47

2.4K 308 27
                                    

Banyak hal yang gue pikirkan dan hal itu berkecamuk dalam otak gue di waktu yang bersamaan dan sukses membuat gue sakit kepala. Setelah menghubungi Chanyeol, ternyata pria itu tidak bisa menjemput gue karena dia harus lembur hari ini dan kemungkinan besar nginap di rumah sakit. Jadi hal itu gue manfaatin buat nenangin diri.

Kini gue berada di salah satu bar untuk minum-minum, berharap beban di pundak gue berkurang. Entah kenapa sekarang gue memikirkan Jeno. Jeno akhir-akhir ini berhasil membuat gue merindukannya lebih sering.

Banyak hal yang gue pikirkan tentang Jeno dan sukses membuat gue sedih karena gak bisa memberikan kasih sayang gue sebagai ibu terbaik untuknya.

Rasanya kepala gue hampir meledak karena kebingungan memikirkan ini dan itu. Gue memijit pelipis gue, berharap rasa sakitnya mereda. Padahal gue udah banyak minum, tapi entah kenapa bukannya membaik yang ada makin memperburuk.

Mendadak air mata gue berjatuhan saat sadar bahwa apa yang gue lakuin benar-benar udah keterlaluan kalau mengingat Jeno. Kasihan dia, tapi sayangnya gue baru menyadari hal itu sekarang dan semuanya sudah terlanjur terjadi. Lebih baik Jeno gak tahu siapa ibu kandungnya karena gue belum siap membayangkan bagaimana ekspresinya nanti.

"Tolong wine-nya segelas," ujar wanita yang duduk di sebelah gue ke bartender. Gue menengadahkan kepala kemudian termangu saat menatap sosok Jennie. Rasanya gue benar-benar emosi melihatnya.

"Hai? Udah lama, ya," ungkap Jennie berbasa-basi sehingga rasanya perut gue mual. "Gak usah sok ramah lo anjing," kesal gue. Jennie menghela nafasnya dalam-dalam lalu menatap lurus ke depan.

"Rose, gue serius mau minta maaf sama lo atas kesalahan gue di masa lalu. Gue gak nyangka kalau lo sama Jaehyun bakalan jadi begini," ungkap Jennie lirih sembari menggenggam erat gelas di tangannya. Entahlah, rasanya gue gak mau percaya saat melihat sebuah penyesalan di balik matanya.

"Bukannya lo senang? Sekarang gue sama Jaehyun udah berakhir terus lo makin dekat sama dia, bahkan lo udah berhasil mengambil hati anak gue," balas gue sambil menyengir sinis lalu meneguk cocktail yang tadi gue pesan.

"Sebenarnya lo salah memikirkan hubungan gue sama Jaehyun. Gue akui kalau dulu gue memang sempat punya perasaan ke Jaehyun lagi dan gue gak bisa menahannya. Well, gue memang mantan pacar Jaehyun. Kami memang punya hubungan selama di New Zealand. Tapi lo harus tahu sejak kami putus, rasa peduli Jaehyun ke gue gak lebih dari seorang teman. Gue yang egois Rose, gak harusnya lo salahin Jaehyun," ujar Jennie sambil tersenyum getir.

"Gue bertanya-tanya kenapa Jaehyun harus menyembunyikan semuanya dari gue saat itu. Dan sialnya itu tentang lo," gumam gue sendu lalu tersenyum pedih.

"Sebenarnya sikap gue yang seolah memaksa Jaehyun untuk gak bisa melepaskan kepeduliannya terhadap gue. Keluarga gue gak harmonis dan gue gak merasa bahagia lahir di keluarga itu dan hanya Jaehyun yang mengetahui masalah ini. Jadi dia peduli sama gue karena masalah itu. Jaehyun memutuskan untuk gak meninggalkan gue sebagai teman yang baik tapi justru gue yang egois gak mau kehilangan dia, jadi gue minta maaf sedalam-dalamnya sama lo. Jaehyun murni mencintai lo doang, Rose," ujar Jennie sambil menatap gue lekat-lekat.

"Walaupun begitu tetap aja gue merasa dibohongi. Kenapa dia gak cerita?" desis gue dingin lalu menggeleng pelan. Rasanya gue gak mau mengingat hal itu lagi.

"Dia pasti cuma mikirin perasaan lo doang. Mungkin dia mau cerita, tapi masih mikirin timing yang tepat. Harusnya lo bisa ngertiin dia, kan? Lagian waktu dia mau jelasin, lo terlanjur mentingin ego lo jadi pastinya dia merasa serba salah. Gue gak ngerti kenapa lo sampai tega ninggalin Jaehyun, apalagi saat itu Jeno masih kecil dan lagi berada di dalam masa yang gencar-gencarnya membutuhkan sosok ibu," balas Jennie sehingga gue yang mendengar itu tersenyum getir.

Nikah Muda [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang