74

2.2K 351 185
                                    

Double Update!
Ayo komen yang banyak xixixi🥺❤

Misa dan Doyoung saling bertatapan. Saling memandang dalam manik mata masing-masing. Keduanya baru saja resmi berpisah beberapa menit yang lalu.

Di belakang Misa ada Mark, Ayah dan Bunda. Sedangkan di belakang Doyoung ada Aina yang kini menatapnya tidak suka. Seharusnya Aina berhenti bersikap seperti itu, Doyoung bukanlah miliknya lagi sekarang.

"Mas,"

Entah berapa kali Doyoung peringatkan dirinya untuk tidak menangis, tapi tetap saja air matanya jatuh. Dia tidak menyangka kalau dia harus berpisah dari Misa, cintanya.

Misa menepuk pundak lebar lelaki di hadapannya itu. Tersenyum tulus, Misa tidak dendam. Misa selalu memaafkan segala kesalahan yang Doyoung lakukan. Tapi untuk kembali, hal itu diluar kehendaknya.

"Makasih ya, udah mau rawat aku dari kecil. Makasih udah mau ajarin aku banyak hal. Makasih karena kamu mau ngubah aku jadi lebih baik dari waktu ke waktu. Makasih karena.. telah menjadi cinta pertamaku."

Doyoung masih saja bergeming, dia mungkin akan jarang menatap wajah cantik ini. Jadi biarkan dia mengagumi Misa di saat terakhir seperti ini.

"Hari ini kita bukan suami istri lagi. Sekarang aku kembali ke statusku yang dulu, adik kamu. Aku ngga menyesal udah ambil keputusan ini dan sekarang aku mau kamu juga tidak menyesal dengan perbuatan kamu kemarin."

Misa menatap Aina sebentar kemudian kembali menatap Doyoung, senyumnya tidak luntur sejak tadi. Misa telah melepaskan beban terberatnya hari ini, "aku mau kamu jadi suami yang baik buat Aina, ayah yang baik bagi anaknya. Aku mau kamu jadi laki-laki paling bertanggung jawab untuk keluarga kamu. Sama kayak selama ini, kamu bertanggung jawab atas hidupku."

"Misa.."

Misa tetap tersenyum walaupun dia sedih sekali menatap Doyoung yang tampak sangat hancur. Doyoung di hadapannya kali ini tampak sangat berantakan, Misa belum pernah melihat Doyoung seberantakan ini sebelumnya.

"Maaf.. maaf karena belum bisa jadi suami yang baik buat kamu, ayah yang baik bagi bayi kita, maaf karena tidak bisa menjadi cinta pertama terbaikmu. Semua yang saya lakuin selama ini salah. Dan saya tau itu. Sekarang saya bakal terima seluruh konsekuensi dari apa yang saya lakuin. Tapi tolong janji sama saya, tolong selalu bahagia sama Mark. Jangan biarin saya merasa menyesal karena telah melepaskan kamu untuk dia." Doyoung menatap Mark yang juga menatapnya. Mark bergeming karena Misa menyuruhnya untuk tidak berbicara tadi.

Misa mengangguk cepat, ia berjalan mendekati Mark, menggenggam erat tangan lelaki itu sambil tersenyum, "Mark bakal selalu bikin aku bahagia. Bahkan dia udah lakuin hal ini sejak SMP, jadi untuk membahagiakanku seumur hidup, aku rasa bukan pekerjaan yang berat."

Mark tersenyum, Misa benar, membahagiakan Misa bukanlah hal berat. Tapi Mark akan bertanggung jawab tentang hal itu. Dirinya akan bertanggung jawab atas seluruh hidup Misa sekarang.

"Ayo pulang." Ajak Aina, dia juga genggam erat tangan Doyoung membawanya untuk pergi dari hadapan keluarga Learnadi. Tubuhnya memang berjalan, tapi sejak tadi seluruh atensinya tetap berada pada gadis itu. Misa, cintanya.

"Maaf.. dan terima kasih." Bisik Doyoung yang dirinya tau, Misapun tidak akan pernah mendengarnya lagi.

🎭🎭🎭

"Aku nyesel nikah muda." Hari ini giliran Misa yang menginap di rumah kekasihnya dan sekarang keduanya tengah bermesraan di balkon kamar rumah Mark.

Sejak tadi Misa menyenderkan kepalanya di bahu lebar Mark, menatap langit malam yang penuh bintang hari ini, entah mengapa.

Mark mengusap rambut Misa sayang, "Mi, apapun yang udah lewat dan terjadi, kamu ngga boleh nyesalin itu. Ayo jadiin itu pelajaran. Di masa depan, kamu ngga akan ngulangin kesalahan kamu hari ini."

Misa menatap Mark, membiarkan lelaki itu mengusap pipi gembilnya, "Mark," panggil Misa, sekarang Misa menoleh, menempatkan dagunya di bahu lebar itu. Menatap Mark.

"Hm?" Mark juga menatap si manis, wajah mereka tampak sangat dekat. Bahkan hidung keduanya telah bersentuhan.

"Makasih ya, makasih udah jadi penopangku, ibaratnya kamu udah lari jauh ke depan tapi waktu liat aku jatuh di belakang, kamu balik lagi buat bantu aku berdiri. Makasih karena udah nganggep aku orang yang spesial di hidupmu dan sekarang kamu udah jadi seseorang paling spesial di hati dan hidupku."

Cup.

Sebuah kecupan di bibir Misa adalah balasan dari kalimat panjang yang di keluarkan gadis itu. Mark kembali mengecup setelah melihat reaksi si manis yang hanya membuka kedua matanya lebar, memberikan tatapan terkejut.

"Kamu tau sesuatu?"

"Eung?"

"Kita terlalu dekat sampai aku ngga bisa mengatakan sesuatu. Kita terlalu dekat satu sama lain sampai aku ngga bisa lihat orang lain lagi. Kita terlalu dekat, sampai rasanya aku ngga bisa nafas. Tapi sekarang, kita bersama karena kedekatan kita. Mungkin kamu ketemu sama aku cuma kebetulan, mungkin kita ketemu di tempat yang sama karena kebetulan pula, mungkin kamu ngga akan pernah ngerasain namanya jatuh cinta sama aku dan aku ngga akan pernah ngerasain jatuh cinta sama kamu kalo kita ngga memulai percakapan pertama kita hari itu. Kita juga gaakan tau perasaan kita hari ini, dan aku ngga akan tau rasanya mencintai dan dicintai. Sekarang karena kita berdua ngga tau rasanya, kita ngga punya alasan buat berhenti."

"I don't get it, tapi aku pengen nangis." Mata Misa berair. Misa memang tidak bisa menangkap dengan jelas maksud ucapan Mark, tapi yang dia tau Mark sangat mencintainya. Mark mencintainya jauh lebih dulu di banding dirinya sendiri.

Mark terkekeh, akhirnya memilih mengangkat Misa dan mendudukan di atas pangkuannya. Misa menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Mark.

"Mau masuk? Di luar dingin." Mark mengusap punggung sempit Misa. Si manis mengangguk, akhirnya membiarkan Mark menggendongnya ala baby koala ke dalam kamar. Sekarang tubuh mereka bisa menempel dengan sempurna.

Mark menjatuhkan Misa di atas kasur, menyelimuti gadis itu kemudian ikut berbaring di sampingnya.

"Ayo tidur, udah malem." Mark sempat-sempatnya memberi kecupan selamat malam di bibir dan kening gadisnya seperti biasa. Hal-hal kecil seperti ini udah nunjukin kalo Mark cinta banget sama Misa.

"Mark,"

"Hm?"

"Aku udah keluar dari rumah sakit minggu lalu, Dery juga udah selesaiin proposal dia. Ayo ajak temen-temen liburan. Aku kangen habisin waktu sama mereka."

"Kamu mau?"

Misa mengangguk, ia geser tubuhnya agar semakin dekat dengan Mark, memeluk pinggang lekaki itu sayang, "please?"

"Besok kita kasi tau mereka, lusa kita berangkat."

Misa tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Senyum mengembang di bibir Misa dan sekarang Misa menghujani wajah Mark dengan kecupan kecupan kecil darinya, "makasih! Makasih makasih makasih!"

"Anything for you, baby."

Mark mengubah posisinya, mengukung si manis di bawahnya, keduanya bertatapan. Tangan Misa memainkan bagian belakang rambut Mark, "kalau aku minta hadiahnya sekarang gimana?"

"Hadiah apa?"

Mark mengendus perpotongan leher Misa, mengecupnya beberapa kali, "ini."

Misa tersenyum, setelahnya membiarkan Mark melakukan semua yang dia inginkan. Tapi tentu saja Mark tidak akan melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌double update dalam rangka ngga tau, pengen aja hihi. Udah deket ending, tapi aku gak rela cerita ini selesai huhu🥺
recnjwin
31 Mei 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang