76

2.1K 316 80
                                    

Mark liatin Misa yang lagi-lagi malam ini duduk sambil menatap lautan. Lebih tepatnya, sang gadis tengah melamun. Mark tahu betul Misa pasti masih merasa kehilangan, hanya saja dia bersikap seolah dirinya baik-baik saja di depan dirinya dan sahabat-sahabatnya.

Mark mendekat, memberikan sebuah kecupan di perpotongan leher Misa cukup membuat si manis tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah lelaki itu. Senyum Misa mengembang, "Mark."

"Udah ngantuk atau belum?" Misa menggeleng menanggapi pertanyaan Mark. Dia belum mengantuk. Masih ada banyak hal yang ia pikirkan untuk saat ini. Bahasa gaulnya, anak muda ini tengah overthinking.

"Keluar yuk?"

"Hum, kemana?" Tanya Misa, tanpa mendapatkan jawaban dari lelaki itu kali ini membiarkan Mark menariknya untuk bangun dari duduk, keluar dari kamar mereka di villa itu dan mulai menyusuri jalanan menuju pantai.

"Mark, aku pakai piyama."

"You look cute tho." Mark selalu bisa membuatnya merasa jauh lebih baik ketika dia sedang banyak pikiran seperti sekarang. Hal-hal kecil yang Mark perhatikan darinya selalu memunculkan perasaan tenang di hati gadis itu. Mark selalu menjaga perasaan Misanya.

Langkah kaki keduanya berhenti ketika mereka sampai di tempat yang Mark telah persiapkan beberapa jam yang lalu. Tentu Mark tidak menyiapkannya sendiri, dia membayar orang untuk melakukan semua ini untuk Misanya.

 Tentu Mark tidak menyiapkannya sendiri, dia membayar orang untuk melakukan semua ini untuk Misanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misa menatap Mark yang kini juga menatapnya. Tangan keduanya bertautan, Mark menatap manik mata Misa, begitupula sebaliknya. Saling tenggelam dalam manik mata masing-masing dan merasakan cinta disana.

"Mark.."

"Aku tau, kamu masih suka mikirin tentang bayi kita akhir-akhir ini. Dan aku ngga pernah keberatan kamu ngelakuin itu. Tapi untuk sedih terlalu lama," Mark menggeleng, "aku ngga suka, sayang. Aku ngga suka kamu terlalu sering melamunkan hal-hal buruk di pikiranmu. Kamu bisa ceritain semuanya ke aku, tolong jangan simpan itu sendirian. Aku ajak kamu kesini untuk liburan. Lepasin semua beban yang kamu punya ke aku dan aku disini bakal bahagiain kamu. Aku yang bakal buat Misa Learnadiku bahagia lagi. Kayak dulu."

Pipi gembil Misa dan matanya memerah. Tanda hendak menangis. Mark memasukan Misa kepelukannya, membiarkan gadis itu menumpahkan segalanya kembali di dalam pelukan Mark. Misa terlalu banyak menahan diri. Mark ingin Misa selalu membuka diri untuknya.

"Ayo nangis sekencang yang kamu mau."

Misa mengangguk, meremas punggung lelaki itu dan mulai menangis lagi. Rasa sesak kehilangannya belum hilang. Biarkan Misa mengeluarkannya hari ini. Di pelukan Mark, lagi.

Setelah beberapa saat menangis, Misa mulai tenang. Dia mundur kemudian mengusap wajahnya yang basah. Mark tersenyum, "udah tenang?"

Misa mengangguk. Setelahnya Misa mendapatkan kecupan ringan di kedua kelopak matanya dan bibirnya yang masih membengkak, "kamu terlalu banyak nangis."

"Hum, maaf."

"Tapi aku bisa bikin kamu nangis lebih kenceng lagi di kamar, di atas kasur."

"Hing?"

"Yuk nonton." Ajak Mark sambil tersenyum, mengalihkan pembicaraan. Waktu mereka berdua udah duduk, temen-temen Misa baru saja datang. Jadi sebenernya Mark udah rencanain ini. Misa selesai nangis, baru temen-temen mereka boleh datang.

Dan sekarang lagi-lagi Mark harus melawan Yena yang ingin duduk di dekat Misa, "aku mau sama pacarku!" Tangan Yena udah megangin tangannya Misa erat, dia ngga mau lepasin gadis itu.

"Duh Yen, lo kan punya Hendery. Ngapa sih masih nganggep pacar gue pacar lo?" Mark memutar bola matanya malas. Yena selalu saja ingin merebut Misa darinya. Yah walaupun Misa tidak mungkin berakhir dengan Yena juga, tapi tetap saja dirinya cemburu.

"Ya emang ngga boleh? She is my girl friend."

"She is my girlfriend!"

"Cewek bahasa inggrisnya apa?" Tanya Yena mulai mendikte Mark. Lelaki itu mengerutkan keningnya, "girl."

"Teman?"

"Friend."

"Kalo di sambungin?"

Mark menepuk jidatnya, ngga habis pikir sama jalan pikirannya Yena, "itu artinya teman perempuan Yena yaampun, bukan pacar!"

"Terserah, yang penting Misa sekarang sama aku." Yena udah nyamanin dirinya di deket bahunya Misa. Tubuhnya memeluk erat gadis itu. Misa tersenyum sama sekali tidak keberatan.

"Miii" rengek Mark bikin Misa terkekeh, "sekarang aku sama Yena dulu. Gih tidur sama Dery."

"Gak mau nanti dia ngomongin proposal." Mark majuin bibirnya. Terus akhirnya dia tidur di sisi lain tubuh Misa. Ikut tidur disana dan memeluk gadisnya pula, "aku mau disini aja."

"Terus Dery nonton sendiri?" Hendery tiba-tiba dateng. Terus dia milih buat nyusup di sampingnya Yena. Gini-gini Yena ini pacarnya, jadi peluk bolehlah.

Jaemin sama Kara liat Mark, Misa, Hendery sama Yena yang lagi blusukan di satu tempat. Keduanya berpandangan. Saling mengangguk kemudian memilih untuk ikut blusukan disana.

Lucas yang suka keramaian ikut blusukan juga, Yuqi juga jadinya ikut-ikutan. Yujin sama Woojin saling pandang. Keduanya tersenyum canggung sebelum akhirnya ikutan tidur di tempat yang sama disana.

Padahal tempatnya luas, tapi mereka milih buat ngabisin waktu bareng disana.

"AKU NGGA BISA NAFAAAAAAAAASSSS"

"SEMPITTTTT"

"AAAAA INI TANGAN SIAPA"

"KAKI SIAPA INI WOY"

"JANGAN MESRA MESRAAN YA ANJIR INI TEMPATNYA RAME"

"PINDAH KEK KALIAN"

"GUE SUKA ANJIR RAME GINI. BERASA PARTY BENERAN"

"PARTY MULU PIKIRAN LO"

"JANGAN INJEK PUSAKA GUE"

Dan akhirnya malam itu diisi teriakan dan jeritan dari mereka. Entah itu karena gak sengaja ketindih atau ngga sengaja keinjek. Intinya, mereka habisin waktu berharga bersama malam ini.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌apa kabar? Kalian semua baik-baik aja kan di rumah? Tetap jaga kesehatan dan kebersihan oke?🥺❤
recnjwin
2 Juni 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang