Misi ganda 3

896 177 2
                                    

AUTHOR'S POV

Malam insomnia Fianna kembali datang sesaat setelah jam tidur dimulai. Dan kali ini pun, dia berkilah bahwa dia sudah tidur selama misi berlangsung. Membuat Fianna diperbolehkan kembali ikut berjaga sepanjang malam. Manik Fuschia-nya memandang bulan purnama dipertengahan bulan Juni itu. Penasaran sendiri apakah Ryo, sang teman magisnya mengawasi dirinya diatas altar bulan yang tengah mekar. "Bulannya cantik ya..." desah Hanji lembut. Penuh rasa kagum.

Ya, malam ini dijam 1 hingga jam 3 pagi, gadis itu berjaga bersama sang Kakek buyut, yaitu Levi, dan ketua skuadnya. Dua pasangan konyol yang tengah berargumen tentang fase-fase bulan disetiap tahun. "Tch, kau bisa mati jika terus melakukan ini, pita." Celetuk Sang kakek, separuh meledek, separuh cemas. Namun suara menekannya lebih kentara ketimbang nada khawatir, membuat siapapun yang mendengarnya merasa dicela.

"Komandan tak keberatan." Jawabnya perlahan. Diraihnya kalung permata ungu miliknya dan menempelkannya dibibir. Entah kenapa apa yang sedang ia lakukan terasa sangat menenangkan. Ciuman menyejukkan dari si pemberi kalung.

"Biarkan saja, Levi. Lagipula--" Hanji merangkul bahu Fianna yang terbungkus kau hitam tipis bertudung, " aku jadi punya teman ngobrol yang akan menanggapiku dengan baik" ujar wanita brunette itu, jelas sekali ingin menyindir kebiasaan buruk Levi yang bagai batu dan bongkahan es dijadikan satu. Dingin dan senyap.

"Aku selalu menanggapimu kok. Kau saja yang terlalu idiot." Cetus Levi tak senang. Lalu mosi mereka yang tadinya adalah 'fase bulan' berubah menjadi 'perilaku menjengkelkan Levi'. Fianna hanya diam dan memperhatikan interaksi manis antara kakeknya dengan wanita yang Fianna anggap sebagai salah satu kandidat nenek buyutnya. Dia tahu kakeknya, tapi tak tahu siapa neneknya. Kan lucu jadinya.

Disaat gadis itu menoleh lagi, Levi dan Hanji sudah duduk berdampingan menikmati malam sambil sesekali bicara soal apapun. Telinga Fianna menangkap pembicaraan mereka, namun memilih untuk pura-pura tuli lantaran takut disangka penguntit. Lagi pula, masih banyak hal yang menjadi pikirannya. Yato misalnya.
Dan bunga yang terluka itu tak tahu bahwa Yato sedang dalam perjalanan kesana.

"Buru-buru sekali." Celetuk Ryo disamping Yato yang terbang lurus kearah benteng Orvud. "Aku jadi ragu tentang hubungan kalian."

"Jangan mulai dengan dugaan 'kekasih' atau sesuatu yang penuh romansa. Aku sedang malas menanggapinya." Cetus Yato dongkol. Yang menjadi lawan bicaranya terkekeh kecil. Udara malam yang dingin serasa menusuk kulit wajah Yato. Membuatnya sedikit mati rasa, hingga memutuskan untuk berenti sebentar diatas pohon untuk menstabilkan suhu badannya. "Haah... dingin sekali."

"Udara diluar sini dengan udara kota dinding itu memang berbeda jauh." Terang Ryo, "lebih dingin, dan mencekam."

"Yeah, apalagi ada makhluk itu." Yato mengedikkan kepalanya ke arah seekor titan yang duduk dan tak berkedip. Lelaki itu sudah tahu bahwa titan mendapat tenaga dari sinar matahari, dan itulah sebabnya ia tak khawatir. "Mengganggu pemandangan saja."

"Hei, lihat menara itu?" Ryo menunjuk menara tempat Fianna dan Kakeknya berjaga. "Pacarmu sedang berjaga bersama Levi Ackerman."

Mata Yato membulat senang, apalagi saat iris berkilau Fianna nampak diantara rambut hitamnya. Tapi gadis itu tak melihat Yato. Dan disaat Yato hendak terbang kesana secara sembunyi-sembunyi, ada suara kertak kayu aneh. Seperti ada sesuatu atau seseorang selain mereka berdua yang ada dihutan ini. Dengan sigap, Yato mencabut dua belatinya dan mengacungkan senjata tajam itu ke satu arah. "Ryo, apa itu tadi?" Tapi wajah Ryo tampak kaget luar biasa, didesaknya Yato agar mencebur kesebuah danau meski tahu bahwa anak itu takkan bertahan seperti Fianna. Roh Fianna bisa membuat sipemilik bisa berada didalam air selama 5 jam tanpa perlu menghirup udara, sedangkan Yato megap-megap hinggap Ryo melemparnya keatas permukaan. "OI, KAU MAU MEMBUNUHKU?!!"

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang