3 ODM

2K 327 43
                                    

FIANNA'S POV

Oh sial! Dari sekian juta orang disini, kenapa aku harus bertemu dengan orang yang sangat berpengaruh seperti Erwin Smith? Diatas atap pula. Terlebih lagi, aku sedang memakai perlengkapan milik jasad entah siapa namanya dan menebasi titan. "Kau siapa? Bagaimana bisa 3 ODM itu ada padamu?"

Bagaimana ini? Mengarang alasan bukan keahlianku!! "S- saya... "

"GGRAAA!!" Geraman titan 15 meter mengalihkan perhatian kami berdua. Sebelum pria itu bergerak, aku sudah bermanuver dan mengoyak daging panas makhluk tersebut.

Angin membuat poniku tersingkap, menampakkan separuh wajahku kearah Erwin Smith. Kuharap perhatiannya masih teralih --oh, ternyata aku salah. Dia benar-benar melihat mata kananku. "Maaf, saya harus pergi!" Elakku cepat.

"Tunggu!!" Panggilannya itu tak kuhiraukan. Fakta bahwa seorang gadis 14 tahun tengah menebasi titan pasti sangat menarik perhatian. Apalagi Erwin Smith itu adalah komandan pasukan yang menangani masalah titan diParadis. Tunggu, jika benar begitu, berarti kami sedang berada dikota dinding besar itu!! Tidak mungkin!! 46 menit yang lalu, kami sedang berburu dihutan kami diLondon, dan sekarang kami sedang di Jerman?!

"JRAASHH!!" Kutebas satu titan dengan bingung dan kembali melesat. Sial!!!

Aku harus mendarat sebentar untuk meluruskan pikiran. Mataku... dia melihatnya. Si Erwin Smith itu sudah melihatnya. Beberapa dari kalian mungkin mempertanyakan mengapa aku begitu keberatan, tapi aku punya alasan. Menurut dokter, aku punya fobia aneh mengenai tatapan mata. Sulit bagiku untuk bersitatap dengan orang lain kecuali dengan Yato, dan keluarganya. Itu juga yang menjadi alasan mengapa aku mengulur poniku sampai kebawah hidung.

"Baiklah, kembali bekerja Fianna!" Desisku. Dengan bertarung, kewarasanku bisa sedikit terjaga. Mungkin ada penjelasan logis mengenai 'munculnya' kami dizaman lampau yang kacau ini.

Titan demi titan sudah kubunuh. Hari semakin larut dan aku kembali bertemu Yato. Oh, betapa leganya aku melihat dia baik-baik saja. "Kau baik-baik saja, Fian?" Tanyanya cemas.

"Ya, aku baik. Kau?"

"Tak tergores sedikitpun. Kurasa kita mengulur banyak waktu, ayo kembali ketitik kumpul tadi."

"Kalian berdua!!!" Suara itu lagi! Erwin Smith berdiri didepan kami dan menatap kami serius. Dengan cepat Yato mendorongku untuk berdiri dibelakangnya. Wajah Erwin Smith tampak keras tapi iris birunya memperlihatkan kehangatan. "Kalian... apa yang kalian lakukan diatas sini?"

"Hanya mencoba mengulur waktu." Mulai Yato sembari menunjuk kerumunan yang sudah lengang, "mereka takkan bertahan jika tidak dibantu."

"Kalian sendiri bagaimana? Tak tertarik untuk mengungsi?" Ini jenis percakapan yang terlalu basa-basi disaat seperti ini.

"Kami ingin mengungsi di saat anda mencegat kami."

"Begitukah? Saya minta maaf. Boleh saya tahu nama kali-"

"Erwin!" Ada lagi yang datang, tapi kali ini 'susunannya' serba berlawanan. Seorang pria bertubuh cenderung pendek, berambut hitam bergaya undercut, dan mengenakan jubah hijau berlambang sayap biru-putih mendarat dengan halus disamping Erwin Smith. Wajah pria itu... sepertinya pernah kulihat. "Mata-empat mencarimu."

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang