08

3.8K 444 1
                                    

Mata gue refleks terbuka saat sinar Mentari memanjakan mata gue. Gue menggeliat pelan terus ngeliat Jaehyun masih tidur tenang. Pria itu menghadap ke arah gue, selalu dengan posisi yang sama.

Perlahan-lahan gue menyentuh wajah Jaehyun dan sadar kalau dia terlalu sempurna. Padahal waktu kecil gue sering ngejek dia The Beast, tapi tau-tau Jaehyun tumbuh menjadi cowok yang ganteng dan keren, kelewat batas.

Tangan gue gemetaran saat ngeliat Jaehyun tiba-tiba membuka matanya dan natap gue serius. "Hayoloh, mau ngapain lo?!" desaknya ke gue sehingga membuat gue mendengus kasar, "Masih untung lo gue bangunin pakai cara lembut, gak nampol muka lo!" desis gue terus berniat mandi.

"Rose lo cantik," ungkap Jaehyun tiba-tiba. Gue noleh ke arah Jaehyun dan kami saling menatap absurd gitu sampai suasananya buat gue gak betah. "Tapi april mop!" tambahnya lagi terus ketawa ngakak terbahak-bahak sampai tersedak.

Gue menghampiri Jaehyun terus ngusap punggungnya sambil ngasih dia minum. "Kualat lo sama istri sendiri, kan?" kekeh gue.

"Lo ngumpat apa tadi?!" desak Jaehyun sambil nunjuk hidung gue. "Apa sih, padahal gue gak membatin apa-apa," sela gue. Gue mengusap mata Jaehyun dengan membasahi jari gue dengan sedikit air di gelas karena pria itu masih mengantuk katanya.

"Bangun lo gak usah manja!" gerutu gue sambil ngedorong Jaehyun menjauh. Terus gue mencari-cari ikat rambut gue di kasur. "Jae coba lo berdiri dulu ah, pasti keduduk tuh sama bokong lo ih najis!" celoteh gue terus terdiam saat Jaehyun narik gue buat duduk di pangkuan dia.

Jaehyun membantu gue untuk mengikat rambut. "Makin panjang aja rambut lo, lama-lama jadi rapunzel," kekehnya. "Gak mau potong gitu agak di pendekin sikit," saran Jaehyun.

"Ntar gue pikirin," balas gue.

Setelah Jaehyun siap berbenah dia turun ke lantai bawah terus ngeliat gue melongo menatap kulkas. Itu karena gue bingung mau masak apa sedangkan bahan makanan di kulkas mulai menipis.

Gue natap Jaehyun memelas, "Jae nanti temenin belanja, ya!" rengek gue yang gak mau tau denger alasan dia. "Gak bisa, Rose. Gue udah janji mau nongki sama geng gue," sahutnya dengan wajah memelas.

"Lo pilih istri atau temen lo, hah?" sahut gue kesal. "Ya, teman gue lah!" balasnya tanpa ragu sehingga gue memelototi dia dan Jaehyun menatap gue cengengesan. Dia mengacak-acak rambut gue, "Yaudah deh, buat lo apa sih yang nggak. Bulan aja gue ambilin," gombalnya.

"Coba," tantang gue sehingga membuat Jaehyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Terpaksa deh makan ramen," gumam gue sambil menghela nafas.

-o0o-

Pagi ini keadaan bus yang kita naiki cukup ramai, suasananya agak mendesak. Jaehyun narik gue ke pojokan dan kita berdiri berhadapan. Gue tahu maksudnya dia melindungi gue dari lingkaran cowok-cowok yang mungkin akan berbuat macam-macam.

Diam-diam gue mendongak menatap wajah Jaehyun yang sedang memperhatikan pemandangan di luar jendela. Ini guenya yang goblok atau gimana baru nyadar ternyata Jaehyun se-manly ini. Rahangnya seksi banget guys. Jadi pengen ukur pakai busur.

"Duduk di situ," titah Jaehyun saat melihat satu bangku yang kosong. Gue jadi kasihan sama dia harus berdiri cukup lama malah tadi pagi gue cuma bisa masak ramen lagi buat nutrisi dia hari ini. Serasa jadi istri durhaka gue.

Setibanya di sekolah, gue dan Jaehyun fokus menatap mading. Suara sorakan di belakang gue membuat gue gak fokus baca.

"Hah? Minggu depan ujian? Serius?" umpat gue. Jaehyun menoleh, "Emang udah waktunya, makanya waktu itu jangan dipakai buat have fun doang," cibirnya sehingga gue mendengus dan mendelik kesal menatapnya.

"Rossie~" sahut seseorang dari belakang yang menyela pembicaraan gue dan Jaehyun. Dia juga merangkul gue tiba-tiba sehingga membuat gue menjauh dari Jaehyun. Dan lebih yang membuat gue kaget lagi, ternyata pelakunya Eunwoo. Dia tersenyum manis menyapa gue, "Pagi," katanya udah kayak boyfriend material.

"Ke kelas yuk?" ajak Eunwoo hendak menarik gue bersamanya, tapi gue menepis lembut tangannya. "Lo duluan aja gue masih ada urusan sama Jaehyun," cengir gue terus cepat-cepat narik Jaehyun pergi dari sana.

"Njir, lama-lama kalau gue ngehadapin orang kayak gitu bisa gila juga," gerutu gue sambil mengacak-acak rambut gue frustasi.

"Kalau dia tulus kenapa gak di coba aja buat pdkt? Lebih enak di cintai 'kan dari pada mencintai?" sahut Jaehyun.

"Masalahnya gue mau dua-duanya!" balad gue sambil mengibaskan rambut. Jaehyun memiting kepala gue, "Itu namanya lo maruk, njing," balasnya. Gue natap dia serius, "Tapi beneran deh gue takut, jadi gak nyaman," curhat gue yang merengut sedih.

Jaehyun menatap Rose serius, "Mungkin ini saatnya lo harus mempercayai cowok selain gue," ungkapnya. Gue menepis tangan Jaehyun, "Lo mau ninggalin gue 'kan?" tuduh gue yang membuat Jaehyun tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala.

"Maksudnya ini saatnya ada laki-laki yang harus ngejaga lo lebih dari gue," jelas Jaehyun yang terdiam saat gue memeluknya erat-erat.

"Lah, kok lo jadi nangis sih Rose? Heyy?!" paniknya yang menatap keadaan sekitar terus mengusap-usap kepala gue, "Udahan dong malu nih gue di kira kayak mutusin cewek kesannya," bisik Jaehyun.

Gue hanya sedih aja. Gue tahu kok gue gak boleh bergantung dengan Jaehyun terus tapi mungkin kalo ada cowok di dunia ini yang pada akhirnya gak nyakitin gue maka cuma Jaehyun orangnya.

TBC

Nikah Muda [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang