miliknya yang paling berharga

756 136 2
                                    

AUTHOR' S POV

              Fianna terus terduduk diatas lantai batu lembap dan dingin. Borgol dan rantai masih tabah mendamping gadis yang terbelenggu, hanya saja ada sedikit tambahan disana. Ada kalung besi yang memiliki rantai dan terpasang kuat ke dinding. Persis seperti kalung anjing dan dingin permukaannya nyaris membuat Fianna sulit bernapas. Ini dilakukan karena permintaan para penjaga yang ketakutan terhadap dirinya.
                Tak manusiawi memang, tapi apa yang bisa ia harapkan?

                Gadis itu terbatuk kecil, tenggorokannya serak. Menuntut untuk dibasahi dengan air sejuk. "M-maaf... bisa aku minta air?" Pintanya kelu.

                Terdengar decihan kesal salah satu dari lima penjaga yang ada disana. "Tidak."

                 Kalau sudah dijawab begitu, Fianna urung memaksa. Ia yakin 100% perkataannya takkan dihiraukan karena para penjaga sudah ditelan ketakutan mentah-mentah. Jadi Fianna diam dan membiarkan rasa haus dan dehidrasi perlahan menggerogoti kewarasannya.

                Kemudian suara derit pintu besi berat diujung lorong menghantam telinga super tajam Fianna. Tapi ia sedang dalam situasi dimana tak ada lagi yang ia pedulikan selain diri sendiri. Fianna terlalu sakit untuk peduli. "Apa dia masih bertahan?" Tanya seseorang. Suaranya berat dan sedikit serak.

                 "Yeah, dia cukup tangguh untuk bisa bertahan tanpa makan dan minum selama 2 hari." Decih sang penjaga. Ketidak-peduliannya terdengar amat jelas dari nada suaranya.
                 Mau-tak-mau Fianna berpikir mereka lebih suka ia mati kelaparan dari pada mati tergantung.

                  Tidak. Tak pernah sekalipun ia berpikir untuk menyerah tanpa perlawanan. Paling tidak ia harus bisa mempertahankan spekulasi untuk bisa membela diri. Meski pada akhirnya Zackley mungkin tak peduli. "Hei penyihir. Apa selmu terasa nyaman?"

                 Fianna tak kenal siapa yang bicara. Yang pasti si orang asing ini berperangai buruk karena bertanya sedemikian jahat. "Lumayan." Balas Fianna dingin.

                 "Ho~ berani juga kau. Tapi apa yang bisa kau lakukan sekarang? Tangan dan leher dibelenggu seperti hewan buas seperti itu... rasanya pasti buruk." Ujarnya lagi. Seringai jahat menarik sudut bibir si lelaki asing saat meraih surai hitam Fianna dari luar jeruji. "Sayang sekali... padahal kau ini cantik dan menawan. Khususnya mata permatamu itu. Ungu dan berkilau, seperti batu di bolo-tie itu." Telunjuknya menuding bolo-tie milik Fianna.

(Bayangi aja bolo-tie nya kyk yg digambar ya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bayangi aja bolo-tie nya kyk yg digambar ya)

                 Ia sampai lupa bros berharganya masih terpasang rapi dikerah bajunya. Dia menoleh dengan cepat agar bisa menepis sentuhan si orang asing dari ujung rambutnya. "Saya pikir anda mengerti soal sopan-santun. Ternyata saya salah telah berharap."

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang