Dua bunga gugur

731 151 15
                                    

FIANNA' S POV

              Apa yang terjadi? Kenapa semuanya buram? Telingaku berdenging keras akibat suara tubrukan yang tak jelas apa penyebabnya. Sisi kanan badanku protes ketika digerakkan dengan susah payah. Ada bayangan prajurit berambut pirang keemasan yang berteriak seraya memeriksa tubuh seseorang. Suara teriakan samar dan timbul-tenggelam terdengar, tampaknya berasal dari dua pemuda yang tengah meneriaki jasad seseorang. Sebenarnya apa yang sudah terjadi?

              Kupaksa bangkit dan harus menahan rasa nyeri yang tak tertahankan. Kepalaku pusing. Pusing sekali. Karena semua indra-ku mendadak padam, aku berjalan bagai mayat hidup. Terhuyung-huyung dan tak tentu arah sambil menjulurkan tangan kedepan. Berusaha mencari apapun atau siapapun yang bisa dijadikan pegangan. Kugeleng-gelengkan kepalaku dengan kuat dan perlahan seluruh indraku kembali berfungsi normal. Teriakan mereka mulai terdengar. "BELLA!! OI, BANGUNLAH!!" Yato. Itu suara Yato.

              Bella? Apa yang terjadi padanya? "HEI, BERTAHANLAH!! SIAL!" Umpatan itu... sudah pasti Faro yang mengatakannya. Mataku kembali normal, dan aku mencoba melihat siapa gadis yang sedang diguncang-guncang Yato dan Faro. Tubuh gadis itu dipenuhi darah, dan kotor. Luka lecet dimana-mana, dia bakalan butuh segulung perban steril untuk membungkus semua luka itu. "SADARLAH BELLA!!"

               Dan ketika aku cukup dekat dengan mereka, tenggorokanku tercekat. Aku berharap mataku takkan pernah bisa kembali normal ketika melihat Bella dipenuhi darah dan terbaring tak sadarkan diri. "A-apa... apa yang terjadi pada Bella?" Tanyaku tercekat. Mereka tak menjawabku, bahkan tampak tak berani menatapku. Mengikuti rasa penasaranku yang mengerikan, tubuhku bergerak untuk melihat lebih jelas. Dan terlihatlah, Bella yang kedua kakinya sudah hilang dan darah terus mengalir dari sana seperti air keran. Kutekap mulutku dan mataku memanas.  Dan disaat aku melihat dagingnya yang terkoyak mengenaskan, aku kemudian teringat sesuatu.

              Sesaat sebelum aku akan digigit, ada yang mendorongku dengan keras dan berteriak. Rambut Hazel itu... suara itu... tak diragukan lagi. Itu milik Bella. Meski kami tengah terperangah hebat, suara derap langkah titan terdengar makin dekat. Membuat semuanya---kecuali aku--- waspada. "Sial! Yato, ayo kita tahan mereka sampai Fianna membawanya ke pasukan. CEPAT!!"

              Titah Faro itu secara tidak langsung menyuruhku untuk membawa Bella ke posisi para pasukan bertahan. Dengan cepat, kuangkat ia tanpa peduli situasi. Lari. Lari. Dan lari. Menuju kuda-kuda kami di ikat-kan. Disitulah aku mendengar suara erangan kesakitan dari mulut Bella yang dipenuhi darah. "BELLA!" Sentakku berat.

                Mata hazelnya tampak kosong, namun kemudian kilau mengisi kolam hazelnya yang manis. Ada air mata yang menggantung diujung matanya. "Fi-Fianna....?" Batuknya mencipratkan darah kepipiku, tapi tak kuhiraukan karena Bella mulai mengerang keras. Ingin rasanya kukurangi penderitaan Bella dengan berganti posisi, tapi aku tak punya banyak pilihan. "Be-Berhenti...! Fianna turunkan aku!!" Jeritnya keras.
 
              "Tidak! Akan ku bawa kau ke medis! Takkan kubiarkan kau mati disini!" Balasku sama kuatnya. Cengkeramanku mengetat tatkala ada batu besar yang harus dilewati. Tapi yang paling menyusahkanku adalah Bella yang tak henti-hentinya bergerak. Seakan ingin aku benar-benar menurunkannya.

               "TURUNKAN AKU, FIANNA!!" Jeritan terkerasnya itu membuatku jatuh dan terjerembap ketanah berumput halus. Dengan segera kuhampiri Bella yang terduduk dan bersandar dibatang pohon ek besar. Darah menodai Bunga Lilac dan bunga Aster yang indah yang tumbuh tepat dimana kaki Bella berakhir. "Ayo, kubawa kau ke med---" Plakk! Tangannya menampar tanganku dengan keras. Menepisnya hingga terhenti diudara.

              "Percuma saja, Fianna. Kau hanya membuang-buang tenagamu jika membawaku ke medis." Ujarnya lirih. Apa maksudnya? "Dadaku sakit, sulit untuk bernapas. Kau tahu apa artinya? Aku tak bisa ditolong lagi."

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang