Icy flower

648 109 3
                                    

AUTHOR' S POV

Dibawah langit biru Paradis, ada berpuluh prajurit yang melesat kesana-kemari bagai lebah diatas stoples madu. Membunuhi titan satu-persatu meski yang lain akan datang lagi akibat tak ada yang menambal lubang dinding. "Hanji!! Apa Jaeger tak bisa menambal lubang itu seperti yang ia lakukan beberapa bulan yang lalu?!!" Tanya Erwin pada wanita berkacamata yang berdiri disisi dinding.

"Didalam distrik tak ada batu yang cukup besar, Erwin!!" Balas Hanji keras. "Dan mencarinya keluar-pun akan sulit karena semua titan ini!"

"Tch, gawat juga. Apalagi..." Levi melirik Fianna yang terbaring diatas tanah dalam keadaan basah kuyup dan dijaga Garisson. "...anak yang paling bisa membantu tak kunjung bangun."

Yato---yang belum tahu apapun tentang keadaan Fianna---langsung lemas dan jantungnya serasa jatuh ke lambungnya ketika melihat gadis yang ia sayangi terbaring. Tangan kanannya membiru dan sedingin es. Dan tangan kiri yang kemarin ada sekarang hanya tersisa seperempatnya saja. "T-Tidak... Fian..."

Lelaki itu terjatuh diatas lututnya. Tepat disamping gadis yang tengah terlelap karena menahan sakit yang amat sangat ketika tangan kirinya ditarik paksa. "Y-Yato... aku minta maaf."

Yang bicara itu adalah Ryo yang tampak sangat menyesal tak menyadari ini lebih awal. Yato yang syok langsung berdiri dan mencengkeram erat kerah kimono Ryo. "Kau seharusnya memperingati Fian soal ini... sialan." desis Yato marah. "Apa yang terjadi padanya... hah?"

Ryo sedikit tercekik, namun tetap berusaha menjawab, "seekor titan datang menyambarnya... ukh! Ketika ia fokus menambal dinding... aahk! D-dan semuanya terjadi begitu cepat..."

Deg!! Yato membelalakkan matanya. Lantas kembali membuat raut wajah yang marah luar biasa ketika ia mendorong keras tubuh Ryo. "Apa saja yang kau lakukan selama Fian mati-matian melindungi tempat ini?!"

Ryo mengkerut ketakutan, tak menyangka bahwa anak ceria nan hangat seperti bunga matahari itu bisa semengerikan ini ketika marah. "F-Fianna... d-dia menyuruhku diam dan mengawasi gerbang... dan memintaku untuk memberitahunya ketika kalian pulang... maaf Yato. Maafkan aku..."

Tapi Yato sudah tak menaruh perhatian pada Ryo yang tampak sangat menyesal.

Diangkatnya tubuh Fianna yang kaku sampai ia setengah terduduk. Dan menekan kepala hitam Fianna agar menempel didada bidangnya. Bisa ia rasakan daya hidup gadis itu perlahan terkuras ketika detaknya melemah. Isak pedih lelaki bangsawan itu pecah, menjatuhkan air matanya di permukaan pipi mulus Fianna.

Ditariknya napas pelan yang bergetar, dan berkata, "Kalau kau menyesal... ambilkan aku belati petir diasramaku beserta busur Fian."

"A-apa yang akan kau lakukan dengan itu?" Tanya Ryo takut-takut.

Iris Sycassia itu menggelap namun ada kilatan angkara murka tertahan disana. "Akan ku akhiri semua ini..."

Ryo membulatkan matanya dengan kaget. Tapi makhluk halus itu tak bisa mendebat ataupun membujuk Yato jika moodnya sedang jatuh bebas seperti ini. Dia sama saja seperti menantang singa tanpa persiapan apapun.

Ryo tahu bagaimana akhirnya jika Yato tak dihentikan. Sejak lama, pria bangsawan itu memang selalu sensitif tentang segala urusan Fianna. Dan dia jadi lebih protektif semenjak ia menemukan gadis itu terbaring berdarah-darah diatas salju.

"U-uh..." suara gumaman Fianna mengalihkan dunia Yato. Membuat irisnya yang menggelap jadi dipenuhi rasa kaget.

"Fian?!" Gadis itu mendongakkan wajahnya yang tadi terkulai, langsung berhadapan dengan sepasang mata laut jernih milik Yato.

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang