39

3.6K 362 56
                                    

Jaehyun Pov

Sebelum bertemu Taeyong, gue mengantar Rose ke ruang kesehatan. Gue gak ngizinin dia buat ikut belajar hari ini. Nanti masalah dengan guru biar gue yang urusin.

"Aku nggak apa-apa, Jae," ungkap Rose yang bersikeras mau masuk kelas. Gue menghela nafas panjang, "Apanya yang nggak apa-apa Rose? Kamu cuma berusaha menyembunyikan rasa takut, kan?" Rose terdiam setelah mendengar gue mengatakan hal itu. Bisa gue lihat raut wajahnya langsung berubah.

Gue bersimpuh dihadapannya kemudian menggenggam erat kedua tangannya dan menatapnya lekat-lekat, "Maaf Rose, ini semua karena aku. Aku gak becus jagain kamu," sesal gue. Seketika gue merasa gak berguna jadi seorang cowok karena gagal ngejagain orang yang disayang.

Gue membenamkan kepala gue dipangkuan Rose. Rasanya sakit saat harus melihat Rose melewati semua ini. Gue kesal sama diri gue sendiri.

Usapan lembut di kepala gue membuat gue mendongak dan disitulah gue melihat senyuman tulus milik Rose. Gadis itu menangkup kedua pipi gue dan mengusap-usapnya, "Ini bukan salah kamu, Jae. Aku juga yang salah karena udah bohong sama kamu. Aku yang gegabah bergerak sendirian tanpa mikir panjang, tapi aku benar-benar gak pengen lihat kamu temenan sama orang kayak Taeyong. Aku gak mau lihat akhlak kamu di rusak. Sekarang yang aku butuhin cuma kamu. Asal kamu ada di sisiku, aku pasti kuat," ungkap Rose sembari tersenyum lirih.

Air mata gue berjatuhan saat mendengar ucapannya. Yang bisa gue lakuin sekarang cuma memeluknya dan menghiburnya, berharap Rose bisa melupakan hal itu.

Akhirnya setelah gue bujuk baik-baik, Rose mau dengerin perkataan gue. Sekarang gue melangkah ke ruang laboratorium, yang ada di otak gue sekarang hanya Taeyong dan cara menghabisinya. Gue benar-benar gak bisa nahan emosi ini lagi.

Brakkk! Semua tatapan teman-teman sekelas gue mengarah ke gue. Mereka menatap gue bingung sekaligus kaget.

"Kemana aja lo? Dah gue tungguin nih," ungkap Taeyong yang tersenyum hendak menyambut kedatangan gue. Masih bisa dia senyum kayak gitu setelah nyakitin Rose, kan anjing.

Taeyong tersentak kaget saat gue mencengkeram kuat kerah bajunya kemudian melempar dirinya ke sudut ruangan. Punggungnya mengenai lemari peralatan laboratorium sehingga kini kondisi ruangan sudah berantakan.

"ANJ---" umpat Taeyong tertahan saat merasakan pelipisnya berdarah. Gue membalas tatapan linglung miliknya itu dengan tatapan tajam. Suasana mulai ricuh karena pertengkaran yang gue mulai. Kini gue menarik Taeyong ke tengah lapangan, bahkan anak kelas lain yang sedang pemanasan untuk olahraga harus menepi untuk sesaat karena melihat keributan antara gue dan Taeyong.

Gue memberikan Taeyong tendangan keras di wajahnya sehingga membuat pria itu tersungkur.

"Lo kenapa----"

"SETELAH YANG LO LAKUIN KE ROSE, SEKARANG MASIH SANGGUP LO TANYA KENAPA?!" potong gue cepat dan memberikan Taeyong bogeman mentah. Mata gue berapi-api saat menatap Taeyong. Gue lihat Taeyong tertawa sinis setelah menyimak perkataan gue. Nih orang emang gak waras, otaknya gak ada.

"Ternyata lo emang udah tergila-gila ya sama Rose? Gue gak salah, ya. Dianya aja yang mulai. Gue gak suka cara dia ngelarang gue dekat sama lo, jadi jangan salahin gue kalau hal itu terjadi. Gue kelepasan," balas Taeyong enteng dan sontak membuat gue semakin emosi.

Gak terhitung udah berapa kali gue mukulin Taeyong sampai pria itu berdarah-darah, tapi rasa emosi gue belum bisa mereda. Gue tahu, mukulin Taeyong gak bisa merubah keadaan. Gue gak nyangka ternyata orang yang kita anggap teman justru bisa menusuk kita sekejam ini. Mungkin kalau pertengkaran ini gak di lerai, Taeyong bisa mati di tangan gue.

Nikah Muda [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang