Dosa dan Pengakuan

687 105 5
                                    

AUTHOR' S NOTE:

Ini agak panjang, jd mimin harap readers gk bosen bacanya. Krn mimin mau nyelesain ini dalam satu chapter.

Happy reading

...

FIANNA' S POV
(15 minutes before the awakening)

Dimana... dimana aku? Apa yang terjadi setelah aku menerima tawaran dari diriku versi 6 tahun itu? Tunggu, aku ingat. Semuanya mendadak berubah putih dan berdenging. Wajah kecilnya memudar ketika ia berkata, 'selesaikan apa yang telah kau mulai, Fianna.'

Dan bangun-bangun aku sudah ada didalam suatu benda yang dingin permukaannya. Apa aku... sedang direbus? Tapi airnya dingin, dan aku tak menganggap kalau aku sedang berada didalam pot air besar diatas tungku yang menyala-nyala panas. Konyol.

Tapi keadaanku ini memang sangat aneh. Buih lembut terus menyentuh seluruh tubuhku. Aku seperti... sedang didalam telur es. Dan fakta bahwa aku bisa bernapas didalam air tak terlalu membuatku terkejut. Karena semenjak Mizukiba hidup didalam diriku, otomatis aku bisa bernapas dalam air.

Es tebal yang membungkusku memburamkan segalanya. Mataku tak menangkap apapun selain warna bening air dan biru kehijauan. Persis seperti warna laut. Tak bisa dipungkiri kalau didalam sini terasa sangat nyaman. Dingin, namun bersahabat disaat yang sama.

Lihat bagaimana air bisa menghiburku hanya dengan menggelitik wajah serta permukaan luka yang sudah menutup dipangkal lengan kiriku yang putus. Tak ada rasa sakit disini. Apa aku harus keluar? Kurasa iya. Tapi aku tak ingin.

Didalam penjara ini, aku takkan bisa menyakiti siapapun.

Krak. Prak. Suara apa itu? Terdengar seperti kertakan yang biasa keluar saat membenturkan telur ke ujung mangkuk. Tapi ini berasal dari es yang berada di sekelilingku. Air mulai surut ketika retakan bercelah muncul. Puncak kepalaku terasa hangat saat air pamit pergi, lalu merayap ke bawah.

Padahal aku tak ingin pergi.

Keseimbanganku menghilang, dan selanjutnya yang terjadi adalah aku terjatuh dengan keras ke lantai batu lembap yang sangat dingin. Mungkin suhu disini turun drastis karena hawa es.

Gila, seluruh otot ditubuhku kaku sekali. Butuh beberapa menit untuk mengingat bagaimana cara untuk berdiri. Sulit dipercaya aku bisa lupa hal sepele seperti ini. "Suara apa itu?"

Oh sial. Kupikir aku hanya sendirian disini. Dilihat-lihat lagi, aku kenal dimana aku sedang berada. Terlihat seperti penjara bawah tanah, tapi tak ada jeruji besi.

Aku harus berdiri. Sekarang juga! Atau penjaga akan menemukanku dan melakukan sesuatu yang tak kusukai. Sebenarnya aku lebih takut pada fakta kalau aku akan menyakiti mereka.

Karena terakhir kali aku bertindak, aku melukai teman-temanku.

Dengan gemetar, aku berdiri dan ling-lung karena badanku terasa berat sebelah. Ketiadaan tangan kiri membuat semuanya jadi rumit. Kupikir aku sudah bersahabat dengan gagasan 'cacat', tapi itu salah. Aku masih berusaha beradaptasi.

Sial---sudah berapa kali aku mengumpat seperti ini? Suara derap langkah penjaga terasa makin dekat dan itu mengerikan. Aku harus berlari keluar dari penjara-entah-milik-regimen-mana ini.

Kakiku bergetar, tapi aku harus terus bergerak. Ayolah... "Berani sumpah aku dengar sua---Oh Astaga!"

Celaka. Benar-benar celaka. Penjaga sudah menemukanku. Apa yang harus kukatakan?

"Aku harus memberitahu Komandan!"

"Jangan! Tunggu!" Tapi terlambat. Dia sudah pergi keluar. Namun ini adalah kesempatanku. Yang harus kulakukan sekarang adalah kabur sebelum penjag itu kembali dengam membawa komandan mereka---aku masih tak tahu mereka prajurit regimen mana.

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang