Double Update!
"Saya berangkat ke kantor dulu ya, Bun." Doyoung salim ke bunda terus jalan ke Misa yang sedang duduk di atas sofa sambil bermain dengan game di ponselnya.
Doyoung menatap Misa. Berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Misa. Kini lelaki itu menatap sang istri lama sebelum akhirnya memilih mengusap pipi gembil itu.
Misa diam saja, lagi-lagi tidak merespon Doyoung. Memilih untuk tetap fokus dengan game yang ia mainkan agar dirinya tidak kalah.
"Saya berangkat dulu ya?"
"Hm."
"Jangan lupa makan, inget minum vitamin, jangan banyak gerak, inget istirahat, oke?" Tangan Doyoung gerak buat ngusap perutnya Misa.
"Saya berangkat dulu ya, Misa." Kecupan ringan Misa terima di keningnya, setelahnya memberikan kecupan di perut istrinya. "Saya cinta kamu.."
Doyoung diam sebentar. Berharap kalau Misa akan memberikan respon dari kalimat yang sudah lama tidak ia katakan itu. Tidak ada balasan, Misa tetap fokus pada gamenya.
Lelaki itu menghela nafasnya. Setelahnya pergi dari kediamannya menuju kantor.
Misa yang masih di tempatnya mengernyit bingung. Doyoung mengusap dan mencium perutnya, tapi kenapa bayinya tidak bergerak seperti yang biasa terjadi ketika Mark melakukan itu?
Di pojok pintu bunda menatap anak dan menantunya itu. Ada apa? Kenapa perasaannya tidak enak? Sesuatu terjadi dan sepertinya keduanya sedang dalam masalah. Masalah apa yang terjadi diantara keduanya? Haruskah bunda mencari tahu juga?
Sepertinya dirinya harus. Karena ini sudah menyangkut putri semata wayangnya. Apapun akan bunda lakukan untuk Misanya, ingat?
Biarkan bunda berpikir sebentar hal apa yang harus dirinya lakukan untuk mengetahui masalah yang terjadi diantara keduanya.
"Sayang," panggil bunda bikin Misa noleh, tatapannya berubah menjadi tatapan bertanya yang super menggemaskan bikin bunda tersenyum manis, "kita ke dapur yuk, masak. Nanti siang kita bawain bekel buat Doyoung."
🎭🎭🎭
Disinilah Misa dan Bundanya berada sekarang. Di depan kantor milik ayah Misa yang sudah turun tangan menjadi milik Doyoung. Ibu dan anak itu berjalan bersama masuk ke dalam, ingin mencari Doyoung untuk makan siang bersama.
"Selamat siang nyonya besar, nona muda." Sapa Mingyu, resepsionis di kantor sambil membungkuk sopan ke arah keduanya yang baru saja memasuki gedung kantor itu.
"Selamat siang, Mingyu. Doyoungnya ada?" Tanya Bunda yang dibalas anggukan oleh lelaki itu, "Tuan Doyoung ada di ruangannya. Sebentar lagi waktu makan siang, nyonya dan nona bisa langsung kesana."
"Baiklah, terima kasih Mingyu. Kami akan kesana sekarang. Ayo Misa," bunda baru aja mau narik Misa buat naik ke lantai atas tapi langkah kaki gadis itu terhenti. Misa merogoh perlahan tas berisi kotak bekal itu, mengambil sebuah roti lapis untuk ia berikan pada Mingyu.
"Buat Kakak, semangat ya kerjanya."
Mingyu tersenyum, mengangguk menanggapi ucapan nona muda di hadapannya itu, "terima kasih nona."
Bunda tersenyum, perasaan bangga muncul di hatinya. Misa adalah anak yang sangat baik. Dia terlalu berharga, tidak seorangpun boleh menyakiti anak manis ini.
"Sayang, udah?"
Misa mengangguk, setelahnya keduanya mulai berjalan naik ke lantai atas untuk menemui Doyoung. Sebenarnya Misa sudah tau apa yang akan terjadi, tapi sepertinya Misa akan membiarkan hal itu.
"Doyoung, bunda sama Misa bawaㅡ KAMU SIAPA?"
Doyoung dan Aina yang lagi mesra-mesraan di dalem ruangan Doyoung terkejut. Tangan keduanya yang tadi bertautan terlepas. Tatapan Doyoung ngga bisa nyembunyiin kalau dia sebenarnya sangat panik.
"Doyoung Pratama Anantha, saya tanya dia siapa!" Marah bunda, bahkan makanan yang bunda bawa tadi udah dia jatuhin ke lantai. Bunda maju, dia narik kerah kemeja lelaki itu, tatapannya sangat marah.
"Bunda.."
Satu tamparan mendarat di pipi Doyoung bikin Aina ngga terima, dia jalan mendekat dan mendorong wanita paruh baya itu, "jangan sakitin pacarku!"
"Pacar?"
"PACAR DIA BILANG?" Marah bunda, jadi selama ini putrinya diselingkuhi? Diselingkuhi oleh sekretaris pribadi menantunya sendiri? Wow, Doyoung sangat luar biasa.
"Aina!"
"Doy, dia mukul kamu."
"Saya pantes."
"IYA KAMU MEMANG PANTAS!" Geram, bahkan sudah tidak peduli kalau dia berteriak di gedung itu. Yang siapa saja mungkin bisa denger suaranya sekarang.
Bunda narik tangannya Misa, menatap mata putrinya dalam, "sayang, kamu tau ini? Jawab bunda."
"Bunda.."
"Jawab sayang."
"Misa tau bun."
Air mata bunda mengalir. Dirinya bahkan sama sekali tidak bisa menahan hal itu. Jadi selama ini Misa diselingkuhi dan gadis itu hanya diam saja?
"Misa, kenapa ngga bilang hm?"
"Misa cuma ngga mau keluarga kita hancur.."
"Kalau kayak gini situasinya, semuanya memang sudah hancur. Semua ini gara-gara anak ngga tau diri itu. Anak yang tega-teganya pergi dengan wanita lain disaat bahkan ada darah dagingnya di perutmu. Benar-benar, bunda ngga nyangka."
"Bun.." Misa melemas, dia takut bundanya marah. Bunda tidak pernah semarah ini sebelumnya padanya.
"Sayang, kita pulang. Kita pulang ke rumah bunda. Kita tinggal bertiga lagi, ayah, bunda dan kamu. Biarkan saja manusia tidak tahu diri ini hidup dalam kebahagiaanya sendiri." Misa perlahan di papah oleh bunda. Bunda sedih banget ngeliat Misa lemes kayak gini. Sudah cukup dia dan suaminya yang menyakiti Misa dulu, jangan suami anaknya lagi.
"Oh satu lagi."
Bunda membalikan badannya, menatap Doyoung sinis. Ini pertama kalinya Doyoung ngelihat bunda Misa menatapnya dengan tatapan seperti itu.
Tatapan marah.
Tatapan tidak diinginkan.
"Bayi ini lahir, saya mau kamu lepasin anak saya."
"Bunda.." lirih Doyoung, tangannya ingin menyentuh ibu mertua dan istrinya itu. Tapi bunda jauh lebih cepat untuk menepisnya.
"Jangan dekati keluarga saya lagi."
Dan tubuh keduanya hilang di balik pintu. Ninggalin Doyoung yang membeku dan Aina yang tersenyum di belakangnya.
Sudah dirinya katakan, Doyoung akan menjadi miliknya.
Dan hal itu akan terjadi sekarang.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
🔔💌gimana, ngefeel ngga? Aku takut kalian ngga ngerasain apapun saat baca ceritaku😭
recnjwin
17 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora Box [✔]
Short Story╔════════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ ╚════════╝ ꜱᴜᴍʙᴇʀ ᴍᴀꜱᴀʟᴀʜ ɪᴛᴜ ʙᴇʀᴀꜱᴀʟ ᴅᴀʀɪ ᴋᴀᴍᴜ. Start : 21 Februari 2020. End : 14 Juni 2020. ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©