Membekulah, Serigala Penyendiri

649 113 9
                                    

AUTHOR' S POV

"A-apa... apa-apaan ini?!" Teriak Levi keras. Mata obsidiannya menangkap siapa pelaku penembakan tadi. Dia adalah salah satu penjaga Fianna yang kerap menyakiti gadis itu dan menyimpan rasa takut pada Fianna.

Polisi militer yang bernama, Vern Vassago.

"Bukannya sudah jelas? Saya menghukum penyihir hitam itu sesuai dengan perjanjian." Laras senapannya menuding Yato yang telah terjatuh dan tengah merintih kesakitan sementara darahnya terus mengalir. "Ini adalah akibat dari pelanggaran si penyihir karena menggunakan kuasanya diluar penugasan."

"Keparat!! Bajingan busuk!!" Hanji mulai melontarkan sumpah serapahnya dan tak bisa mencabik wajah Vern karena Moblit menahannya kuat-kuat. "Lepaskan aku!! Akan ku patahkan rahang bedebah itu!!"

Erwin maju dan menatap Vern dengan sangat tajam. Aura Komandan pria blonde itu menguar bagai asap api yang membumbung tinggi. "Ada kalanya sebuah perjanjian memiliki celah, Vassago. Kau jelas telah melewati batasan otoritas yang telah diberikan padamu."

"Yato-san! Yato-san!" Armin mengguncang-guncang tubuh Yato dan membalikkan badannya. Membuat luka tembak diperutnya terekspos secara memilukan.

"F-Fian..." iris sycassia pria itu melirik Fianna yang terdiam. Perlahan tangan gadis itu bergerak ke pipinya yang dikotori darah Yato yang segar. Lantas melihat darah itu kini membercak ditangannya.

Detak jantungnya memacu lebih cepat ditiap detiknya. Membuat napas nya memberat namun sesak didadanya terdorong keluar. Tak ada yang memerhatikan kecuali Eren yang dibopong Mikasa dan Connie---yang juga sadar dengan keanehan Fianna.

....

FIANNA' S POV

Kenapa... kenapa Yato berdarah-darah? Dan... lubang... ada lubang ditengah perutnya yang memerah pekat... Siapa... Siapa yang menembaknya...?

Wajahku bagian kiriku juga basah, tapi hangat... tidak dingin... ketika kusentuh... tanganku ikutan memerah. Darah... baunya seperti darah... apa ini... darah Yato?

"Yato-san! Yato-san!" Arlert... dia meneriakkan nama Yato seraya mengguncang-guncang tubuh seorang pria yang terjatuh dihadapanku tadi. Dan ketika dia membalikkan badannya... itu benar-benar Yato. Aku kenal wajahnya... tubuhnya... dan suara napasnya...

Dadaku sakit. Napasku memburu. Mataku... mataku berdenyut ketika melihat darah Yato makin banyak. Kurasakan sensasi panas merayapi dadaku serta wajahku. Aku melihat gambaran aneh setiap detak jantungku berbunyi.

Aku tak terima ini... tak ada yang boleh menyakiti Yato ketika aku ada disini... ya, tak ada yang boleh... TAK ADA YANG BOLEH!!!

Aku mulai berteriak marah pada pemandangan yang tak pernah ingin kulihat. Kepalaku pusing... dan segera kucengkeram kedua sisinya agar berhenti membuat dunia serasa berputar. Aku berteriak sampai tenggorokanku kering dan serasa tercekat keras.

"Oi, penyihir hitam! Turunkan tanganmu dan kemarilah agar aku bisa menghuku---" jrash!! Kutusuk perut penyebab rasa sakit ditubuhku yang terasa amat menyakitkan.

Tak bisa kumaafkan... dia tak bisa kumaafkan "TAKKAN KUMAAFKAN!!!" Jeritku lagi.

"Fianna!!"

"Senior, hentikan!!!"

"Hentikan, Pita!!"

Jeritan mereka tak bisa kudengar. Seakan mereka berteriak diujung lorong kosong yang bergema. Satu-satunya yang sangat ingin kudengar saat ini adalah... jeritan Vern Vassago. Jeritan kesakitannya yang memintaku untuk mengampuni nyawanya...

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang