"Hari ini kamu bisa pulang. Sekarang aku kemas baju kamu dulu ya." Mark mengusap pipi Misa yang perlahan kembali menggembil. Mark beruntung karena Misa memiliki hati yang besar, sang gadis sangat mudah mengikhlaskan segalanya. Itu kenapa Misa bisa cepat bangkit dan mulai sehat seperti dulu lagi.
Misa mengangguk, membiarkan lelaki itu sibuk dengan urusannya sedangkan dirinya hanya menatapnya dari atas ranjang rumah sakit. Mark menggulung lengan kemejanya sampai batas sikunya, kemudian mulai melipat baju yang berantakan dan memasukannya ke dalam tas.
Tanpa sadar sebuah lengkungan terbentuk di bibir Misa. Mark selalu berusaha keras untuk membuatnya bahagia, berusaha untuk membuatnya menjadi miliknya, dan sekarang kerja keras Mark terbayar. Dia adalah milik Mark sekarang. Hal yang benar-benar Mark inginkan sejak dulu.
"Sayang, hari ini mau sarapan apa?" Mark baru aja selesai ngemas pakaian Misa dan sekarang waktunya sang gadis sarapan. Lelaki itu membuka kulkas, mencari makanan yang diinginkan si manis.
"Aku mau yoghurt hari ini." Mark mengangguk, mencari yoghurt favorit kekasihnya di dalam kulkas. Misa menyukai rasa stroberi, itu kenapa Mark beli banyak sekali rasa itu. Untuk gadisnya.
Mark menyerahkan sebotol yoghurt pada Misa dan membiarkan gadis itu mulai meminumnya. Tangan Mark yang tadi dia pakai buat nyerahin botol yoghurt itu udah di genggam erat sama Misa. Misa hanya tidak ingin Mark terlalu jauh darinya.
"Kamu sengaja kan bikin aku gemes kayak gini? Mau aku habisin itu bibir kamu?" Mark daritadi udah nahan diri supaya dia gak kebablasan, tapi sikap menggemaskan Misa malah membuatnya tidak tahan dan melontarkan kalimat itu.
Misa terkekeh, menaruh yoghurt itu di meja samping ranjangnya kemudian menarik pelan kedua telinga Mark, membawa wajah lelaki itu agar lebih dekat dengannya.
Misa sendiri tidak tau darimana keberanian ini berasal, dia mulai dengan mengecup perlahan bibir kissable milik Mark. Hanya kecupan sebelum akhirnya Misa memutuskan untuk melumatnya sedikit. Membiarkan rasa yoghurt stroberi tadi menyebar di mulut mereka berdua.
He's not a big fan of yoghurt but when it comes from her, he's a big fan of (Misa's lips) yoghurt.
Misa melepaskan ciuman mereka ketika di rasa dirinya mulai tidak bisa bernafas. Dia yang mulai, dia juga yang tidak kuat. Menggemaskan sekali.
Keduanya bertatapan. Mata Misa berbinar menatap wajah tampan Mark yang kini juga menatapnya. Misa sama Mark tidak sadar, karena baik pipi maupun telinga mereka sama-sama memerah sekarang.
Mark semakin yakin sekarang, dia tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Karena bagaimanapun juga, baik sekarang maupun nanti, Misa akan selalu menjadi miliknya.
Selalu.
🎭🎭🎭
Mark membantu Misa berjalan dengan perlahan keluar dari ruangannya. Akhirnya Misa bisa keluar dari rumah sakit, Mark senang sekali. Mark selalu mengkhawatirkan Misa kalau dia berada di rumah sakit tanpa dirinya. Mark memang posesif sekali pada Misa sekarang.
Tangan keduanya bertautan. Mark selalu berhasil memenuhi seluruh rongga kosong di antara jemari Misa. Rasanya seperti tangan keduanya emang tercipta untuk hal ini.
Di belakang Misa sama Mark udah ada Bunda sama Ayah. Ayah yang bawain barang-barang Misa sedangkan Bunda membawa sisa makanan yang masih tersisa di ruang rawat inapnya. Kayak biskuit, sereal, susu, semangka. Sebenernya Mark mau dia yang bawain Bunda dan Bunda yang bawa Misa, tapi Bunda pengen yang selalu jaga anak perempuannya itu Mark.
Jadi ya, Misa di papah Mark sekarang.
"Mark ambil mobil dulu ya, Yah Bun." Mark yang telah mendapatkan izin mengusap pipi gembil Misa sebentar kemudian pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Misa tidak boleh berjalan terlalu jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora Box [✔]
Short Story╔════════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ ╚════════╝ ꜱᴜᴍʙᴇʀ ᴍᴀꜱᴀʟᴀʜ ɪᴛᴜ ʙᴇʀᴀꜱᴀʟ ᴅᴀʀɪ ᴋᴀᴍᴜ. Start : 21 Februari 2020. End : 14 Juni 2020. ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©