22

3.1K 363 32
                                    

Jaehyun Pov.

Gue menghela nafas setelah memarkirkan mobil dengan rapi di garasi apartemen.

Mendongakkan kepala sejenak memperhatikan apartemen gue dan Rose. Lampu kamarnya udah mati, kemungkinan si buntal udah tidur.

Diem-diem aja, jangan kasih tau Rose kalau itu julukan dia dari gue. Ntar gue di usir lagi. Padahal apartemen itu belinya pakai duit gue. Kan gak adil Bambang kalau gue yang ngalah terus.

Bener dugaan gue. Rose udah terlelap. Gue menghela nafas sejenak dan mendekati tempat tidur lalu duduk di tepi ranjang sekedar membenarkan posisi tidur Rose dengan hati-hati.

Gue diem sejenak memperhatikan wajah tenang Rose saat tertidur, setelah menyelimuti tubuh gadis itu.

"Dasar jelek," cengir gue yang nyubit pipinya gemes, tapi penuh kehati-hatian karena gak mau tidur dia jadi terusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar jelek," cengir gue yang nyubit pipinya gemes, tapi penuh kehati-hatian karena gak mau tidur dia jadi terusik.

Tiba-tiba Rose membuka matanya, "Lo dah pulang? Kok gak ngebangunin gue? Oh iya, hari ini Bunda suruh ke rumah, kan?" Gadis itu mengucek matanya pelan.

"Tidur aja lagi. Tadi gue udah ke rumah," balas gue yang gak ngebiarin dia bangkit dari atas kasur, jadi dia tetap di posisi baringnya yang nyaman.

"Lo ngapain disitu?" sela Rose yang mengernyit bingung.

"Emangnya gak boleh?" decak gue.

"Tidur aja elah," tambah gue.

"Nggak ah!" balas Rose ogah.

"Kenapa?" bingung gue sambil menatap matanya lekat-lekat.

"Ntar kalau lo apa-apain gimana?"

"Hahaha, anjing!" balas gue yang tertawa kecil. "Selo elah, lagian gue nggak nafsu juga kalo orangnya lo."

"Halah, masa sih? Gue 'kan seksi. Lagian mah pria itu sama aja, godaannya wanita," balas Rose. Gue hanya bisa diam, tapi masih memerhatikan dia.

"Sana ahhh! Gue ngantuk," dengus Rose sambi ngedorong gue ngejauh dan menutupi wajah bantalnya dengan selimut.

Rose kembali menatap gue saat gue menggenggam erat tangannya.

"Kenapa lagi ini?" desisnya yang mengernyit bingung menatap gue.

Gue duduk dengan posisi menyenderkan punggung di headboard. "Nggak apa-apa, gue cuma mau megang tangan lo aja. Soalnya imut sih, harusnya lo banyak makan biar tangan lo gak sekecil ini."

"Megang karena buat nenangin diri dari masalah lo, kan? Nggak usah mungkir dari gue elah. Cerita aja udah. Ada apa sebenarnya? Apa yang lo pikirin?" dengus Rose. "Buruan, gue dah ngantuk nih. Masih untung gue mau luangin waktu buat orang nggak penting kayak lo," desisnya sehingga gue mencubit pipinya kuat-kuat.

"Sok bilang nggak penting, ntar gue tinggalin nangis satu kampung!" Mendengar itu Rose hanya bisa menyengir lebar. Gadis itu udah memosisikan dirinya untuk berbaring di pangkuan gue.

Nikah Muda [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang