harga sebuah kebenaran

686 127 9
                                    

AUTHOR' S POV

Fianna buru-buru bangkit. Berusaha berdiri dengan gagap dan berlari ke arah permukaan. "Nona manis~ pergi kemana kau~?"

Buak!! Kaki Kenny mendarat tepat dipunggung atas Fianna. "Uaargh!" Rintih gadis itu.

Dia bisa merasakan semua orang melihat ke arah dirinya dan juga Kenny yang berdiri melepas mantel hitamnya. "Tch, panas sekali dipermukaan. Kau suka cuaca hari ini, Nona Manis~?"

Dari bayangan hitam ditanah, Fianna langsung tahu kalau Kenny mau menendangnya sekali lagi. Tapi kali ini, tumitnya yang jadi senjata. Jika ia terkena serangan mematikan itu, dia akan tewas seketika akibat mengalami patah tulang dipunggung. Cepat-cepat Fianna berguling dan berlanjut melompat kebelakang.

Brak!! Para gadis berteriak histeris ketika tanah retak, pedagan jalanan tersentak, dan para penjaga yang tak berguna itu menyusul kedua Ackerman yang tengah bertarung. "Kuajari kau sesuatu Ackerman muda! Jika sedang mengejar atau bertarung dengan seseorang, jangan hanya melihat kedepan!!!"

Kenny berkata seperti itu dengan keras ketika ia menghunuskan pisaunya dari belakang. Untung pendengar Fianna terasah dengan baik. Dia berhasil menghindar, namun rusuk bagian kanannya tergores cukup dalam. "Tch!" Decih Fianna kesal.

Kenny tertawa keras. "Bahkan decihan kalian terdengar sama! Apa kau adik si cebol sialan itu?" Tanyanya menunjukkan belatinya yang penuh dengan darah Fianna.

Fianna meludahkan darah dari mulutnya yang sedari tadi menumpuk. Dia mengusap keras pipinya yang juga berdarah akibat luka gores. "Bukan urusanmu." Fianna merentangkan satu tangannya kesamping, "semuanya, tolong menjauh dari sini!"

Tak perlu diteriaki dua kali, mereka semua langsung menjauh. Tapi yang paling membuat Fianna muak adalah semua penjaganya ikutan mundur. Mereka itu pengecut, atau sadar diri kalau mereka hanya akan jadi beban? Entahlah. Fianna lebih setuju dengan tebakan pertama.

'Nona Fianna, saya sarankan anda mempergunakan rantai yang ada ditangan anda.' Fianna langsung melirik rantai yang lumayan panjang yang menjuntai dari gelang besi dipergelangannya. 'Pakailah sebagai senjata untuk mengatasi kecepatan pria itu.'

Sebagai jawaban, jemari Fianna meraih rantai itu dan mulai mencengkeramnya erat-erat. "Bagus. Serang aku dengan niat membunuh." Ujar Kenny senang. Dia berancang-ancang sebentar, lalu langsung maju menerjang gadis malang itu. Dengan cepat ia mengayunkan rantai itu dan berhasil melilit leher Kenny. "Kena kau, pak tua."

Gadis itu mengayunkan rantainya yang satu lagi, hingga melilit kaki jenjang Kenny. Fianna menarik kaki pria tua itu hingga ia jatuh tersungkur ketanah. "Sialan..." umpat Kenny.

Diluar ekspektasi, Kenny meraih sesuatu di pinggangnya. Yang ternyata adalah hand-gun versi kuno. Tapi tentu saja disini hand-gun itu tampak biasa. Bukan barang antik atau semacamnya. Dor!!

Mau-tak-mau gadis itu harus melepas lilitan rantainya dan melompat kebelakang agar bisa menghindari luncuran super cepat timah panas itu. "Aku tak pernah bilang kalau aku takkan bermain kotor." Sahutnya menyeringai.

"Akan kuhilangkan seringai itu dari mulutmu." Balas Fianna dingin. "Dan lagipula, bukan hanya kau yang bisa bermain kotor."

Sring!! Genangan air yang ada disekitar Fianna naik. Membentuk butiran berkilau dan mengkristal setelah mengerucut tajam. Semuanya mengarah pada pria tua yang sedang memegang hand-gun itu. "Oe oe... apa-apaan kau ini...?!"

Manik ungu Fianna melirik para warga dengan cemas. Ia sesungguhnya hanya menggertak saja, tapi jika Kenny serius ingin menghabisinya, maka tak ada pilihan lain selain melumpuhkannya.

WOUNDED FLOWER (Attack On Titan X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang