan penanggalan milik kalian sendiri kan? Tapi kalau saya hitung memakai ukuran baku---yang kami sebut sebagai, Besaran Internasional---sekarang adalah tahun 1923." (Btw ini mimin ngasal ya, bkn beneran. Mimin gk tw tahun pastinya.)

"19-1923?!" Sentak Hanji lagi.

"Ya, dan tahun dimana kami hidup 3 tahun yang lalu adalah 2017. Kalau sekarang, mungkin sudah tahun 2020."

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang