02

6.2K 590 7
                                    

Jaehyun udah tahu pasti gue marah dan badmood pergi ke kantin karena masalah tadi, jadi ia udah siap siaga beliin nasi yang gue mau. Tapi, udah masuk. Tapi namanya kita, selalu punya cara untuk membuat hal yang mustahil menjadi possible.

Selama gue makan Jaehyun selalu mastiin kalau Kim saem gak bakal tahu.

"Woy anjir main solo," sahut Jennie yang berbisik dan geleng-geleng kepala. Tadinya dia juga pengen ke kantin tapi keburu udah bel.

"Kok kayak bau cumi goreng, ya?" Kim saem berbalik dan menatap satu per satu murid-muridnya dengan tatapan memicing. Njir, malah gue belum sempat ngunyah nasi yang masih di mulut lagi.

Tiba-tiba Jaehyun mengacungkan tangannya, "Saem, apa boleh saya bertanya?"

"Sebentar Jaehyun, Rose coba kamu ulangi penjelasan saya selama saya menulis di papan tulis tadi."

Mati gue, skakmat udah. "Kamu yang lagi makan 'kan? Silakan keluar dari kelas saya," pertegas Kim saem. Gue natap Jaehyun sebentar, merengut sedih. "Saem, maaf sebelumnya tapi Rose tadi harus makan karena maag-nya kambuh," jelas Jaehyun yang memelas.

"Kalau kamu mau nemenin Rose silakan, kalian kan sahabatan," balas Kim saem.

"Njir, susah banget cari alasan sama dia," umpat Jaehyun. Kalau gue musuh bebuyutannya Lee saem, kalau dia Kim saem. Wkwkwk jangan heran kenapa kalau kita suka nistain guru.

Tiba-tiba gue tersedak dan lupa bawa minum, Jaehyun segera narik gue ke kantin lalu membantu gue minum pelan-pelan sambil mengusap-usap punggung gue.

"Btw, lo gak kerasa kaitan bra lo lepas?" bisik Jaehyun yang sontak langsung gue pelototin. "Ini karena lo ngajak gue lari-lari bangsat," balas gue gak selo. "Malah malas lagi ke kamar mandi," gerutu gue.

Jaehyun ngelempar jacketnya samhil menatap keadaan sekitar yang sepi, "Yaudah sini gue bantu pakein, lo tutupin pakai jaket," kata Jaehyun.

Gue mah nurut-nurut aja daripada pergi ke kamar mandi. "Lebih dekatan lagi sini," omelnya. Gue mendesis kesal dan lebih mendekatkan diri ke dia. "Ini kedekatan Bambang, gimana gue bisa masangin?" ungkapnya sambil menghela nafas.

"Mau lo apa sih, njing?" gerutu gue geram.

"Kamu," balasnya yang udah gue paham banget itu bercanda.

"Eh, btw mulus banget ya punggung lo terus tuh putih lagi," ungkap Jaehyun tiba-tiba sambil mengusap-usap punggung gue setelah siap memakaikan kaitan bra gue. Sontak gue menjauh dan menatapnya dengan tatapan berapi-api, "Dasar mesum lo, gini nih kalau udah bergaul dengan Taeyong dan Kai di pojokan."

"Sebenarnya nonton film yang kayak gitu juga menambah wawasan kok, lagian gue nonton juga buat belajar doang," balas Jaehyun membela diri. "Halah, basi!" sahut gue menggebu-gebu sehingga membuatnya tertawa lepas.

"Mending rajin-rajin deh lo ibadah mulai sekarang atau kalau perlu sekalian nginap di gereja," celetuk gue sambil geleng-geleng kepala. Jaehyun mah senyum aja terus mainin ponselnya.

Sontak gue mencubit kedua pipinya, "Kenapa sih lo punya dimple, dua lagi! Iri gue," kata gue gak terima. Jaehyun tiba-tiba nyosor nyium pipi gue, "Tuh, dah gue bagi," kekehnya sehingga gue menabok pipinya saat bude kantin melihat hal tadi sambil menahan senyumannya.

-o0o-

Saat bel pulang sekolah berbunyi, gue gak melihat Jaehyun di bangkunya. Anak itu belum kembali juga ke kelas, tadi katanya dia mau bolos jam pelajaran terakhir. Gue tahu dia ada niat terselubung pasti.

Nikah Muda [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang