55

2.3K 344 60
                                    

Pintu kamar Misa diketuk dari luar. Si manis yang tadinya sedang sibuk meringkuk di kasur entah karena apa mengangkat kepalanya. Berusaha memastikan pendengarannya tidak salah. Seseorang baru saja mengetuk pintunya, bukan?

Sekali lagi, Misa mendengar ketukan perlahan di pintunya. Gadis itu turun secara perlahan dari kasurnya, tubuhnya semakin berat bersamaan dengan semakin membesar perutnya. Kakinya melangkah menuju pintu kamar, setelahnya membuka pintu itu.

Terkejut? Tentu saja.

Misa bisa lihat ada Doyoung yang kini berdiri di hadapannya sambil tersenyum tipis. Misa mengernyitkan dahinya, apa yang lelaki itu lakukan disini?

"Mas, kamu kok bisa masuk? Ayah sama Bunda mana?" Misa celingak-celinguk menatap keluar ruangannya. Mencari keberadaan Ayah dan Bunda.

Doyoung tersenyum, mengusak perlahan rambut Misa walaupun pada akhirnya gadis itu mundur satu langkah, menghindari sentuhan yang di berikan oleh suaminya itu.

"Ayah sama Bunda yang ijinin saya buat ke kamar kamu."

Misa menunduk ketika Doyoung mulai menatapnya dengan intens. Sedikit risih, mungkin? Dia mulai tidak terbiasa dengan kehadiran Doyoung disisinya. Yang ada dipikirannya sekarang hanya Mark tentunya.

"Misa, saya udah minta ijin sama Ayah dan Bunda kamu."

Kembali, sang gadis mendongak. Menatap Doyoung yang masih menatapnya dengan intens, "minta ijin buat?"

"Ambil hati kamu kembali."

"..."

Pipi gembil Misa Doyoung usap, "saya ngga maksa kamu buat bales saya sekarang. Tapi saya bakal berusaha, sekali lagi. Kali ini, saya akan mengambil hati kamu kembali dan tidak akan pernah mengecewakan kamu lagi."

Misa mengulum bibirnya, rasanya tenggorokannya kering sampai membalas ucapan Doyoung saja ia tidak bisa.

Doyoung menghela nafasnya, memasukan Misa ke dalam pelukannya. Tanpa persetujuan gadis itu.

Misa diam. Tidak merespon pelukan Doyoung.

Lagi-lagi perasaan ini. Perasaan yang sama seperti tahun sebelumnya. Tahun dimana dia mulai merasakan sesuatu yang berbeda pada Mark dan mulai kehilangan getaran itu dari Doyoung.

Apa dia benar-benar berhenti mencintai Doyoung Pratama Anantha? Pertanyaan itu kembali berputar di kepalanya sekarang.

🎭🎭🎭

"Udah malem, saya pulang dulu ya." Doyoung mengusap rambut Misa yang kini tengah berbaring penuh sayang. Hari ini Doyoung habiskan untuk memberikan Misa perhatian lebih. Seperti memberinya susu ibu hamil, menyuapinya saat makan, mengusap perut besarnya, dan banyak hal. Semua yang seharusnya dirinya lakukan sejak dulu, menjadi suami yang sempurna. Untuk Misa.

Doyoung punya harapan besar untuk saat ini. Dia ingin agar Misa kembali mencintainya. Dan dia berharap usahanya kali ini tidak gagal.

"Hum." Si manis hanya mengangguk, tidak memberikan banyak tanggapan pada Doyoung sejak tadi. Sebenarnya Misa sendiri masih bingung dengan perasaannya.

"Nanti sebelum tidur inget minum susu hamilnya ya? Jangan sampai di lewatin. Anak kita butuh nutrisi." Doyoung mengusap perut Misa sayang. Memberikan kecupan di perut buncit itu.

Lagi lagi Misa berdeham. Tidak memberikan respon banyak pada kalimat yang di keluarkan oleh Doyoung sejak tadi.

Doyoung mengulum bibirnya, berpikir hal apa lagi yang harus dia ucapkan pada sang istri. Jarak pada diri masing-masing membuat Doyoung menjadi suami yang kikuk.

Doyoung diam. Masih dalam pikirannya sampai tangan Misa yang ia lambaikan di hadapannya menyadarkan dirinya dari acara melamun.

"Kamu kenapa, Mas?"

Doyoung tersenyum, setelahnya menggeleng, "tidak ada, saya hanya berpikir hal apa lagi yang harus saya katakan ke kamu."

"Udah malem, mending kamu pulang.  Jalanan jam segini udah mulai sepi. Harus balik dengan selamat." Kalimat terpanjang yang Misa katakan hari ini padanya.

Doyoung mengangguk, tersenyum lebar. Tidak membantah sedikitpun kata-kata yang keluar dari bibir istrinya itu.

"Mi,"

"Um?"

"Saya boleh... minta satu kecupan disini?" Lelaki itu menatap si manis, kali ini tangannya bergerak untuk menyibak rambut hitamnya.

 minta satu kecupan disini?" Lelaki itu menatap si manis, kali ini tangannya bergerak untuk menyibak rambut hitamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misa diam. Lama sekali. Keduanya saling bertatapan. Ada sebuah perang batin di dalam diri sang gadis. Haruskah? Haruskah dirinya lakukan itu? Jika dirinya lakukan itu, hal apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya? Apa dia akan menyesal melakukannya?

Misa menghela nafasnya, sebelum menangkup pipi lelaki itu dan memberi satu kecupan di kening Doyoung. Sekali saja. Sekali saja, tidak akan menyakiti dirinya.

 Sekali saja, tidak akan menyakiti dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkejut? Tentu.

Doyoung tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Walaupun yang ia dapatkan hanya satu kecupan di keningnya. Hal itu sudah sangat cukup.

"Terima kasih. Saya akan pulang sekarang. Besok saya datang lagi, ya?"

"Hum."

Dan malam itu Doyoung pulang dari rumah Misa, senyuman di bibirnya tidak luntur sejak tadi.

Perasaan itu kembali.

Jatuh cinta.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌tanpa aku sadari aku selalu update setiap 5 hari sekali. Apa ini harus jadi jadwal baruku? Nih siapa bucin Doymi? Selamat menikmati.
Oh ya, aku lagi sedih dan patah hati huhu. TINE NANGIS GARA GARA SARAWAT BUSET TINGGAL BILANG KALO 'DIA PACARKU' KE PAM APA SESUSAH ITU, WAHAI TUAN SARAWAT GUNTITHANON?😭😭😭😭

 TINE NANGIS GARA GARA SARAWAT BUSET TINGGAL BILANG KALO 'DIA PACARKU' KE PAM APA SESUSAH ITU, WAHAI TUAN SARAWAT GUNTITHANON?😭😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

recnjwin
9 Mei 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang