Baru kembali ke kelas, tatapan gue mengarah pada Jaehyun yang masih tetap di posisi awalnya. Persis kek tadi gue tinggalin ke kantin. Apa dia tidur ya?
"Woi, dia udah makan 'kan?" tanya gue yang nyempil ke kerumunan teman-teman Jaehyun yang main judi alias kartu uno di barisan paling belakang.
"Siapa? Jaehyun? Belom. Udah dibilangin dia lagi galau, makanya dong peka," cengir Chanyeol sehingga gue menampolnya pakai dompet. Terkadang candaannya maksa anjir.
Gue duduk di depan Jaehyun setelah membelikannya nasi kesukaannya. "Jae?" panggil gue sambil mengguncang pelan lengannya, tapi nggak di gubris. Gue mendengus pelan kemudian menarik kepalanya paksa.
"Arghh, paan sih!" omelnya kesal. Wajahnya kelihatan sedih gitu.
"Ihhhhh lo kenapa, sih? Galau ya? Gegara siapa? Cerita dong!" kesal gue yang nggak tahan ngeliat sahabat gue merasa sedih gini. Terakhir kali Jaehyun sedih tuh pas putus sama mantan terindahnya pas SMP.
"Lo lo lo lo!" balas dia yang mendengus kesal kemudian hendak menyenderkan kepalanya lagi, tapi gue tahan dengan menangkup kedua pipinya.
"Makan dulu," paksa gue. Jaehyun menepis tangan gue, "Nggak laper," ketusnya. Gue yang geram sontak duduk di pangkuan dia terus menyuapinya. Akhirnya dia mau makan.
"Kenapa sih harus dipaksa dulu kayak bayi," gerutu gue kesal. Jaehyun sibuk meluk pinggang gue dan menyenderkan kepalanya di bahu gue. Perlahan-lahan gue memeluknya, mengusap kepalanya. "Nangis aja udah," bisik gue.
"Lo pikir gue cengeng kayak lo!" desisnya. Gue berdecak sebal, tapi gak bisa marah karena tahu kalau Jaehyun tuh butuh senderan sekarang. Penasaran gue nih anak galau kenapa.
"Gue aja dah bahagia, lo juga dong!" hibur gue disela-sela Jaehyun lagi makan dengan khidmat. Dia mendelik ke arah gue, menatap gue datar. "Lo serius udah bahagia?" tanyanya secara mendalam.
Gue mengangguk seyakin-yakinnya.
"Meski tanpa gue?"
"Haduhh dalam banget pertanyaan lo hari ini njir. Kenapa sih? Gue 'kan nggak pernah lupa sama lo meski udah sama kak Doyoung sekarang," kekeh gue.
"Nanya aja," balasnya yang menghela nafas.
❤❤❤
Bel pulang sekolah berbunyi, dan Jaehyun langsung caww bareng gengnya tapi nggak ada bilang ke gue. Hmm yaudahlah, mungkin suasana hatinya emang lagi buruk. Tapi lo harus inget Jae, gue pasti selalu ada pas lo butuhin. Gue masih nunggu lo cerita sebenarnya lo itu kenapa.
Kak Doyoung udah nungguin gue di parkiran. Senyumannya manis banget plus dia lagi nyenderin punggungnya di mobil, serasa lagi di tungguin sama pangeran anjir.
Gue melambaikan tangan kemudian meluk kak Doyoung bentar sehingga kami menjadi pusat perhatian. "Kenapa, hm?" tanya kak Doyoung lembut sambil mengusap kepala gue.
"Kangen," balas gue cengengesan sehingga kak Doyoung hanya bisa mencubit kedua pipi gue gemas.
Kami pun pulang dengan perasaan bahagia. Seriusan deh, kak Doyoung ini boyfriend material banget menurut gue. Kalau kita ngelakuin kesalahan, dia gak pernah marah justru disenyumin sambil dinasehatin. Mungkin definisi cowok pengertian tuh kayak dia kali yak?
Terus yang gue suka dari kak Doyoung itu, sikap dewasanya yang kadang buat gue terkagum-kagum.
Dipertengahan jalan, gue menyipitkan mata gue saat melihat mobil Jaehyun di pinggir jalanan yang sepi. Tapi gue tau itu jalanan biasa di pakai buat anak-anak bandel.
"Kak, kak, berhenti bentar kak," mohon gue ke kak Doyoung sehingga dia menepikan mobilnya. Gue langsung turun dan mendekat ke tempat Jaehyun memarkirkan mobilnya. Gue membulatkan mata gue saat melihat Jaehyun dengan asap disekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [✔]
أدب الهواة[17+ CONTENT : MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN] Kenalin, nama gue Roseanne Park. Gue punya sahabat cowok yang awet bangetㅡJung Jaehyun, dan kita ibarat lem sama perangko. Gue sama Jaehyun udah klop banget, jadi gak jarang kalau sampai di kira saud...