67

2.1K 362 283
                                    

Double Update! walaupun authornya lagi sedih ayo komen yang banyak biar mood aku naik lagi😭

Harsh Words!

Misa masih sesedih hari-hari sebelumnya. Ternyata mengontrol emosinya sendiri tidak semudah yang ia bayangkan. Bahkan sekarang Misa merasa jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Gadis itu selalu melamun, bahkan tanpa dirinya sendiri sadari. Kadang-kadang Mark harus segera menyadarkan Misa dari lamunannya. Mark tidak ingin Misa semakin tertekan karena hal itu.

"You okay?" Mark mengecup sisi kepala Misa. Sore itu Misa tengah duduk di balkon kamarnya, menikmati angin sore yang lumayan kecang. Mark baru saja datang dari kantor, lelaki itu bahkan lebih lebih lebih posesif lagi dari sebelumnya.

"Um." Misa mengangguk, membiarkan Mark mengangkat tubuhnya dan mendudukan si manis di pangkuannya, keduanya berhadapan, "udah minum susu?" Tangannya Mark mengusap pipi gembil Misa. Misa mengangguk menempelkan kepalanya di bahu lebar Mark, tangannya ia kalungkan di leher lelaki itu, "kamu ngga pulang?"

"No, aku bakal nemenin kamu disini."

Cup. Satu kecupan Mark terima di bibirnya, tangan Misa mengusap bagian belakang surai hitam Mark. Ingin lelaki itu merilekskan badannya sesekali. Mark terlalu banyak mengurusnya. Mark sudah bekerja keras selama ini.

"Mark,"

"Hm?"

"Perut sama pinggul aku nyeri.."

"Sayang?"

"Duduk disini ngga enak, aku mau rebahan di kasur." Misa menatap Mark dengan tatapan memelas. Dia ingin pindah dari sini. Dia ingin tidur di kasurnya sekarang juga.

Mark mengangguk, mengusap pipi gembil kesayangannya, "daddy gendong ya?"

"No, aku bisa jalan sendiri." Misa tersenyum. Mark menatap Misa lama, memastikan ucapan gadis itu benar. Setelah pasti, Mark mengangkat tubuh Misa, membiarkan gadis itu berdiri.

Mark menatap Misa dari belakang waktu gadis itu berjalan perlahan memasuki kamarnya.

Misa menghentikan langkahnya tepat di depan kasurnya. Kepalanya berputar hebat, dan tubuhnya bergetar. Walaupun ia begitu, dirinya sadar kalau.. sesuatu mengalir dari dalam tubuhnya.

Misa menunduk, menatap kakinya sebelum balik menatap Mark, "Mark.. darah.."

Keduanya bertatapan.

🎭🎭🎭

"Ibunya keracunan makanan, awalnya tubuh masih bisa menahan, tapi akibat stress dan hal-hal lainnya, tubuhnya tidak bisa menahan lagi. Dan faktor utama keguguran ini juga akibat umur ibunya yang masih muda."

"K-keracunan makanan?" Ayah, Bunda, dan Mark tampak amat sangat terkejut. Mana mungkin Misa bisa keracunan makanan? Makanan yang ia makan selalu steril. Selalu berasal dari mereka bertiga. Markpun selalu membiarkan Ayah dan Bunda memakan makanan yang ia belikan untuk Misa agar memastikan makanan itu steril.

Kenapa gadisnya bisa..

Bunda bahkan kehilangan keseimbangannya sekarang. Bunda jatuh dan menangis di pelukan Ayah. Cucunya pergi, bahkan sebelum ia bisa melihatnya.

Ayah tidak menangis. Dia hanya diam. Tapi Mark tau, dibalik diamnya Ayah, dirinya hancur sekali. Ayah pasti tidak menyangka kalau hal ini bisa terjadi pada si manis.

"Beberapa hari terakhir, apa nona Learnadi pernah makan telur atau seafood mentah, atau sejenisnya?" Dokter itu kembali bertanya yang mendapat reaksi terkejut dari Ayah.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang