AUTHOR'S POV
"Kau bertemu Kenny Si Pembunuh?!" Sentak Yato terkejut pada Fianna.
"Hei, kau mau membangunkan separuh kota?" Tanya Fianna, merasa sedikit panik mengingat ini sudah malam. Mereka berdua sedang berdiri diatas dinding.
Sepulangnya tadi, ia bertingkah seakan baru saja mengalami pengalaman menyenangkan. Tak ada satupun kecurigaan melontar keluar dari setiap ucapannya. Jadi Yato mau tak mau berpikir optimis.
Tapi yang Yato dengar sekarang meruntuhkan ekspektasinya.
"Kenapa gak bilang sejak awal?" Tanya Yato setengah meringis.
"Aku tak bisa. Terutama didepan kakek. Bisa-bisa dia mengurungku dimarkas karena ini." Dengus Fianna pelan.
"Haaah... " Yato mendesah saat meraih bagian antara kedua matanya.
"Maaf karena keluar tanpa minta izin darimu." Ujar Fianna kemudian. Ia pikir pria dengan manik Sycassia itu marah.
"Karena kau masih utuh, aku takkan marah." Balas Yato, nada bicaranya setengah rela dan setengah keki. "Jadi, kenapa sekarang kau terlihat banyak pikiran? Itu gak bagus untuk kesehatanmu."
Fianna menunduk sedikit. Memang benar kalau tubuhnya mulai melemah. Ia jadi cepat lelah dan kerap sesak napas tanpa alasan. Jarak pandangnya juga mulai terkikis hingga harus menyipit untuk melihat sesuatu yang jauh.
Sadar akan kecemasan Fianna, Yato berkata, "Kau hanya mengalami kelelahan, dan itu diperburuk stress, juga serangan panik. Jadi kau harus tetap tenang, dan jangan overthinking."
"Mendengar diagnosamu itu makin membuatku gelisah."
"Tenang saja, aku akan langsung mengatur pertemuan dengan dokter mental untukmu setibanya kita di rumah." Kata Yato, mengacuhkan gumaman gadis itu. "Sekarang, kembali ke topik awal. Apa saja yang Kenny Ackerman katakan padamu?"
"Bukan hal yang penting. Kebanyakan omong kosong." Kemudian Fianna teringat percakapan terakhirnya dengan pria kriminal itu. "Tapi ia langsung naik darah saat aku menyinggung soal 'itu'."
" 'itu' apa?"
Fianna memejamkan matanya sejenak, dan menajamkan telinganya untuk mendeteksi adanya penguntit. "Tentang dugaanmu, bahwa raja yang memerintah sekarang adalah raja palsu."
Yato mengerang sambil memutar bola matanya. "Serius, Fian? Dari sekian ratus orang disini kau angkat topik sensitif seperti itu pada penjahat?"
Fianna menatap sesuatu dikejauhan. Bagian gelap kota yang ia tebak adalah pintu masuk terowongan menuju bawah tanah. Ia tak yakin karena matanya mulai minus.
"Aku mendapat beberapa data---tapi belum tentu benar." Yato memandanginya dengan pandangan 'apa?'. "Entah bagaimana, Kenny Ackerman kenal dengan pewaris sah kerajaan. Atau dahulunya merupakan pewaris sah."
Yato tampak mempertimbangkan ini. "Kau yakin? Atas dasar apa?"
"Saat aku menyinggung soal itu, dia langsung mengancamku untuk tutup mulut. Reaksinya itu... benar-benar murni." Ujar Fianna sambil mengingat-ingat suara serak Kenny. Yang biasanya selalu bernada remeh, berubah penuh ancaman dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)
FanficFianna Hyacinth Ackerman, adalah keturunan murni klan Ackerman. Gadis bermata ungu muda serta gemar memakai pita yang berwarna sama dengan matanya itu, adalah cucu dari Levi Ackerman, Sang prajurit terkuat dimasa lalu saat titan masih meneror pulau...