O2

3.8K 456 15
                                    

Misa mengerjapkan kedua matanya yang terasa berat. Ia baru saja menyelesaikan malam yang panjang dengan Doyoung dan ia harus bangun sekarang juga.

Tubuh kecil Misa bergerak, perlahan bangkit dari kasur dan memungut baju tidurnya yang kemarin malam Doyoung lempar sembarangan. Mengenakannya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajah dan giginya.

Setelah selesai dan merasa lebih segar, si manis berjalan kembali ke kamarnya. Duduk di sisi kasur dan menatap suaminya yang masih tertidur dengan selimut yang menutupi bagian perut sampai bawahnya.

Tangan Misa bergerak untuk mengusap surai hitam Doyoung, memberikan satu kecupan di dahi lelaki tampan itu.

"Mas bangun, nanti terlambat ngantornya lho." Suara lembut Misa masuk ke indra pendengaran Doyoung. Lelaki itu mengerang pelan, belum berniat untuk bangun.

Misa terkekeh, kembali melayangkan satu kecupan untuk Doyoung dan kali ini di bibirnya, "bangun atau jatah cium Mas aku kurangin?"

Mendengar kata-kata itu Doyoung reflek membuka matanya. Hell, no. Misa mengancam dengan hal itu dan gadis itu benar-benar melakukannya. Bahkan jatah ciumannya bukan hanya dikurangi, tapi sangat dikurangi. Hanya satu ciuman tiap dia pergi dan datang. Sebelum tidur pula. Yaampun, hari itu adalah hari paling menyiksa untuk Doyoung.

"Saya bangun, Misa. Jatah ciumannya tolong jangan dikurangi."

Misa mengangguk senang, setelahnya membiarkan Doyoung yang tadinya tertidur diatas ranjang kini mengukungnya, memberi kecupan ringan di bibir Misa.

"Ayo lanjutin yang kemarin," permintaan Doyoung tentu ditolak mentah-mentah oleh si manis. Tidak ada hal seperti itu. Terakhir kali, Doyoung benar-benar keterlaluan. Dia bahkan sampai membolos masuk kerja.

"No! Yang kemarin udah cukup. Ngga boleh nambah lagi." Misa menggigit bibir Doyoung pelan, setelahnya mendorong lelaki itu agar berhenti mengukungnya dan membiarkan gadis itu untuk membuat sarapan.

"Please?"

"Sekali tidak tetap tidak. Ayo bangun." Misa bangun dari posisi duduknya dan menarik lengan lelaki itu. Ingin suaminya untuk segera membersihkan badan.

Doyoung mendengus. Akhirnya laki-laki jangkung itu mengalah dan memilih berdiri dari kasur. Setelah mendapat pelukan penuh cinta dari Misa, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan si manis turun ke lantai dasar untuk menyiapkan sarapan.

🎭🎭🎭

Sarapan pagi ini cukup berbeda dari yang biasanya. Dia sudah tidak lagi selalu memasak nasi goreng yang kebanyakan merica, atau roti lapis yang ia yakin Doyoung juga bosan memakannya.

Setelah menikah dengan Doyoung, Misa jadi lebih sering mencari di internet resep apa yang harus ia buat untuk suaminya.

Tidak jarang Misa menghancurkan dapur karena eksperimennya dan tak jarang juga hasilnya memuaskan dan Doyoung menjadi lahap saat makan.

Tapi tetap saja, enak maupun tidak, Doyoung akan makan. Apapun itu, istrinya sudah bersusah payah untuk membuatkannya. Apa salahnya untuk membuat istrinya merasa senang?

Misa memutuskan untuk membuat waffle yang ia temukan resepnya kemarin sore untuk pagi ini. Gadis itu dengan sigap menyiapkan alat dan bahannya dan mulai membuat waffle itu.

Misa harus cepat, dia ingin Doyoung bisa makan sebelum ia berangkat kerja. Kalau Doyoung tidak sarapan, biasanya Misa akan membawakan makan siang untuk lelaki itu.

 Kalau Doyoung tidak sarapan, biasanya Misa akan membawakan makan siang untuk lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si manis menata sarapan pagi itu di atas meja makan. Setelahnya bergegas melepas apron yang ia pakai dan pergi ke arah tempat cucian untuk mencuci peralatan masak yang ia gunakan tadi.

Misa belajar ini dari bundanya. Jangan membuang waktu. Kalau memang sempat, kerjakan. Dan itu Misa lakukan sekarang.

Gadis itu tersenyum ketika merasakan sebuah tangan besar melingkar dipinggangnya. Lehernya dikecupi dan Misa tau betul siapa pelakunya.

"Mas!" Misa memutar tubuhnya setelah membersihkan sisa sabun ditangannya. Menatap suaminya yang sudah siap dengan kemeja kantornya. Hanya belum mengenakan jas dan dasinya. Itu tugas Misa, kata Doyoung.

"Ayo sarapan, saya laper banget."

Doyoung narik tangannya Misa, keduanya duduk berhadapan di meja makan. Mata Doyoung berbinar melihat hasil masakan yang Misa masak pagi ini.

"Belajar dari internet?"

Misa mengangguk, poninya bergerak lucu, "iya Mas, semoga Mas suka ya."

Doyoung melahap waffle itu. Reaksi pertama Doyoung cukup membuat Misa yakin kalau lelaki itu menyukai makanan buatannya pagi ini.

"Sayang, enak."

"Beneran?"

Doyoung ngusap rambutnya Misa, "istri saya pinter banget sekarang ya. Saya jadi makin cinta."

"Harus, aku ngga mau mas berhenti cinta sama aku."

"Saya janji, saya ngga akan berhenti cinta sama kamu, Misa."

"Hum, aku percaya sama Mas! Ayo habis itu siapin sarapannya, segera berangkat biar nggak telat, oke?"

"Oke, sayang."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌aku belum masukin masalah apapun disini. Ini masih permulaan. Tapi aku harap kalian tetep dukung buku ini gimanapun alurnya nanti.
recnjwin
24 Februari 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang