86

2.3K 321 188
                                    

Mark dan Misa tidak sadar kalau pernikahan mereka telah berjalan selama sebulan sekarang. Hubungan mereka masih saja lengket seperti tahun pertama mereka pacaran dulu. Pokoknya bener-bener gaada bedanya sama orang pacaran deh!

Eh tapi sebenernya ada bedanya sih. Sekarang Mark sama Misa udah bisa tinggal serumah, ngga perlu saling nginep di rumah orang tua masing-masing lagi. Mereka juga udah bisa tidur barengㅡwalaupun dari dulu juga seringㅡ, mandi bareng, 'main' bareng, dan banyak lagi deh yang dulu gak bisa mereka lakuin berdua karena status sekarang mereka bisa lakuin.

Hari ini adalah hari jumat, itu artinya hari terakhir Mark bekerja sebelum menghabiskan akhir pekan di rumah bersama istrinya yang manis. Iya, sekarang weekend kayak gini perusahaan di liburkan. Peraturan ini berlaku semenjak Mark menyelesaikan bangku perkuliahannya. Ini emang udah rencana Papanya Mark dari awal.

Di pagi hari biasanya Mark akan di bangunkan dengan suara halus dari istrinya, tapi hari ini tidak seperti biasanya, Mark dibangunkan oleh gigitan di daun telinganya. Lelaki itu meringis pelan sebelum membuka kedua matanya, menatap istrinya yang masih saja menggigiti daun telinganya. Mark tidak tau kenapa si manis melakukan itu, yang jelas pasti ada sesuatu.

"Babe, what are you doing hm?" Suara serak khas bangun tidur itu memasuki gendang telinga Misa. Si manis menghentikan kegiatannya menggigiti daun telinga suaminya kemudian beralih untuk menyamankan kepalanya di dada bidang Mark. Posisi tidur Misa memang selalu di atas tubuh Mark, jadi ya melakukan apapun pada Mark Misa bisa melakukannya dengan mudah.

"No.."

"Hm? Biasanya bangunin aku di usap sama di cium-cium kok hari ini tumben gigitin aku, kenapa?" Mark mendekap si manis. Ia masukan telapak tangannya ke dalam piyama si manis. Meraba tubuh gadisnya. Mark sering melakukan ini sebulan terakhir ini dan Misa sama sekali tidak terganggu dengan itu.

"Dadda.."

"Hm?" Mark mengubah posisi tubuhnya yang tadinya berbaring menjadi duduk. Otomatis Misa menyerot dan kini duduk di pangkuannya.

Misa menangkup pipi tirus Mark, ia tatap manik mata suaminya yang kini juga menatapnya dalam. Mark selalu menatapnya dengan penuh cinta, Misa sampai mabuk di buatnya.

"Kalo hari ini aku minta kamu jangan ke kantor, boleh nda?"

Mark tersenyum, mengusap perlahan pipi gembil yang sama sekali tidak berubah sejak sepuluh tahun yang lalu itu, "kenapa? Tumben nyuruh aku ngga kerja? Biasanya ngusir kan?"

Misa menggeleng, dia rebahkan kepalanya di bahu lebar Mark, tampaknya tidak ingin terlalu jauh dari sang suami, "aku ngerasa.. ngga enak badan aja."

Mark menempelkan punggung tangannya pada kening Misa sebelum akhirnya mengangguk, "iya sayang, kamu agak hangat. Aku telfon Woojin dulu ya. Ngabarin kalo hari ini aku ngga ke kantor dulu."

Misa mengangguk, setelahnya membiarkan Mark bergeser untuk mengambil ponselnya di atas nakas. Misa sejak tadi masih saja menempel pada suaminya. Bahkan saat Mark bergeser tadi, Misa sama sekali tidak beranjak dari pangkuan Mark. Pokoknya dia mau sama Mark terus.

Mark baru saja selesai memberi kabar pada Woojin. Ia matikan ponselnya kemudian memanjakan kembali si manis, "ngga mau aku ke kantor hm?"

Misa menggeleng cepat, tidak, dia tidak ingin suaminya pergi ke kantor. Hari ini Mark harus menghabiskan waktu dengannya, bagaimanapun caranya itu.

"Fine baby, dadda ngga ke kantor ya." Misa mengangguk, ia peluk leher suaminya dan mereka tetap berada di tempat dan posisi itu selama hampir setengah jam. Mark sampai tidak habis pikir, apa yang terjadi pada si manis?

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang