Mata wanita hamil yang kini berdiri di sampingnya itu berbinar. Misanya tampak sangat senang karena akhirnya setelah sekian lama, ia bisa pergi bermain ke pantai lagi.
Misa mencoba bergerak perlahan, ingin sedikit mendekati air laut walaupun dia tidak akan benar-benar masuk.
Tangan si manis ditahan, cukup bikin ia menoleh dan mendapati suaminya kini menatapnya. Doyoung, suaminya tersenyum manis, mengubah posisi tangan mereka yang tadinya Doyoung mencengkram tangan Misa, berganti menjadi genggaman tangan. Genggaman tangan yang udah lama banget ngga Doyoung rasain.
"Saya udah bilang mau bikin kamu jatuh cinta lagi sama saya, kan? Tolong kasi saya kesempatan buat lakuin itu sekarang, ya?" Ibu jari Doyoung mengusap punggung tangan Misa, sekali lagi menanamkan kepercayaan pada diri sang istri.
Misa menghela nafasnya. Dia hanya ingin bersenang-senang di sini. Kenapa Doyoung membuat semuanya terasa sangat sulit?
Gadis yang termenung di hadapannya itu membuat Doyoung merasa gemas. Ia usap pipi gembil itu, masih dengan senyum di bibirnya, "Ya? Ya? Saya masih punya kesempatan itu, kan?"
Mata keduanya bertemu, Misa menatap mata Doyoung dalam, "tapi aku udah jatuh cinta sama Mark, Mas."
"Itu alasan saya di sini sekarang. Saya bakal hapus perasaan kamu ke Mark. Saya tau jauh di dalam lubuk hati kamu, kamu masih cinta sama saya."
Misa menggigit bibirnya, tidak. Doyoung salah. Hatinya benar-benar telah jatuh pada Mark sekarang. Apa dirinya bisa untuk jatuh hati kembali pada Doyoung suaminya?
"Ya?"
Lagi-lagi Misa menghela nafasnya, "terserah kamu, yang penting aku udah bilang dari awal."
Doyoung mengangguk, menggenggam erat tangan Misa dan membawanya berjalan perlahan menuju bibir pantai.
Ayah dan Bunda melihat semuanya dari belakang. Lagi-lagi pertanyaan ini muncul di benak keduanya. Pada akhirnya, rumah mana yang anaknya pilih untuk menjadi tempat pulang hatinya?
🎭🎭🎭
"Hati-hati!" Doyoung menggenggam kedua tangan Misa ketika kaki si manis perlahan menyentuh air laut itu. Doyoung kurang tahu, apakah ibu hamil boleh terkena air laut atau tidak, jadi untuk penjagaan Doyoung tidak membiarkan Misa terlalu dalam.
"Dingin!" Seolah lupa dengan masalah tadi, Misa terkikik di hadapan suaminya. Dia sangat suka dinginnya air laut menyentuh kakinya. Tapi untuk menyelam ke dalamnya, hell no!
Namanya juga ibu hamil, perubahan sikap juga pasti ada. Misa melepas genggaman Doyoung dan berlari kecil menjauhi lelaki itu.
Doyoung terkekeh, mau tidak mau dia mengejar gadis itu. Kakinya yang panjang membuat Doyoung sangat mudah untuk mendapatkan Misa.
Misa udah ngga bisa rasain kakinya nyentuh air laut. Doyoung udah gendong dia ala bridal style dan ajak Misa muter-muter di atas air. Misa mencengkram erat lengan baju Doyoung, takut jatuh.
"Mas, turunin! Takut." Misa memelas bikin Doyoung gemas setengah mampus sama Misa. Dia gesekan hidung keduanya kemudian membawa Misa ke bibir pantai. Menjauhi air laut.
Tubuh Misa Doyoung turunkan dari gendongannya. Lagi-lagi menggenggam tangan gadisnya sayang, "mau makan?"
"Mau."
"Mau makan apa?"
"Seafood!"
"Let's go!" Doyoung membawa Misa mendekati ayah dan bunda, "ayah, bunda, ayo ke restoran dekat sini. Misa mau makan seafood katanya."
Misa mengangguk, mengiyakan ucapan Doyoung.
Ayah dan bunda membersihkan sisa pasir di bagian belakang tubuh mereka setelah keduanya bangun dari duduknya.
Keempatnya kini berjalan ke restoran seafood di pantai itu.
🎭🎭🎭
"Ini," Doyoung naruh ikan sarden di atas piring Misa. Dia udah mastiin gaada hal aneh yang ada di ikan sarden itu. Misa dan anaknya harus selalu baik-baik aja.
"Mas, ini udah ikan ketiga yang kamu kasi ke aku lho. Kamu belum makan apa-apa. Ayo makan." Misa ngembaliin ikan sarden yang Doyoung taruh tadi di piringnya ke piring lelaki itu.
"Makan."
"Saya pengen mastiin kamu kenyang dulu, baru saya yang makan." Doyoung mengusap rambut pendek istrinya, menatap matanya dengan tatapan yang tulus.
"Aku udah kenyang, makan."
Akhirnya Doyoung ngangguk. Setelah memastikan Misa benar-benar kenyang, Doyoung melahap ikan sarden itu.
Kali ini Misa menatap Doyoung yang masih fokus dengan makanannya.
Apa Mas Doyoung tidak mau menyerah atas dirinya?
🎭🎭🎭
"Saya pulang ya? Udah malam."
Misa mengangguk. Udah seharian penuh Doyoung nemenin dia hari ini. Udah saatnya lelaki itu kembali ke rumah.
"Um.. saya boleh ngga.."
"Boleh apa?"
"Hug and kiss?" Doyoung terdengar kikuk. Duh, dia kayak orang baru pacaran sekarang.
Misa mengulum bibirnya. Hug and kiss? Lelaki itu meminta sebuah pelukan dan ciuman darinya?
"Ha?"
"Eh, ngga boleh ya?"
Misa diam sebentar, sebelum akhirnya membuka tangan kecilnya dan membiarkan tubuh jangkung suaminya memeluk tubuhnya.
Misa menghela nafasnya panjang, "untuk peluk kamu, aku masih bisa Mas. Tapi untuk cium kamu kayak dulu, kayaknya aku ngga bisa."
Doyoung ngangguk. Mencoba mengerti keadaan. Doyoung tau ini berat banget buat Misa. Lelaki itu mengusap pipi gembil si manis, "saya pulang dulu."
Dan tubuh Doyoung mundur, menghilang di balik pintu besar rumahnya.
Misa baru saja melangkahkan kakinya menuju tangga rumahnya sampai ia mendengar suara bel pintu di pencet.
Apa Doyoung ketinggalan sesuatu?
Misa kembali berjalan menuju pintu, membukanya dan tatapan berbinar itu kembali malam ini.
Itu Mark Lianantha!
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
🔔💌selamat malam! Akhirnya aku balik lagi bawa part baru buat kalian. Aku cuma mau ngomong, buat seminggu ke depan, pandora box ternyata bakal bener-bener jarang update. Soalnya aku ada ujian sekolah huhu. Ayo semangatin aku.
Buat kalian yang ujian juga, semangat ya! Semoga nilai yang di dapat memuaskan❤
recnjwin
17 Mei 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora Box [✔]
Short Story╔════════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ ╚════════╝ ꜱᴜᴍʙᴇʀ ᴍᴀꜱᴀʟᴀʜ ɪᴛᴜ ʙᴇʀᴀꜱᴀʟ ᴅᴀʀɪ ᴋᴀᴍᴜ. Start : 21 Februari 2020. End : 14 Juni 2020. ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©