41

2.8K 376 45
                                    

Ayo kurangin sidersnya, part kemarin banyak banget sidersnya hmm gimana aku mau update cepat kalau respon kalian begitu :( 😔

❤❤❤

Tatapan gue senantiasa mengarah pada jendela kamar sekedar memperhatikan rintik hujan yang turun malam ini. Hujannya deras dan mendadak membuat gue mencemaskan Jaehyun yang masih berada di luar sana. Ya, tadi pria itu pamit pergi. Katanya dia mau membelikan makanan yang lagi gue inginkan sekarang ini.

Ternyata hamil itu rasanya kayak gini ya. Keinginan yang sekarang sulit banget ditolak. Rasanya mau mati aja kalau gak diturutin dan gue berusaha keras untuk menahan emosi didepan Jaehyun. Gue gak mau dia jadi gak nyaman berada di dekat gue.

Sekarang gue duduk di depan laptop sekedar mencari informasi penting perihal kehamilan. Sesekali gue mengangguk paham dan bergumam 'oh' secara samar setelah melihat informasi yang berguna di internet. Ternyata hamil itu punya banyak keunikan tersendiri.

Gue sampai gak bosan mengutak-atik laptop dari tadi sekedar melihat lebih banyak informasi seputar kehamilan, meski gue khawatir sih tentang apa yang terjadi kedepannya. Tapi gue rasa, selama Jaehyun ada di sisi gue maka semuanya akan baik-baik aja. Lagian kami hampir lulus, jadi gue rasa masalah kehamilan ini bisa dirahasiakan dengan aman.

Sesekali tatapan gue mengarah pada jam dinding dan merasa ada yang ganjal. Gue merasa Jaehyun udah terlalu lama menghabiskan waktu sekedar membelikan makanan favorit gue di kedai makan yang ada di depan kompleks apartemen. Apa dia harus mengantri karena lagi ramai, ya?

Gue pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Jaehyun kemudian berjalan mendekati jendela sambil menggigit bibir bawah gue. Rasa khawatir menyelimuti benak gue. Rasanya tumben Jaehyun gak ngangkat telepon gue setelah berkali-kali gue berusaha menghubunginya.

Sampai tiba di usaha terakhir gue untuk menghubunginya dan di situ mendadak ponsel Jaehyun gak aktif. "Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi." Sumpah, gue kesal banget dengar respon operator barusan. Rasanya gue mau banting ponsel saat ini juga.

Gue menghela nafas berat kemudian menggenggam ponsel gue erat-erat. Manik mata gue mulai gemetar menatap ke sekeliling, rasanya gue gak mau percaya sama pemikiran negatif gue sekarang. Gue benci banget sama pemikiran yang lagi bergelayut di benak gue sekarang.

Padahal tadi jelas-jelas ponselnya masih aktif, jangan bilang Jaehyun berusaha menghindari gue? Gak, gak mungkin Jaehyun sama brengseknya kayak laki-laki bangsat di luar sana. Selama ini gue mengenal Jaehyun dengan baik, makanya gue berusaha keras menolak pemikiran negatif gue sekarang.

Perlahan gue melangkah menuju pintu kemudian menggaet payung yang tergantung di sisi pintu. Gue buru-buru keluar, mempercepat langkah gue sesekali mengusap lengan gue saat merasakan udara dinginnya begitu menusuk kulit.

Kini tatapan gue mengarah pada kedai makanan favorit gue, menatap lekat-lekat pengunjung yang ada di dalam sana. Tapi kenapa gue gak bisa melihat keberadaan Jaehyun? Dia dimana? Kaki gue hampir kehilangan tenaga saat gak berhasil menemukan keberadaan Jaehyun di sana. Lalu gue mencoba menghubungi Jaehyun lagi, tapi masih sama. Nomornya gak aktif.

Sesudahnya gue buru-buru melangkah menuju rumah Jaehyun, berharap banget bisa menemukan keberadaan Jaehyun di sana. Gue semakin benci sama pemikiran gue sekarang karena benar-benar memperburuk kondisi hati dan pikiran gue. Rasanya gak mau percaya, tapi kalau sudah begini ceritanya gimana gue gak mikir negatif sialan! Kalau pemikiran gue benar, berarti gak ada kata maaf buat brengsek itu.

"Bunda? Jaehyun ada?" tanya gue saat melihat tante Somi membukakan pintu rumah. Beliau menatap gue bingung karena malam-malam begini berkunjung ke rumahnya.

Nikah Muda [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang