"Hihi Bunda geli~" Misa terkikik geli waktu ngerasain perutnya diusap-usap oleh Bundanya berkali-kali. Bunda beberapa kali menggesekkan hidungnya disana, gemas sekali dengan anaknya yang satu ini.
"Kamu jangan gemesin ya, nanti Bunda gigit. Rawr," Bunda gerakin tangannya kayak mau nyakar gitu, bikin Misa lagi-lagi terkikik geli. Bundanya sangat lucu.
Kehamilan Misa telah berjalan lima bulan sekarang. Bunda jadi semakin protektif sama Misa dan ngga ngebiarin gadis itu terlalu jauh dari jangkauannya, Ayah atau Mark.
"Oh iya, jadwal kontrol kamu kapan lagi?" Misa tampak berpikir, dia sendiri lupa kapan. Bunda beranjak dari kasur dan pergi ke meja dekat lemari baju si manis. Membuka lacinya dan mengambil beberapa surat kontrolnya.
Membacanya sebentar kemudian menaruhnya kembali ke laci meja itu. Bunda balik naik ke atas kasur kemudian membiarkan Misa memeluknya manja, "besok kamu kontrol, sayang."
Misa mengangguk, "besok ya? Okay."
"Mau siapa yang anterin? Ayah Bunda atau Mark?"
"Siapa aja boleh, Bun. Mimi mau mau aja kok." Misa senyum sampai pipinya terlihat semakin gembil, emang Misa ini bayi banget. Bunda aja gemes banget banget banget! Ngga nyangka kalo dia lahirin anak semenggemaskan ini.
"Yaudah, jam berapa nih? Tidur ya?"
Misa mengangguk, Bunda membantu Misa memposisikan dirinya di atas kasur. Memakaikan si manis selimut dan mengecup keningnya lama.
"Bunda sayang kamu, selamat tidur sayang."
"Mimi juga sayang Bunda" Bunda mengusap rambut Misa beberapa saat sebelum akhirnya keluar dari kamar dan ninggalin Misa sendirian disana.
Misa mengambil ponselnya di atas nakas waktu denger ponselnya itu berbunyi. Menatap layar melihat siapa yang baru saja menghubunginya malam-malam begini.
Magu🍯 calling you..
Misa menatap ponselnya bingung. Kenapa Mark menelponnya? Apa yang membuat lelaki itu menghubunginya malam-malam begini? Si manis menerima panggilan itu dan tersenyum ketika mendengar suara Mark di seberang sana.
'Babe, still awake?' Mark terdengar tenang. Sepertinya lelaki itu telah mengistirahatkan tubuhnya di atas kasur. Misa suka saat Mark beristirahat. Mark terlalu banyak bekerja, untuknya.
"Eung, ini mau tidur. Kamu kenapa nelpon?" Misa mainin jarinya sambil menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Sesekali tersenyum membayangkan wajah Mark yang tiba-tiba melintas dipikirannya.
'Besok jadwal kontrol ke dokter kan? Aku temenin ya?' Misa bisa denger suara ranjang berdecit, Mark mengubah posisinya menjadi duduk. Sekarang lelaki itu duduk sambil memandangi foto Misa yang ia bingkai ditembok hadapannya.
Misa tersenyum. Lihatlah, bahkan Mark bisa mengingat jadwal kontrolnya tanpa perlu ia ingatkan. Apa dia sespesial itu di mata Mark?
"Kamu emangnya besok ngga sibuk? Ngga ada meeting juga?" Misa meluk bantal gulingnya, sebenarnya dia merindukan Mark dan ingin menghabiskan malam dengan lelaki itu. Tapi Misa kasihan kalau suruh Mark kesini malam-malam, pasti lelaki itu kelelahan.
'Ngga ada, sayang. Aku udah atur jadwal biar bisa nemenin kamu kontrol besok. Jadi jangan khawatir ya?'
"Iya, makasih ya Mark. Aku sayang kamu~"
'Kalo aku sih cinta kamu, Mi.'
Misa menggeleng cepat, tidak terima dengan apa yang Mark katakan padanya, "no! Aku yang lebih cinta!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora Box [✔]
Historia Corta╔════════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ ╚════════╝ ꜱᴜᴍʙᴇʀ ᴍᴀꜱᴀʟᴀʜ ɪᴛᴜ ʙᴇʀᴀꜱᴀʟ ᴅᴀʀɪ ᴋᴀᴍᴜ. Start : 21 Februari 2020. End : 14 Juni 2020. ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©