Kebohongan kecil

792 158 5
                                    

FIANNA' S POV

Aku makan dengan teratur sesuai saran dokter, dan selalu bernapas seperti orang tidur saat jam tidur dan lentera diremangkan. Aku tak banyak bicara. Kenyataannya, aku pasien idaman. Selalu menurut, bahkan jika disuruh menerima 15 suntikan dipangkal lenganku untuk mempercepat proses pemulihan. Entah apa yang mereka suntikkan---namun apapun yang mereka pakai, cairan itu menumpulkan semua rasa sakit dan digantikan dengan sensasi aneh yang kebas. "Itu namanya Morfin, Fianna." Ujar Ketua Hanji, disaat kunjungannya tadi pagi. "Obat yang bisa mengurangi rasa sakit. Jika saja kau tak diberikan Morfin, mungkin sekarang kau akan menjerit kesakitan."

Morfin? Sekarang zat adiktif itu mengalir didarahku dan tak ada yang bisa kulakukan bahkan jika aku protes. Jelas obat itu merupakan hal yang lumayan membanggakan dizaman ini, namun dizamanku tentu melanggar hukum. Dan Morfin bisa terdeteksi dan sudah terjalin dijaringan DNA-ku dan hanya perlu rambutku untuk mengkonfirmasinya. "Kapan ekspedisi akan kita laksanakan, Ketua?" Tanyaku.

"Seminggu lagi. Kau tahu? Eren bersedia mendengarkan semua hasil penelitianku sepanjang malam dibenteng, dan dia tak protes saat aku meneliti badannya. Tinggal masalah waktu saja dia akan menguasai kekuatan titan yang menakjubkan itu." Oceh ketua, lebih dari yang kuharapkan. "Besok, kita akan pergi ke tempat Eren dijaga oleh Regu Levi. Oohh... aku sudah tak sabar, Fianna."

Eren Jaeger. Anak yang telah menjadi wadah titan Shifter jenis rogue, yang tentu akan amat efektif jika berada dibawah naungan pasukan semacam pasukan pengintai. Apalagi jika ada orang jenius seperti Ketua Hanji. Dari apa yang kubaca tentang sejarah pasukan pengintai, seingatku Ketua Hanji akan menjadi seorang komandan pasukan. Menggantikan Komandan Erwin, dan kurasa aku pernah melihat sketsa wajah Ketua disuatu tempat dengan memakai penutup mata.

Besoknya, Bella mampir ke kamar asramaku dan membantuku memakai seragam dan Gear. Kukepang longgar rambutku dan tetap membiarkan mataku tertutupi, lalu mengikat pita diujungnya. "Kau yakin bisa melakukan ini, Fianna? Kau masih bisa mundur loh."

Kugelengkan kepalaku dan berkata, "tidak. Tiga hari tertidur tanpa henti sudah cukup bagiku. Lagipula--" ku tepuk bahu Bella dengan pelan. "Aku bakalan bosan jika aku diam saja sementara kalian bereuni."

Bella terkikik geli, lantas menarikku ke lapangan dimana kuda-kuda kami dikumpulkan. Kudaku---yang seingatku memiliki nama Matilda--- memekik senang saat melihatku membelai surai cokelat gelapnya. Ku julurkan apel sarapanku dan dia meraupnya dengan senang hati. "Anak pintar."

....

Ketua Hanji menggila saat Eren dan seluruh anggota Skuad Kakek Levi muncul dihalaman kastil---atau benteng? Aku tak tahu pastinya--- mereka semua tampaknya sedang melakukan hal yang jelas akan dilakukan Kakek Levi. Bersih-bersih. Sementara Senior Moblit kewalahan, aku memilih memandangi hutan lebat yang ukuran pohonnya tak terlalu besar. Faro menanyakan keadaanku dan mencemaskan lenganku yang terluka. Mengenai ledakan emosinya saat pertempuran 5 hari yang lalu, dia sudah meminta maaf tepat dimalam saat aku terbangun dari tidur panjang.

"Ah, kakak berpita ungu!!" Pekik seseorang ditengah rombongan baru yang bergabung dengan kami. Karena hanya aku yang memakai pita ungu, kepalaku otomatis menoleh kearah rombongan yang berisi anak-anak baru. Jubah dengan cap sayap kebebasan yang masih baru terlipar rapi ditangan mereka.

"Kau kenal Senior ini, Christa?" Tanya Seorang perempuan berambut merah yang dikuncir. Si Christa ini, maju dan menghadapku sementara rekan-rekanku lebih memerhatikan Eren Jeger.

"Kakak senior ini yang sudah menyelamatkanku dan Ymir saat kejadian itu." Christa menegapkan badannya yang---astaga, mungil sekali!---dan memberi hormat khas. "Saya prajurit Christa Lenz. Berasal dari pelatihan selatan dan angkatan ke-104."

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang