92 : Special Part #2

2.5K 293 76
                                    

Si manis membuka kedua matanya yang kelelahan secara tiba-tiba. Ia usap kedua matanya dengan punggung tangannya kemudian memilih untuk mengubah posisinya menjadi duduk.

Misa menatap jam dinding yang berada di kamarnya. Pukul satu pagi. Bibir si manis ia cebikkan, tiba-tiba dia ingin makan nasi goreng tektek. Awalnya Misa pikir dia hanya lapar di tengah malam, sampai akhirnya dia sadar kalau dirinya tidak dapat menahan keinginannya untuk makan makanan itu malam ini juga. Huh, Misa mengidam. Lagi.

Misa mengusap perutnya sayang, berusaha berkomunikasi dengan janin yang ada di dalam perutnya, "sayang, beneran mau mam sekarang? Dadda baru aja tidur lho, mom nda tega banguninnya."

"Eung.. pengen banget.."

Si manis menoleh, menatap wajah Mark yang masih tertidur lelap di sampingnya. Haruskah dia bangunkan suaminya? Apa Mark akan marah jika ia membangunkan lelaki itu malam ini juga? Apalagi kan Mark baru saja tertidur hampir dua jam yang lalu karena sibuk mengerjakan tugas kantornya.

Akhirnya Misa memilih untuk menyerah. Dia mendekati sang suami yang tidur terlentang, merebahkan tubuhnya di atas lengan Mark yang bebas, mengecup perlahan tulang selangka milik suaminya yang terlihat, "d-dadda, bangun."

"Ungh."

"Dadda, babyna mau nasi goreng.." Misa menggigiti tulang selangka milik Mark. Pokoknya apapun akan dirinya lakukan agar sang suami bangun. Dia ingin makan nasi goreng dan hal itu harus terpenuhi sekarang juga.

Mark yang merasakan gigitan di tulang selangkanya perlahan membuka kedua matanya yang kelelahan. Lelaki itu menoleh, mendapati Misa, istrinya kini tengah menatapnya dengan wajah memelas. Benar-benar memelas sampai Mark di buat gemas rasanya.

"Sayang, kenapa hm?"

Mark mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Ia buka tangannya, ingin Misa duduk di pangkuannya dan masuk ke dalam pelukannya. Misa yang udah biasa di perlakuin kayak gitu langsung mendekat dan duduk di pangkuan suaminya. Memeluk erat tubuh tinggi Mark. Sebentar lagi trimester pertamanya berakhir, sepertinya di trimester kedua rasa mengidamnya akan sedikit lebih parah, mungkin?

"What's wrong?"

"Markie.. aku pengen banget mam nasi goreng tektek. Aku pengen mamam itu malem ini juga." Suara dan tatapan wajah Misa memelas. Takut suaminya marah. Mark malah terkekeh, lihat betapa menggemaskan ibu hamil di hadapannya ini.

"Istriku ngidam ya?"

"Eung.."

"Dede bayi mau nasi goreng tektek hm?" Mark mengusap perut Misa sayang. Bertindak seolah dirinya berbicara dengan sang bayi. Tampak terkejut ketika.. ia merasakan pergerakan ringan di sana.

"Sayang, kok dedek bayinya gerak? Belum waktunya kan? Kamu kan masih di trimester pertama?" Mark mengerutkan alisnya. Misa menggeleng tanda tidak tau. Memilih untuk ikut mengusap perutnya sayang.

"Besok kita tanya Bunda aja. Sekarang aku mau beliin kamu nasi goreng dulu ya."

"Dadda,"

"Hm?"

"Kamu nda terganggu aku bangunin malam-malam gini buat beliin aku nasi goreng?" Misa mengusap pipi tirus Mark perlahan, memberikan cinta di usapannya. Mark menangkup pipinya masih dengan tangan Misa di atasnya.

"No, baby. Itu anak kita. Aku ngga akan pernah ngerasa terganggu atau di repotkan ketika kamu dan anak kita yang minta. Jangan berpikir gitu, ya?"

Misa mengangguk, setelahnya membubuhkan kecupan di bibir Mark. Dia sangat mencintai suaminya huhu. Dia sangat mencintai Mark sampai rasanya dirinya ingin meledak. Pokoknya Misa cinta sekali sama Mark.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang