Misi pengintaian

1K 204 1
                                    

FIANNA' S POV

              Kami akan melakukan pengintaian disebuah benteng dekat Pos Jaga Orvud, bersama Tim Kakek Levi yang terus melihatku seperti seorang kriminal. Takkan kuhiraukan, karena yang kulakukan saat itu memang salah sekaligus benar dimataku.

              Selama dua hari kedepan, kami akan berada dipos itu untuk mengintai daerah sana, dan ini berarti misi pertamaku akan langsung berada diluar dinding.
             Sesuatu yang jarang didapatkan prajurit baru.

             Misinya sederhana. Kami pergi berkelompok, saling memperingati satu sama lain, lalu berada disalah satu benteng yang menjadi pos jaga, dan pulang dengan harapan tinggi. Itu akan terjadi jika saja tak ada korban yang akan jatuh nanti. Benteng yang kumaksud sudah nampak diujung jalan keluar hutan. Hutan ini luas ini telah menjadi saksi bisu dari perjuangan banyak prajurit dan sudah menjadi kuburan bagi mereka yang tak cukup berhati-hati ditengah hutan mematikan ini. Hijau, hidup, tinggi, dan dapat menyembunyikan serta meredam hawa keberadaan titan. Apa saja bisa menyambarmu jika lengah sedikit saja.

               Dan kami sedang ada didalam situasi itu. Bahkan Senior Eld nyaris kehilangan nyawanya saat seekor titan tiba-tiba menggenggam tubuhnya dari belakang. Beruntung Kakek Levi langsung sigap menolongnya. "Te-terima kasih, Kapten."

               "Buka mata dan telinga kalian lebar-lebar! Tak ada yang bisa memprediksi pergerakan mereka selama kita ada didalam hutan!" Perintah Ketua Hanji tegas.

              "Kami mengerti!!" Teriak kami. Ada terlalu banyak resiko besar disini, dan aku mengerti kenapa aku bisa mencium bau darah disini. Bekas pertempuran mereka dimasa lalu masih meninggalkan jejak berdarah yang anyir dan penuh kekalahan.

              "Kau baik-baik saja?" Tiba-tiba Bella berada disampingku dengan kudanya, menatapku dengan khawatir.

               "Ya. Hanya larut dalam pikiran." Aku lanjut berkonsentrasi pada jalanan didepanku. Sebagai pemburu, aku sudah bisa memprediksi keberadaan mangsaku. Yeah, ironis jika dikatakan mangsa, justru nyawa kami yang jadi taruhannya disini.

              Karena Yato sudah selalu ikut berburu bersamaku, dia pasti sadar dengan apa yang kupikirkan. Insting pemburuku berteriak mati rasa saat telingaku mendengar dentuman kaki titan yang terlalu samar-samar. Karena sudut dan bentuk hutan ini, ada banyak dugaan yang muncul dikepalaku. Pertama, bisa saja ada titan yang bersembunyi didepan sana, menunggu kami cukup dekat lalu menerkam begitu saja. Atau, titan itu akan datang dengan wajah konyolnya, menyerang secara membabi-buta.

             Dan ketika aku hendak bicara pada Ketua Hanji mengenai itu, kekhawatiran ku datang bagai petir disiang bolong. "KYAAA!!!"
             Senior Petra telah disambar olehnya.

             "PETRA!!" Akibat keterkejutan dan fakta bahwa titan itu cepat, tak ada yang cukup sigap. Dan karena aku tidak terlalu kaget, maka akulah yang pergi.

               Kutembakkan jangkar gear-ku lalu melesat secepat angin membawaku. Seharusnya aku bisa saja membiarkan dia mati didalam perut bau titan itu lantaran kejadian penangkapan waktu itu, tapi membiarkannya mati begitu saja rasanya salah.

            "AAARGH!!"  Tangan titan itu nyaris menghancurkan tubuh gadis Senior Petra, dan karena itulah aku memotong tengkuknya dengan segera lalu menyambar tangan Senior Petra. Kulempar dia keatas kudanya dan anehnya dia langsung terduduk begitu saja. Entah aku yang melakukannya, atau semesta memang masih menyayanginya.

               "Petra, kau baik-baik saja?!" Ketua Hanji bertanya cemas dan mendekatkan kudanya ke kuda milik Senior Petra.

                Gadis itu sepertinya terlalu syok untuk menjawab, jadi dia hanya diam dan mengangguk pelan. Matanya menatapku dengan ngeri, tak jelas apa yang ada dipikirannya ketika dia melihatku. Mungkin gambaran monster. "Fian, apa kau terluka?"

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang