Sekuntum bunga sebelum badai

817 152 1
                                    

AUTHOR' S POV

               Malam suram yang dingin menghampiri benteng, mengurung semua prajurit yang tak jaga malam meringkuk. Untung saja pancaran lentera yang menerangi mereka menelusupkan sedikit kehangatan. Fianna---yang dengan tanpa beban menjejalkan diri diantara Yato dan Faro--- sudah tertidur sejak ia menutup mata. Dikuasai rasa penasaran, Eren memberanikan diri untuk melihat melewati Levi, lurus-lurus menuju wajah Fianna yang tertutupi rambut. "Se-Senior Winston... a-anu... kenapa Senior Hyacinth tidak memotong poninya? Bukannya itu akan menghalangi pandangannya?"

               Sadar bahwa anak brunette itu tengah bertanya padanya, Yato berdeham sedikit. "Tak ada alasan khusus." Namun manik sebiru aqua itu menggelap tatkala melirik gadis 17 tahun itu. "Warna matanya... dia membenci warna matanya."

              Eren seketika kusut. Memangnya apa warna yang mengisi bola mata Fianna hingga ia sebegitu bencinya? "Memangnya warna matanya bagaimana?"

              Yato menggaruk tengkuknya dan tersenyum kikuk. "Maaf, tak bisa kuberitahu. Ada janji yang melarangnya." Pria itu berucap penuh arti pada lelaki titan diseberangnya.

             Kemudian, seolah menimpali ucapan Yato, kilat menyambar langit. Membuat siapapun kecuali Fianna---yang notabene lelah setengah mati---tersentak dari peraduan. Bahkan Christa memekik keras. "Tch, itu hanya petir. Berisik sekali." Dengus Levi, jelas jengkel lantaran melihat betapa lemahnya mental prajurit baru pasukan pengintai. Tak ada tempat bagi seorang penakut dipasukan itu, dan yang lemah akan di eliminasi alam dengan sendirinya. Yang lemah itu cepat sekali matinya. Makanya ia membenci mereka yang lemah.

              Kilat sekali lagi menyambar, seakan memecut awan agar menangis lebih keras. Dan terbukti dari intensitas hujan yang semakin ramai, tetesan besar airnya yang dingin membentur kaca dengan ganas. Atensi Yato sekarang tertuju pada Eren---yang sekarang malah tekun meraba kalung dengan kunci sebagai daya tariknya. Hanya saja, pria bangsawan itu sadar bahwa itu bukanlah kunci biasa. Dan dari cara Eren menggenggamnya menegaskan pemikiran asal Yato. "Jaeger, kunci apa itu?" Ia bertanya hati-hati. Ingin membuat otaknya absen berpikir tentang kunci itu.

               "Ini... adalah kunci ruang bawah tanah rumah saya di Shiganshina. Ayah saya bilang bahwa semua hal yang ingin saya ketahui tentang dunia ini ada disana, dan beliau memberikan kuncinya pada saya agar suatu saat kita bisa melihatnya." Terang Eren sendu. Tatapan itu... Yato mengenalinya dimana pun juga. Rasanya sama seperti saat ia melihat kesenduan di iris fuschia milik Fianna sesudah keluarganya dinyatakan meninggal. Tetapi, ada satu hal lagi yang sepenuhnya milik Eren. Sebuah cahaya harapan dan ambisi perjuangan yang amat pekat dan mengiringi iris emeraldnya saat melirik.

              "Tch, itu hanya akan terjadi jika kau benar-benar lolos dari ancaman hukum pengadilan bocah." Celetuk Levi tiba-tiba. Yato nyengir saat melihat Eren gelagapan. Lelaki berdarah biru itu perlahan membelai lembut rambut sehitam langit malam milik perempuan yang tengah tertidur disampingnya.

              "Apa... kau dan Ackerman punya hubungan khusus?" Tanya nya perlahan. Yato sudah dengar kekusutan Fianna saat mendengar nama itu disebutkan. Tentu ia paham alasannya. Anak yang bernama lengkap Mikasa Ackerman itu telah membangkitkan instingnya. Mendengar pertanyaan aneh Yato, lelaki bermanik emerald itu mengangguk kecil.

              "Mikasa itu bisa dibilang adik tiri saya." Melihat kernyitan Levi dan Yato, Eren buru-buru menambahkan. "M-maksud saya dia dulunya adalah putri tunggal dari pasangan yang tinggal dipinggiran dinding Maria dan kebetulan mereka merupakan pasien ayah saya. Sekedar informasi, ayah saya adalah dokter." Terang Eren seraya melirik perempuan yang sedang mereka bicarakan. "Namun, karena keluarga Mikasa mengalami suatu kemalangan... ayah saya mengajaknya untuk tinggal bersama kami. Karena itulah Mikasa itu merupakan adik tiri saya."

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang