AUTHOR' S POV
Derap puluhan kuda yang mendekat gerbang pertama mendadak berhenti ketika semua pasang mata terpaku pada dinding es yang menyesaki lubang dinding. Berkilau. Berair. Dan tembus pandang. "Apa... apa-apaan ini?!"
Yato beda lagi ceritanya. Laki-laki berdarah biru itu menekap mulutnya karena tahu apa maksud dari situasi ini. 'Dinding es... ini pasti milik Fian! Apa yang terjadi?!'
Akibat panik menguasainya, Yato langsung turun dan berlari menuju dinding es tebal itu. Prak! Prak! Prak! "Percuma!! Benda ini keras meski akan mencair!!" Jeritnya.
"Erwin, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Levi sedikit bingung. Sang Komandan yang langsung bisa tenang beralih menatap semua prajurit yang kelelahan.
"Semuanya!! Isi ulang gas kalian dan panjat dinding!! Ada kemungkinan ini adalah ulah titan kolosal sama seperti 5 tahun yang lalu!! Jadi waspadalah!!"
"DIMENGERTI!!"
Yato dengan panik dan sedikit ceroboh menarik keluar gas dikedua perlengkapan gear-nya. Ia menyambar kasar selang tangki yang berisi gas mineral ice burst yang menjadi kebanggaan Paradis. Ini karena mineral itu hanya ada di Paradis. Bahkan harga mineral langka itu mahal dipasar internasional diera modern.
'Cepat! Cepat! Cepat! Fian dalam bahaya!!' Jerit Yato didalam hati. Dan dia yang selesai lebih dulu mengisi gas, langsung menembakkan jangkar ke permukaan dinding. Meluncur dengan kecepatan yang didukung dorongan ice burst yang berlebihan.
Tapi manik sycassia itu membelalak lebar ketika melihat semua bangunan yang ada didekat gerbang distrik hancur. Dan ada bongkahan es yang ukurannya tak masuk akal karena ini bukan musim dingin. "Apa yang sebenarnya terjadi disini...?" Desis Eren yang baru saja sampai diatas dinding.
Erwin menggertakkan giginya dan merentangkan satu tangannya. "SEMUANYA!! GUNAKAN GEAR KALIAN UNTUK MEMERIKSA SELURUH TEMPAT!!" Sontak semua langsung tegang menyadari atmosfer horor yang menyelubungi udara kota.
Semua prajurit langsung melesat cepat sebagai jawaban mereka atas komando Erwin.
Levi yang diluar dugaan tampak panik ikut-ikutan pergi meski wajahnya datar. Dia menyusuri tempat dimana jejak darah merah segar tampak terseret diatas permukaan tanah. "Darah?" Pria tak semampai itu memeriksa darah segar itu dan mengendusnya. "Ini darah manusia!"
Seketika gambaran Fianna yang sedang dikunyah badannya menghantui kepala Levi.
"Levi! Kau dapat petunjuk?" Hanji mendarat dengan ringan dan berlari ke arah Levi yang terdiam pada bercak darah dijemarinya.
"Ini bukan darah titan. Kalau memang ini darah makhluk sialan itu, darah ini pasti sudah menguap sejak tadi." Ujar Levi.
"Menurutmu itu darah siapa? Tapi menebaknya pun sulit karena menurut laporan dari Garisson, tak ada satupun warga yang terluka atau terbunuh."
"Ha..." Levi tersentak mendengar penuturan wanita berkacamata itu. "Omong kosong. Jadi ini darah siapa?"
Hanji melirik jejak darah yang menyeret itu dengan ragu. "Kita ikuti saja jejaknya."
Darah yang membekas itu terlihat banyak dan ada serpihan kecil daging. "Siapapun pemilik darah ini pasti sudah mati." Gumam pria itu dingin. Tapi hatinya merasa sakit ketika mendengar katanya sendiri.
Jejak itu menuntun mereka ke tepian sungai yang dijadikan jalur perahu evakuasi. Berbelok menuju perbatasan, dimana sungai mengalir tenang. Hanji menahan napasnya ketika melihat ada darah yang banyak di air sungai. Mencemari warna jernihnya dengan merah pekatnya darah yang anyir.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)
FanfictionFianna Hyacinth Ackerman, adalah keturunan murni klan Ackerman. Gadis bermata ungu muda serta gemar memakai pita yang berwarna sama dengan matanya itu, adalah cucu dari Levi Ackerman, Sang prajurit terkuat dimasa lalu saat titan masih meneror pulau...